Waktu terus berjalan, tak terasa satu bulan sudah Nadine tinggal hidup bersama Revan, walau hidup mereka satu atap, tapi tidak pernah bertegur sapa, mereka menjalani hidup masing-masing.
Pagi itu Nadine akan pergi kesebuah Universitas, mengurus perpindahan kuliah nya, yang tinggal semester akhir, harapan dan cita-cita nya untuk menjadi seorang Dokter tidak pernah pupus, walau kini stastus nya bukan lah seorang gadis, dia yakin dibalik kelemahan nya sebagai seorang wanita, ada sebuah kekuatan yang mendorong nya untuk maju, ia tidak ingin Mama nya kecewa.
Hampir Tiga bulan Nadine berada di Indonesia, yang rencana hanya satu bulan ia liburan kuliah di Indonesia, tapi Nasib berkata lain, justru ia kembali pulang ke Negara asalnya dengan berubah status menjadi istri Revan Prayudha vandes, Pria tampan yang Arogan, blasteran Belanda indo, ya Morgan vandes adalah orang asli Belanda, menikah dengan Rere ibunya Revan sudah Almarhum, memiliki Dua orang putra, Morgan sendiri menetap tinggal di Indonesia setelah menikahi Rere, sementara laras adalah bawahan Morgan yang bekerja dikantor nya sebagai asisten manager, hingga akhirnya mereka menikah dua tahun yang lalu, tapi mereka tidak memiliki keturunan, hanya ingin menghabis kan masa tua bersama.
Nadine sudah rapih dengan setelan kemeja putih lengan panjang yang ia gulung sebatas siku, celana jeans hitam, Rambut panjng hitam dikuncir kuda, tas yang selalu ia selempang, menuruni anak tangga sambil mendekap map coklat di dada nya.
Saat sudah berada di bawah, Nadine melihat Revan belum berangkat ke kantor, ia sudah rapih dengan setelan jas nya, sedang duduk di kursi makan sambil menelpon, tadi nya Nadine ingin ke meja makan, sekedar memakan satu sandwich, hanya untuk mengganjal perut nya, tapi ia urung kan, ia pergi ke dapur untuk membuat teh manis hangat.
"Eehh Non Nadine..? sapa novy "Mau kemana Non, Pagi pagi sudah cantik..?
"Mau ke Universitas Nov, mau Antar surat kepindahan kuliah ku disini" kata Nadine sambil mengambl gelas, memasukan gula pasir, menuang kan Air panas kedalam gelas.
"Eehh Non, biar aku saja yang buat teh manis, kenapa buat sendiri"
"Gak apa apa Nov.." meniup niupnya lalu meminum teh manis sedikit sedikit.
"Kenapa gak duduk di meja makan, gak baik non berdiri begitu"
"Aku buru buru nov, ya sudah ya aku berangkat dulu" menaruh gelas dan kluar Dari dapur.
Saat sudah berada di Ruang tamu, Nadine masih melihat Revan duduk disofa, tertawa sambil memegang ponsel, Nadine tak peduli lagi, itu kan yang Revan mau, tidak ingin di ganggu dengan kehadiran nya, ia berjalan begitu saja keluar Rumah, tanpa berpamitan.
"Mba Nadine, mau kemana? tanya Ady yang berdiri di depan Mobil sambil bermain game, Nadine melihat Ady asik bermain game sambil menunggu Revan.
"Mau ke kampus, Aku jalan dulu" ucap nadine sambil berjalan kearah gerbang
"Ehh mba nadine tunggu dulu, kenapa gak ikut bareng saja, dari sini kedepan cukup jauh" kata Ady menawar kan
"Kau pikir majikan mu itu mau di tumpangi aku, jangan kan aku naik mobil nya, melihat ku saja jijik.." seru Nadine lngsung pergi berjalan.
"Aku pesan kan kendaraan Online ya? kata Ady lagi memberi solusi.
"Di kompleks ini tidak boleh ada kendaraan online masuk, karna di depan sudah ada ojek, makasih Ady...aku bisa berjalan sendiri"
Nadin terus berjalan, Dari Rumah Revan sampai depan pangkalan sekitar 500 meter.
"Van....itu Nadine, Apa kita ajak saja ikut sampai depan, kasihan.."
"Biar kan saja dia berolahraga, jangan kebiasaan di manja" kata Revan, masa bodo sambil asyik memegang ponsel nya"
Mobil Revan berjalan melewati Nadine, sebenarnya Ady tidak tega melihat Nadine Berjalan ditempat sepi sendiri.
"Terbuat dari apakah hati mu van, Nadine itu Gadis yang baik dan lembut"
"Bisa diam tidak kau dy? kalau kau kasihan sama dia, kau nikahi saja dia! maki Revan membuat Ady terdiam.
