Di dalam kamar
"Revan, cepat kau panggil Dokter sekarng, papa tidak mau Nadine sakit"
"Baik pah!
Revan pergi kluar meninggl kan kamar Nadine.
"Nadine kenapa kau tidur disini? Kan dibawah ada kamar Revan?
"Apalagi yang sudah Revan cerita ke mereka" bathin Nadine
"Tidak apa-apa ko pah, aku senang di atas karna bisa lihat orang orang beraktifitas di jalanan, dan udara nya juga sejuk.
"Nadine, mama dan Om Morgan akan ngomong sesuatu dengan kalian berdua"
"Ngomong apa mah! tanya Nadine penuh selidik
"Nanti saat ada Revan"
Tak lama Revan datang dengan membawa Dokter pribadi nya, yang masih satu kompleks.
"Silahkan Dokter"
"Kenal kan Tuan besar, nyonya, nama saya Dr Alfian" ucap nya sambil berjabat tangan.
Dr Alfian mulai periksa Nadine dengan Alat Stetoskop.
"Nona, Apa kehujanan, karna panas suhu badan nya dan batuk karena perubahan cuaca, apa lagi sekarang musim hujan dan banjir, tolong di jaga kondisi nya ya"
Nadine melirik ke arah Revan, ia pura pura tidak tau, atas perbuatan nya.
"Oiya minum obat Antibiotik ini" Dr Alfian mengambil resep dari dalam tas, memberi kan nya pada Nadine.
Setelah selesai periksa Nadine, Revan mengantar Dr Alfian sampai bawah.
"Sayang minum obat nya dulu" kata laras
"Iya mah, nanti aku minum obatnya"
"Kalau gitu kita kebawah, kau sarapan dulu.."
Nadine, laras dan Morgan Berjalan ke luar kamar menuruni anak tangga, dan Novy datang mnghampiri
"Nyonya, Tuan, Non Nadine, silakan makan dulu" kata novy
Semua berjalan menuju meja makan, tak lama Revan datang dan duduk di samping Nadine, ini pertama kali nya Revan duduk satu meja bareng Nadine, jangn kan duduk bersama Revan, menatap Nadine saja ia tidak pernah, hanya kebencian yang mendalam pada diri Revan.
Usai sudah mereka makan bersama, lalu duduk di ruangan tamu,Rumah mewah berlantai tiga itu, mendominasi gaya klasik modern.
"Nadine, Revan.." Morgan mulai buka suara "kalian adalah Anak anak papa, cuma papa minta pada kalian, harus saling menjaga dan akur dalam berumah tangga, papa dan mama akan pulang ke Belanda, karena Grand ma sudah sakit sakitan, tidak ada yang mengurus nya"
"Lalu bagaimana dengan perusahaan papa?'
"Begini, kebetulan Adik mu Marcel akan kembali ke Jakarta, ia sudah jadi seorang Dokter Ahli bedah, dan memiliki Rumah Sakit Sendri dijakarta"
"Papa yang mnginves kan Rumah Sakit itu untuk Marcell"
"Kau pun sudah memiliki perusahaan sendiri yang papa investasi kan sebesar 60%.."
"Oke....jadi perusahaan papa siapa yang akan urus dijakarta?"
"Marcell.."
"Marcell pah! Memaling kan wajah nya
"kenapa? Apa kau tidak suka?
"Bukan tidak suka, Marcell itu beda jurusan pah! dia kedokteran, tidak akan mengerti masalah bisnis"
"Papa yakin dia bisa pegang perusahaan papa, karena Marcell Anak yang cerdas" puji Morgan, membuat wajah Revan memerah karna kecewa
"Jadi mama akan tinggal kan Nadine" menatap wajah laras nanar, bola mata Nadine berputar putar seakan tidak ada ketenangan,hanya kegelisahan dan ketakutan yang Nadine rasakan
"Nadine kamu kenapa sayang?
"Tidak apa-apa mah!
"Mama janji akan sering kesini ko, sekarang kamu kan tidak sendiri, sudah ada Revan yang menjaga mu"
Seketika dada Nadine terasa sakit, jantung nya berdebar kencang.
"Kapan Mama akan berangkat"
"Secepat nya, mungkin minggu depan"
"Oiya Nad, nanti Mobil papa untuk mu, kamu pakai untuk kuliah ya"
"Terima kasih pah! Ucap Nadine tersenyum tipis.
