Mobil berjalan melintasi jalanan Raya menuju kediaman Mansion Morgan, tidak ada percakapan atau suara dalam mobil yang terdengar dari tiga Orang yang sedang duduk.
Tring tring tring....
Suara ponsel berdering nyaring, terdengar suara dari dalam tas Nadine, Nadine mengambl ponsel dari dalam tas, tertera nama fery di layar ponsel Nadine, ia tidak mengangkat nya, ada panggilan 5 x Nadine tidak menjawab juga.
"Ciih! Berbisik, ganggu orang saja, kecil kan suara ponsel mu bodoh! maki Revan sambil menaruh benda pipih itu ke telinga nya.
Mendengar makian Revan, dengan cepat Nadine mensilent ponsel nya.
"TiNG!
Suara pesan masuk, Nadine membuka isi pesan itu, yang ternyata dari fery
Fery:
"Kamu dimana Nad? Kenapa telpon ku tidak diangkat"
Nadine:
"Maaf Dr fery, aku lagi dijalan, tadi aku terburu buru, kebetulan kaka ku menjemput"
Fery:
"Kenapa kau tidak tunggu aku, tadi aku ganti baju dulu"
Nadine:
"🙄🙄
Fery:
"Oke kalau begitu, sampai jumpa besok.
Nadine;
Oke...
*****
Nadine masuk kan kembali ponsel nya ke dalam tas, Ady mengemudi dengan kecepatan sedang, perjalanan ke Mansion memakan waktu satu setengah jam, tiba lah Mobil sedan Revan memasuki gerbang pintu Mansion Morgan.
Nadine membuka pintu, dan turun dari Mobil.
"Tunggu! Panggil Revan.
"Apa lagi, mau mu! Kata Nadine Acuh
"Ingat, Besok keberangkatan papa dan mama mu ke Belanda, ku harap kau tidak bicara macam macam pada mereka" seru Revan menatap tidak suka pada Nadine.
"Kau tidak perlu mengajari ku, Aku lebih tau apa yang harus aku lakukan! Kata Nadine, sambil berjalan masuk ke dalam, meninggl kan Revan yang masih berdiri di samping mobil.
"Ciih! Revan menendang Ban Mobil lalu masuk ke dalam Mansion.
"Nadine...kau sudah pulang Nak" tutur laras berjalan mnghmpiri Nadine yang sudah berada di dalam ruangan, di ikuti Morgan, tak lama masuk Revan kedalam Ruangan.
"Mama..." Nadine dan laras Berpelukan, "Om..." Mencium tangan Morgan.
"Pah! Tante! Sapa Revan
"Revan...!" Ayo duduk lah disini" Morgan merangkul Revan.
Mereka berempat duduk di sofa, seorang pelayan membawa 4 cangkir teh manis dan cemilan, mereka ngobrol bersama.
"Revan, besok papa dan tante Laras akan berangkat, jaga lah Nadine, kemungkinan papa akan pulang 6 bulan sekali, papa berharap saat kembali lagi ke sini, sudah menggendong seorang cucu"
"Uhuk uhuk uhuk...
Revan yang sedang meminum teh manis, lngsung terbatuk.
"Revan, hati hati kalau kau sedang minum" tutur Ramon sambil menepuk punggung Revan.
"It is oke..pah!
"Bagaimana dengan Manson ini pah, aku tidak bisa tiap hari pulang kesini, aku sudah memiliki Rumah Sendri"
"Tidak Masalah, kau bisa pulang kapan pun, Adik mu yang akan menempati Mansion ini"
"Hah! Revan menarik nafas dalam dan menghembus kan nya kasar.
"Papa harap kau Akur dengan Adik mu van... Papa tidak ingin dengar kalian ribut lagi, kalian Anak anak kandung papa, papa sudah tua, kau harus bantu adik mu Marcell, dia pun akan secepat nya menikah, Marcell sudah menelpon papa, kata nya sudah memiliki kekasih, calon Dokter juga dan kekasih nya tinggal di kota ini, jadi ia akan kembali"
"Baik pah, Aku akan bantu dia sebisa ku!"
"Nadine..." Panggil ramon
"Ahh, iya pah! Nadine tersentak dalam lamunan nya.
"Sebentar lagi kau akan menjadi seorang Dokter, ini hadiah buat mu" Ramon memberi kan sebuah kotak kecil pada Nadine, Nadine mengeryit kan keningnya "Ambil lah sayang" kata laras, Nadine pun menerima nya.
"Buka lah Nak" pinta Ramon
Nadine membuka kotak dan ia sungguh terkejut saat membuka kotak yang berisi kunci Mobil, mata nya membulat sempurna
"Apa ini buat ku pah?!
"Benar sayang...itu hadiah dari papa dan mama buat mu" kata Ramon
"Terima kasih pah! ucap Nadin dengan mata berkaca-kaca.