Sampai juga Nadine di depan pertigaan, ia mulai memesan kendaraan online, 10 menit menunggu Mobil itu datang dan pergi menuju universitas.
Nadine menuju bagian Administrasi, selelah berkas surat pindahan nya lengkap, ia mulai akan menerus kan kuliah nya kembali.
Nadine duduk disebuah pohon yang rindang masih diarea kampus,ia menelpon laras untuk memberitahu, kalau sudah diterima di sebuah Universitas.
"Boleh kah aku duduk disini? tanya seseorang yang melihat Nadine, sedang mengetik di ponsel.
"Silahkan.." kata Nadine tanpa menoleh ke arah Nya.
"Kau Nadine bukan? tanya nya lagi, dan membuat Nadine terkejut, ia hentikan mngetik nya dan menoleh pada sosok seorang pria tampan, sedang duduk di samping nya.
Nadine mengeryit kan keningnya,ia sedang mengingat pria itu, karena wajahnya pernah Nadine kenal.
"Aku Dokter Ferry, yang pernah menangani mu di Rumah Sakit, karena pergelangan tangan mu terluka" kata ferry sambil mengulur kan tangan nya.
"Ahh...iya aku ingat, Kau Dr ferry, maaf aku lupa.." kata Nadine malu, sambil menerima uluran tangan ferry.
"Kau sedang apa disini?
"Aku habis mengurus perpindahan kuliah ku dari Sidney ke mari"
"Oohhw...jadi kau calon Dokter?
"Iya...tinggal menerus kan semester akhir"
"Ambil jurusan Apa?
"Jurusan spesialis kandungan, S.2"
"Wahh aku gak nyangka, kalau pasien ku seorang Dokter kandungan, tapi..kenapa kau pindah? bukan kah di Sidney lebih bonafid? tidak semua orang bisa kuliah di Sidney"
Nadine terdiam, wajahnya tertunduk, mata nya mulai memanas, bila ia ingat semua itu, hanya rasa sakit yang terpendam, ia mengigit bibirnya, menahan Air mata yang hampir jatuh
"Ohh, maaf Nadine, kalau pertanyaan mu membuat mu terluka" ucap ferry tak enak hati.
Nadine hanya menggeleng pelan, sambil meremas ujung kemejanya.
"Hmmm...Nadine.." ferry menggaruk alis nya yang sebenarnya tidak gatal "Mau kah kita ke pantai, mungkin dipantai bisa membuat mu tenang dan rileks, disana kau, bisa melepas kepenatan mu" kata ferry menawar kan
Nadine tetap terdiam, tapi sebenarnya Nadine butuh seorang teman, untuk berbagi duka dengan nya, karena sifatnya yang tertutup dan pendiam tidak memiliki teman ditempat nya ia tinggal, ia jarang kluar rumah, karna di komplek pun penghuni nya tertutup.
Nadine menatap wajah ferry, seakan sedang mengamati ketulusan hati nya, yang disambut ketawa renyah dari seorang ferry, ia begitu mempesona, akhir nya Nadine mengangguk setuju.
"Kau tunggu di sini, biar aku ambil mobil nya dulu" fery pergi berjalan masuk kedalam kampus menuju ke parkiran.
"Ferr...." panggil seorang wanita, ia Berjalan mnghampiri fery
"Bisa kah aku menumpang Mobil mu?" kata wanita itu memelas, sambil bersandar di badan mobil.
"Maaf, Shell.. Aku masih ada urusan" ucap ferry dingin, tanpa mempeduli kan nya,dan masuk ke dalam mobil, meninggal kan wanita itu.
"Tin...tin...tin...
Mobil ferry sudah berhenti di depan Nadine duduk,ia kluar mobil, berjalan membuka pintu mobil untuk Nadine, setelah Nadine masuk, Mobil berjalan meninggal kan kampus, menuju pantai.
Dari jarak 30 meter berdiri wanita tadi, sedang mengamati ferry.
"Siapa wanita itu? kenapa ferry malah pergi dengan dia?" Awas saja kau ferr!
-
-
-
Bersambung
-
-
Sehabis Baca jangan lupa untuk LIKE, VOTE dan komen positif nya.
Happy Reading 😍**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 241 Episodes
Comments
Alexandra Juliana
Diawal bilang Nadine tinggal skipsi tp ternyata dia S2 yg berarti tesis Thor, krn skripsi utk S1
2023-04-30
0
Ge
Udah tua dong si Nadine.. secara ngmbil Spesialis Kandungan🤣🤣
2023-02-12
0
Fatimatus Soleha
😍
2022-08-31
0