Eps 13

Beberapar pasang mata yang berada di sekitar mereka pun ikut dibuat tercengang saat melihat Vir bersikap begitu baik pada Zara si wanita aneh.

Vir dengan tenang mulai menaiki motor sportnya, di susul pula oleh Zara yang dengan ragu-ragu mulai naik berbonceng di belakang Vir.

"Kamu siap?"

"Emm." Zara pun mengangguk.

"Oh ya, satu hal yang harus kamu tau sebelum kita pergi. Aku tidak bisa pelan saat mengemudikan motor, jadi jika tidak ingin jatuh, maka kamu harus pegangan."

Vir pun akhirnya mulai melajukan motornya, namun Zara nampaknya belum mau jika harus berpegangan dengan Vir. Ia pun memilih memegang erat handle bagian belakang pada motor Vir, membuat Vir merasa kurang puas dengan perlakuan Zara itu. Namun bukan Vir namanya jika kehabisan akal dalam urusan mengendalikan wanita, ia pun dengan sengaja menambah kecepatan pada motornya, hingga membuat motornya semakin melesat cepat dan membuat Zara hampir jatuh dan merasa takut.

"Aku tidak maksud memaksamu untuk memegangku, tapi sudah ku katakan sebelumnya, jika motor ini memang tidak bisa pelan." Jelas Vir lagi dengan senyuman.

Akhirnya Zara pun kalah dalam pendiriannya, dengan perlahan, akhirnya kedua tangannya mulai memegang pundak Vir. Hal itu membuat Vir semakin melebarkan senyumannya karena merasa puas.

"Mungkin hari ini memegang pundakku saja sudah cukup, tapi next time jika kamu kembali menaiki motor ini, akan kupastikan kamu akan memeluk erat pinggangku." Celetuk Vir menggoda Zara.

Mendengar celetukan Vir yang terdengar mesum bagi Zara, membuatnya seketika langsung melepaskan pegangan tangannya pada pundak Vir.

"Hei, kenapa di lepas?"

"Tidak apa." Jawab Zara pelan dan singkat.

"Astaga, kenapa kamu begitu sensitif sekali. Sudah, ayo pegang lagi, karena aku ingin ngebut."

Suara motor Vir yang terdengar begitu garang di jalanan, terus melesat cepat bak cahaya. Membuat Zara semakin mengeratkan pegangannya, ia begitu takut namun tidak berani berkata apapun. Memerlukan waktu 10 menit saja, kini mereka pun telah sampai tepat di depan rumah Zara.

"Terima kasih." Ucap Zara saat mengembalikan helm pada Vir.

Vir pun menerimanya, dan hanya ia balas dengan sebuah anggukan pelan.

"Oh, jadi inikah rumahmu?" Tanya Vir sembari akhirnya ia pun turun dari motornya.

"Ka, kau mau apa?"

"Aku? Ya aku mau mampir lah, apa tidak boleh?" Tanya Vir polos.

"Tidak!" Zara dengan cepat melarang.

"Ta, tapi kenapa? Apa begini caramu membalas budi pada orang yang telah menolongmu?"

"Rumahku sedang kosong, tidak ada orang di dalam." Jelas Zara yang kembali menundukkan kepalanya.

"Wah, benarkah? Bukankah itu bagus?" Vir pun semakin melebarkan senyumannya.

Namun lagi-lagi perkataan Vir itu berhasil membuat Zara kembali cemas dan takut.

"Astaga, kenapa kau jadi sangat ketakutan setiap kali aku menggodamu? Aku hanya bercanda." Vir pun semakin terkekeh.

Namun bagi Zara bercanda Vir yang seolah terus mengarah ke perkataan mesum sama sekali tidak lucu baginya, melainkan justru membuatnya ketakutan.

"Hei teman, setidaknya berikan aku segelas air. Cuaca sangat panas hari ini." Celetuk Vir lagi.

Tanpa berkata apapun, Zara dengan cepat langsung meraih kunci rumah dari tasnya dan membuka pintunya.

"Ka, kau, tetap lah disini." Ucapnya pelan yang kemudian langsung masuk ke dalam rumahnya.

"Aneh sekali." Celetuk Vir pelan.

Tak lama, Zara pun kembali keluar dengan sudah membawa segelas Orange juss. Ia pun memberikannya kepada Vir masih tanpa sepatah katapun.

"Wah, apakah ini Orange Juss? Kenapa kau harus repot-repot membuatnya?"

"Selalu ada stok Orange Juss di kulkas, jadi tidak repot sama sekali."

