Pagi itu semua telah bersiap siap untuk mengantar kepergian Laras dan Morgan ke Bandara.
Para pelayan sudah menyiap kan untuk sarapan pagi di meja makan, Laras, Morgan, Revan dan Nadine menyantap hidangan di meja makan,
Selesai makan bersama mereka pergi meninggalkan Mansion menuju bandara, kali ini Revan Sendri yang mengendarai,ada Morgan di samping Revan, Nadine bersama Laras duduk di belakang.
Nadine bersandar pada pundak laras, ia begitu sedih harus berpisah dengan laras mama nya, orang yang paling Nadin sayangi dan tempat ia curhat, kini laras sudah ikut Morgan ke Belanda mengurus gradma nenek dari Revan dan mengurus bisnisnya disana, sudah pasti hari hari Nadine akan dipenuhi ketidak adilan Revan padanya
Tetesan Air mata Nadine terjatuh di pundak Laras,
"Sayang, kau menangis?" Kata laras menatap wajah Nadine dari samping.
Nadine mengangkat kepalanya dari pundak laras, ia hanya mnggeleng, laras mengusap lembut Airmata Nadine, ada kesedihan di wajah Anak nya
"Kau tidak rela mama harus pergi?!
"Tidak mah, Aku hanya sedih harus berpisah dengan mama" memeluk kembali laras.
"Nanti pun akan terbiasa sayang, kau dan Revan kan bisa mengunjungi mama dan Papa di Belanda" kata Morgan
Di balik kacamata hitam nya, terbesit
senyuman licik dari bibir Revan, dia masih terus mengendarai mobilnya, hampir dua jam perjalanan, Mobil mereka sampai juga di Bandara.
Mereka semua turun dari Mobil, dan Duduk di Ruangan tunggu, karna sekitar 15 menit lagi, pintu masuk keberangkatan akan di buka.
Suara pemberitahuan dari Resepsionis mulai terdengar, Ramon dan Laras sudah bersiap siap untuk masuk ke dalam Bandara, melalui pemeriksaan.
"Nadine jaga diri mu baik baik, turuti perintah suami mu, Revan bukan hanya kaka mu, tapi sekarang dia sudah menjadi suami mu juga" kata Laras sambil memeluk tubuh Nadine.
"Revan, tolong jaga Anak ku Nadine, ia Anak yang manja"
"Baik, Tante.." kata Revan dengan kedua tangannya masuk disaku celana nya.
"Revan, jaga Nadine dengan baik, dia sudah menjadi tanggung jawab mu, Nadine bukan hanya Adik mu, tapi sekarang dia adalah istri mu"
"Baik pah! Aku pasti menjaga nya dengan baik" kata Revan, mereka pun saling merangkul
"Nadine, kau jangan bersedih lagi, Revan akan menjaga mu dengan baik" kata Morgan sambil mengelus lembut kepala Nadin
Nadine hanya mengangguk sambil terisak di pelukan Laras.
"Ya sudah, mama berangkat dulu, keburu pesawat nya landing"
Nadine melepas pelukannya, dan mencium tangan Morgan dan Laras, mereka berdua pergi berjalan masuk ke dalam Bandara, melambai kan tangan nya sambil membawa tas dorong, hati Nadine begitu hampa, ia terus menatap kepergian Laras dan Morgan sampai hilang di balik pintu.
"Kau ingin pulang, atau masih ingin tetap tinggal di sini!" Bentak Revan, Nadine tersentak kaget dan buyar dari lamunannya, ia melihat Revan sudah pergi menjauh meninggalkan dirinya, Nadine terus berlari kecil, agar tidak tertinggal jauh dari Revan.
Revan masuk ke dalam Mobil, di ikuti Nadine yang duduk di kursi belakang, Revan menjalankan Mobilnya, tidak ada pembicaran dari keduanya, Nadine hanya diam,ia mengambil ponsel dari dalam tas,ia membalas chatan dari Alisya.
Revan malah menelpon Natasya, dengan sengaja ia membesar kan volume nya.
Revan:
"Hallo sayang kau dimana? Kangen banget aku" tertawa renyah
Tasya:
"Di hati mu donk yank! Kau dimana?
Revan:
"Di jalan yank, tadi habis antar papa ke bandara"
"Tasya:
"Oohh,,,jadi papa sudah berangkat?
Revan:
"Iya sudah, yank.."
Tasya:
"Sudah sampai mana van? berapa lama lagi siih, aku harus menunggu..?
Revan:
"Sabar donk yank, aku sedang menuju ketempat mu"
Tasya:
"Baik lah, aku selalu sabar menunggu"
"Revan:
"Oke,,, sayang... muuach.."
Telpon pun terputus, begitu lah Revan Pria tampan yang tidak punya hati,ia tidak pernah menganggap Nadine ada, atau menghargai perasaannya sebagai istri syah Revan.
Tiba-tiba Mobil berhenti di Simpang jalan Raya.
"Nadine! Panggil Revan
Nadine yang sedang memegang ponsel, mengangkat wajahnya, menatap kearah Revan.