"Mah..! Maksih ya..,sudah menjadi mama terbaik buat Nadine" kata Nadine dan memeluk laras.
"Iya...sayang" Laras mengelus lembut punggung Nadine.
Revan menatap tidak suka pada Anak dan ibu itu, ia duduk di sofa bersebelahan dengan Ramon, menumpang kan kaki kanan ke kaki kira, sambil menggoyang goyang kan kaki nya.
"Sekarang, Ayo kita lihat mobil mu" Ajak Ramon, beranjak dari duduk nya di ikuti Laras dan Nadine, Revan terlihat malas untuk mengikuti mereka
Ramon menyuruh supir mengeluarkan sebuah Mobil dari dalam garasi, saat Mobil sudah meluncur keluar Garasi dan di parkir kan di depan halaman yang luas, Nadine merasa senang, ia tidak pernah membayang kan akan mendapat kan sebuah hadiah Mobil sedan berwarna merah dari Ramon.
"Naik lah kedalam Mobil itu" pinta Ramon pada Nadin.
Supir membuka kan pintu Mobil depan, dan Nadine menaiki nya, seorang supir memberi pengarahan, laras sangat bahagia melihat putri satu satunya begitu senang, jadi ia bisa melepas kan kepergian dirinya dan berharap Nadine mendapat kan kebahagiaan.
"Yuk sayang, kita kedalam, biar kan Anak anak kita menikmati Mobil itu" Ramon merangkul pundak Laras dan mereka berdua masuk kedalam.
Nadine pun bisa mengendarai mobil, dulu saat papa nya masih ada, mereka sering jalan jalan berdua dan Nadine yang membawa Mobil nya, setelah Nadin mendapat pengarahan dan sudah mengerti, ia keluar dari dalam mobil, saat menutup Mobil, Revan mendekat dengan kedua tangan di lipat ke dada.
"Heh' Revan tergelak, "Hebat,baru dua bulan jadi mantu papa ku, sudah mendapat hadiah Mobil, Ibu dan Anak sama sama senang harta!" Sindir Revan dengan tersenyum licik.
"Cukup Revan! Kau selalu saja menghina mama ku! Kau boleh saja menghina ku sesuka hati mu, tapi tidak dengan mama ku! ucap Nadine kesal dan lngsung pergi meninggal kan Revan.
"Nadine, sampai berapa kuat kau hidup dan tinggal di rumah ku! Sebentar lagi Nadine, bila sudah waktu nya, kau akan ku tendang dari Rumah ku! Maki Revan, bicara pada diri sendiri dengan kedua tangan mengepal.
Nadine duduk di Meja makan bersama Ramon dan Revan setelh pelayan menyiap kan hidangan diatas meja.
jam sudah menunjuk kan pukul 20:00 wib, mereka berempat masih Asyik ngobrol di taman belakang yang dipenuhi hiasan kolam ikan dan bunga mawar.
"Revan, tante titip Nadine, kalau nadine ada salah, tolong tegur Nadine baik baik agar dia mengerti, Nadine anak baik dan penurut"
"Ohh, tentu saja Tante, tidak usah khawatir, Aku pasti akan menjaga nya dengan baik" Revan tersenym licik di bibir, mata nya menatap Nadine sinis.
"Terima kasih Revan.." ucap Laras sambil mengelus lembut rambut Nadine.
Nadine hanya diam, wajah nya tertunduk sedih, laras tidak pernah tau, apa yang ada di hati Nadine, ada sebuah luka menganga yang belum bisa Nadine tutup, bagaimna tidak! perlakuan Revan yang kejam pada nya, setelh memperkosa Nadine, menikahi tanpa cinta, hanya untuk menghilang kan malu di klurga nya saja.
"Nadine kenapa kau diam? tanya laras.
"Mah! boleh kah malam ini, Nadine tidur dengan mama untuk yang terakhir"
Mata laras menatap Ramon seakan minta jawaban dari suami nya.
"Tentu saja Nad, kau boleh tidur dengan mama mu" kata Ramon memberi ijin.
Setelah berbincang bnyak hal, mereka semua kembali ke dalam Mansion dan masuk ke dalam kamar, Revan tidur di kamar nya sendiri, Ramon di kamar lain, karena Mansion Ramon begitu banyak kamar, laras dan Nadine tidur di kamar utama.
-
**Bersambung
-
sehabis baca, jangan lupa untuk:
LIKE, VOTE Dan KOMENTAR positifnya**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 241 Episodes
Comments
Ifah Ifah
mngkn Bun thor pas lg buat ini novel pas barengan buat novel ny Reno 🤭 mk ny mau ngetik morgan eeh lk ketik ramon trus semangat yah bun thor 😘😘😘
2025-01-19
0
Alexandra Juliana
Ramon bapaknya Reno, mertuanya Delena 😁😁
2023-04-30
0
Veronica Maria
ganti nma nih dr morgan ke ramon ?? ngehalu kah ?
2022-07-01
0