"Oh hehe begitu rupanya." Vir kembali tersenyum dan mulai meneguk minumannya hingga kandas.

Akhirnya Vir pun memilih untuk pamit pulang, karena Zara masih tidak mengizinkannya memasuki rumahnya yang kosong. Namun begitu beberapa langkah beranjak, ibu Zara pulang dan langsung mengernyitkan dahinya saat melihat Vir.

"Zara, siapa dia?" Tanya Nany yang langsung menatap cemas ke arah Zara.

Vir yang menyadari hal itu pun langsung berbalik badan dan kembali menghampiri ibu Zara.

"Wah, apa anda adalah ibu Zara?" Tanya Vir dengan wajah berbinar.

"Iya." Jawab Nany singkat sembari menganggukkan kepalanya.

"Wah halo bu, aku Vir, teman kuliah Zara." Vir pun mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Nany.

Nany pun seketika melirik ke arah Zara dengan masih memasang raut wajah curiga. Karena sepengetahuan Nany, Zara anaknya tidak pernah sekalipun membawa teman ke rumah mereka apalagi jika teman itu seorang lelaki. Di tambah Nany sangat paham bagaimana kondisi anaknya setelah kejadian miris beberapa tahun silam membuat rasanya hampir tak mungkin Zara berani membawa teman lelaki ke rumah.

"Apa itu benar Zara?" Tanya Nany.

Zara pun mengangguk sembari menunduk.

"Jika benar begitu, kenapa kamu terus menunduk seperti ketakutan? Apa pria ini ada melakukan sesuatu padamu?" Tanya Nany seolah mengintrogasi Zara.

Namun Vir yang mendengar hal itu sontak langsung bersuara untuk membela dirinya.

"Ha, tidak bu, aku sama sekali tidak ada melakukan apapun padanya. Ibu boleh tanya sendiri dengan Zara." Jelas Vir yang tak ingin di nilai buruk oleh ibu Zara.

"Benar begitu kan Zara? Astaga kenapa kau diam saja? Ayo katakan sesuatu." Tambah Vir lagi.

"Dia justru menolongku bu, ceritanya panjang, tidak bisa ku ceritakan sekarang." Jelas Zara akhirnya secara singkat.

Membuat Vir seketika menghela nafas lega, akhirnya Nany pun kembali menatap Vir dan membalas jabatan tangannya.

"Terima kasih sudah menolong dan mengantarnya pulang." Nany pun tersenyum tipis.

Vir pun mengangguk dengan senyumannya yang semakin melebar, namun ia kembali menatap tangan ibu Zara.

"Apakah begini tangan seorang ibu? Rasanya sangat hangat dan lembut, aku bahkan hampir bagaimana bersentuhan dengan seorang ibu hehee." Gumam Vir sembari mengusap-usap tangan ibu Zara.

Membuat Nany seketika menarik tangannya karena merasa canggung saat Vir terus mengusap tangannya.

"Oh maaf bu, aku terbawa suasana." Ucap Vir cengengesan.

"Sebaiknya kau pulang." Ucap Nany kemudian.

Vir pun tersenyum dan mengangguk patuh, lalu ia pamit pulang pada Nany dan Zara.

"Ibu lelah, ibu masuk duluan ya," Nany pun mengusap singkat pundak Zara dan langsung masuk begitu saja ke dalam rumah.

"Vir." Panggil Zara pelan.

"Ya. Kenapa?" Jawab Vir sembari kembali menoleh ke arah Zara.

"Ja, jaketmu, biar ku cuci dulu ya."

"Oh itu, ok baiklah." Vir kembali tersenyum,

Ia pun akhirnya kembali melajukan motornya dan pergi. Zara yang masih berdiri di luar rumah sejenak jadi diam terpaku memandangi kepergian Vir.

"Ternyata dia tidak seburuk yang ku kira." Celetuk Zara dalam hati dan akhirnya ia pun masuk ke dalam rumahnya.

...Bersambung......

Terpopuler

Comments

Nila Sari

Nila Sari

bagus ceritanya thorrrrr

2021-11-18

0

Wie Yanah

Wie Yanah

vir... udh tau zara yg di sukai ken.. bkny ngmg lgsg sm ken yg trjd apa" sm zara

2021-11-07

2

Al Vi a

Al Vi a

Ken salah.. gk punya nyali... usaha sendiri dong.. jgn salah vir jika Zara akan sukanya kpda vir.. karena vir yg beri perhatian

2021-11-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!