"Turun lah! pinta Revan
"Apa Maksud mu?! tanya Nadine
"Ku bilang turun, ya turun! bentak Revan
"Ta..tapi Aku dimana? Aku tidak kenal tempat ini?
"Gak usah banyak alasan, banyak taxy yang bisa mengantar mu pulang!
Nadine hanya terdiam, ia menggigit bibir bawahnya, Revan tiba-tiba seenaknya menurunkan dia ditengah jalan, karena Nadine tidak bergeming, Revan turun dari Mobilnya dan Berjalan ke Arah Nadine, ia membuka pintu mobil belakang, menarik tangan Nadine kasar.
"Cepat keluar! Apa kau tuli!!
"Kau sungguh kejam Revan, tidak punya hati sedikit pun!
"Sudah cukup! Aku tidak ingin dengar celoteh mu!
"Kau selalu berpura-pura baik di depan papa dan Mama ku! Teriak Nadine, dengan mata berkaca-kaca
Seketika dada Nadine bergemuruh, nafasnya begitu sesak, Airmata sudah lolos begitu saja dari wajah cantiknya
Revan tidak peduli dengan tangisan Nadine, ia terus berjalan dan masuk kembali kedalam mobil.
"BRAKK
Menutup pintu Mobil dengan kasar, dan tanpa dosa, Revan pergi begitu saja meningglkan Nadine.
"Hiks hiks hiks hiks....
Nadine menutup wajahnya dengan kedua tangan,ia terduduk di bawah sebuah pohon, berusaha menahan tangisannya agar tidak terus kluar.
Tring tring tring.....
Ponsel Nadine terdengar nyaring, ia membuka tas, mngambil ponsel di dalam tasnya, tertera nama fery di layar ponsel, dengan cepat Nadine mengangkat nya.
"Hallo..."
"Nadine, kau dimana?
"Aku..." Nadine terdiam, dari ujung telepon fery mendengar nafas Nadine yang tak beraturan, suara isakan sayup sayup terdengar.
"Nadine, kau menangis? Kau dimana? Katakan, biar aku menjemput mu"
"Aku tidak tau dimana Dok..? Hik.. hik
"Kau sherlock sekarang, aku lngsung menuju kesana"
"IYa... sebentr"
Nadine Mengirim kan Sherlock pada Fery, dan lngsung terkirim.
"Nadine, kau jangan kemana-mana, tunggu aku disana, ingat kalau ada orang mengajak mu bicara dan itu mencurigakan, kau harus menghindar, oke..?"
"IYa Dok..."
Telpon pun terputus, Nadine duduk dibawah pohon, kendaraan Roda empat dan roda dua lalu lalang di depan Nadine.
"Ya Allah, kenapa Nasib harus pertemukan aku dengan Revan, Andai Aku bisa keluar dari belenggu Revan, dan pergi dari kehidupan nya untuk selamanya, tapi bagaimana dengan Mama? kalau dia tau Aku pergi meninggalkan Revan? sudah pasti Revan akan buat cerita yang memojok kan aku, lalu mama kecewa pada ku? Aku takut, Mama punya penyakit jantung .." hiks...hiks...
Nadine sudah tidak bisa menahan Airmata nya untuk tidak keluar, ia menyeka kasar Airmata itu.
Tiba-tiba suara petir menyambar, dibarengi dengan rintikan hujan, Nadine berlari mencari tempat berteduh, agar tidak terkena Air hujan, ia berteduh di depan Toko yang tertutup, kedua tangan nya ia bekapkan di dada, karena hujan semakin deras.
Sejam lebih Nadine menunggu, tiba-tiba ponsel nya berdering, dengan terburu buru Nadine keluar kan ponsel itu, dan terjatuh karena licin, saat tubuh nya membungkuk ingin mngambil ponsel itu...
"BYURR....
"Aaagghhh! Pekik Nadine
Sebuah Mobil Sedan Hitam, telah menciprat wajah dan baju Nadine, saat itu lah Nadine melihat dengan jelas Mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi itu.
"Bukan kah itu Mobil Revan? gumam nya
Ponsel berdering kembali, Nadine mengangkat nya.
'Nad.., kamu dimana? tanya fery yang sudah berada disekitar lokasi.
"Aku disini, sedang berteduh, kau lihat toko di sebrang jalan kan, toko diemperan samping tukang buah, aku sedang berdiri"
"IYa baik lah, aku sudah lihat, biar aku putar balik dulu"
Sebuah Mobil jeeb berhenti di depan toko, tempat Nadine berdiri, Fery turun dengan membawa payung, dan membawa Nadine masuk kedalam Mobil,
🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴
-
-
Bersambung
-
-
-
jangan lupa untuk LIKE setelah membaca, dan beri Author VOTE, sertakan juga KOMENTAR positifnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 241 Episodes
Comments
Alexandra Juliana
Blm terbang ko udh landing aja...
2023-04-30
0
OrrieOn
take off
2022-08-08
0
🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺
duch Thor..tolong bwt mrk pisah aja.. jodohkan Nadine dgn yg lain...gk rela rasanya trs2 sm Revan...
2022-06-26
0