Ya sudah kalau begitu mama dan papa pulang dulu ya, sayang jaga dirimu baik-baik, jangan lupa minum obat nya, dan ingat nurut Apa kata suami mu"
"Iya mah! Mereka saling merangkul
"Nadine, sekarang panggil saja papa jangan Om lagi,kau adalah Anak ku juga"
"Baik lah pah!
Mereka pun berpamitan dan pulang meninggal kan kediaman Revan.
Nadine Berjalan meninggl kan ruangan itu, tanpa pedulikan Revan, saat akan menaiki anak tangga Revan mulai berkicau
"Hebat! Anak mantu kesayangn papa Morgan, mendapat mobil gratis, kau bisa sepuasnya pulang sampai pagi, atau tidak akan pernah kembali pulang lagi!" tersenyum sinis
Nadine genggam erat pegangan tangga, menahan kekesalan pada Revan "Sampai kapan kau ingin menyakiti ku terus Revan! Ucap Nadine geram.
"Hah! Pertanyaan yang bodoh! tertawa kecil "sampai kapan?! Ya sampai aku puas menyakiti mu!"
"Terus kan lah, bila menyakiti ku membuat mu puas! dan sandiwara mu sungguh hebat, bisa meyakin kan semua orang" seru Nadine sambil terus berjalan menaiki anak tangga, tanpa peduli kan amarah Revan
"Shiit! beraninya kau!
🦋🦋🦋🦋🦋🦋
Pagi yang cerah, Nadine membuka jendela kamar, udara langsung masuk, Angin begitu sejuk menerpa wajah cantik Nadine, baru saja ia selesai menjalani sholat subuh,
"Drett... drett... drett...
Berbunyi Suara getaran ponsel Nadine, ia ambil ponsel nya dari atas ranjang, melihat nomor Area dari Luar Negri, mengerut kan kening nya, mengingat nomor itu, akhir nya ia angkat juga.
"Hallo...?
"Nadine...?
terdengar suara berat dari ujung telpon itu, ia membekap mulutnya tak percaya dengan suara seorang pria yang dia dengar dari ujung telepon.
tiba-tiba Nadine terisak
"Nadine..,ada apa dengan mu? kenapa kau menangis, Nadine...jelas kan pada ku,kenapa kau tidak kembali menerus kan kuliah mu di Sidney? tanya pria di ujung telpon.
"Yud..maaf kan aku, Aku tidak bisa menjelas kan nya di telpon"
"Baik lah Aku tidak akan memaksa mu, untuk menjelas kan nya sekarang"
Nadine terdiam, entah apa yang sedang ia pikir kan saat ini,
"Nadine.." panggil Pria dari sebrang sana,
"IYa Yud...,aku mendengar kan mu"
"Minggu depan Aku akan kembali ke Jakarta, Papa ku menyuruh ku kembali untuk menerus kan Bisnis nya"
"Bisnis? bukan kah kau seorang Dokter? dan tunggu... jakarta? bukan kah kau tinggal di Belanda dengan Nenek mu?
"IYa, Aku tinggal dengan Grandma, saat aku SMP dan pindah sekolah disana, dan kuliah di Sidney, kini Grandma sudah tua, papa ku anak satu satunya dan ingin mengurus ibu nya bersama ibu sambung ku"
Deg! kenapa cerita yang mirip dengan dirinya dan juga papa Morgan, yang akan pergi ke Belanda mengurus Grandma yang sudah tua, ucap nadine bertanya dalam hati.
"Nadine...? Apa kau masih mendengar kan?
"IY..IYa Yudhy...? Aku masih disini
"Baik lah Nadine, Aku harus urus kepindahan ku dulu, nanti aku kabari lagi"
"iYa Yud..."
telpon pun terputus, seketika tubuh Nadine terasa lemas, ia terduduk di pinggir ranjang sambil matanya menerawang jauh.
-
-
-
Bersambung
-
-
Setelah baca jangan lupa untuk LIKE dan VOTE serta KOMENTAR nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 241 Episodes
Comments
Alexandra Juliana
Jgn2 yg nlp itu Marcel, tanpa keduanya sadari hbw mrk saudara tiri
2023-04-30
0
Fatimatus Soleha
kok kebetulan gitu ya, janganw Yudi itu marcel
2022-08-31
0
Ⓜ️🅰️ℹ️
Marcel ni
2022-07-07
0