Abi mendekap Dinda membawanya kedalam pelukannya, tidak lama kemudian lampu-lampu dalam ruangan menyala, menandakan film telah usai. Semua pengunjung membubarkan diri.
Abi berjalan mendahului Dinda dengan tangan yang menggenggam telapak tangan Dinda, Dinda tepat berada dibelakang Abi, entah mengapa Dinda tidak bisa menolak dari sentuhan Abi, Dinda sendiri merasa nyaman dengan Abi. Sehingga membiarkan Abi menggenggam tangannya.
Tiba-tiba ada salah satu pengunjung yang hampir terjatuh dan mengenai Dinda, membuat Dinda mau tidak mau menabrakan dirinya pada Abi, Abi berbalik dan menangkap Dinda, "Hati-hati mba!" ucap Abi pada mba-mba yang mendorong Dinda, "Maaf, maaf. Saya tidak sengaja" ucapnya. Lalu Abi dan Dinda memberi jalan lebih dulu untuk si mba nya.
"Kamu nggak papa?"
"Aku nggak papa kok mas" jawab Dinda dengan tersenyum.
Setelah itu Abi langsung mengantarkan Dinda pulang kerumahnya. Selama perjalanan Dinda dan Abi saling diam, Abi melihat kalau Dinda sudah tertidur disampingnya tanpa memasang sabuk pengamannya terlebih dulu.
Abi menepikan mobilnya dan memasangkan sabuk pengaman untuk Dinda.
Dinda tau apa yang dilakukan Abi, karena Dinda sebenarnya hanya pura-pura tertidur, Dinda merasa salah tingkah dan memilih memejamkan matanya.
Dinda dapat mencium aroma semerbak dari parfum yang berada tubuh Abi, aroma yang menenangkan, menyegarkan, sepertinya aroma itu akan menjadi candu bagi Dinda.
Setelah memasang sabuk pengamannya, Abi melanjutkan kembali perjalanannya.
Abi membangunkan Dinda dengan lembut saat keduanya sudah sampai, "Din, Dinda, sudah sampai"
Lalu Dinda membuka matanya dan mengerjapkannya.
"ehmb, makasih Mas," Ucap Dinda kemudian melepas sabuk pengamannya, "Kok susah Mas?"
Abi tersenyum melihat Dinda yang salah tingkah, sampai melepaskan sabuk pengaman saja terasa sulit. Abi menyentuh tangan Dinda yang kekusahan melepaskan sabuk pengamannya. Membuat Dinda semakin gugup.
"Begini caranya'' ucap Abi yang membantu Dinda, Dinda merasa malu karena membuka semudah itu saja kenapa dirinya mempersulit, dalam hatinya Dinda merutuki dirinya sendiri. "Bodoh, duh malunya" batin Dinda.
Dinda menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dan menunjukan senyum kikuk. Sementara itu Abi menahan tawanya. Abi terus memandangi wajah Dinda, sepertinya Dinda masih betah berada didalam mobil Abi, karena Dinda tidak juga turun dari mobil Abi.
Abi merapikan anak rambut Dinda membawanya kebelakang telinga. Dan "Cup" Abi mencium kening Dinda. Tentu saja Dinda terkejut, membuat Dinda membulatkan matanya dengan sempurna. "Sudah sampai" Ucap Abi menyadarkan Dinda.
Dinda menyadari kebodohannya membuat dirinya semakin salah tingkah.
Saat Dinda membuka pintu mobil tiba-tiba pintunya terkunci kembali, Abi yang menguncinya.
Dinda melihat kearah Abi, Dinda melihat Abi yang sedang memajukan wajahnya, Dinda tahu apa yang akan terjadi, tapi anehnya Dinda tidak menolak, lagi-lagi Abi mendaratkan bibirnya, Kali ini Abi mendaratkan bibirnya dibibir mungil Dinda, tangan Abi menahan kepala Dinda, dengan tangan satunya yang menggenggam lengan Dinda. Sedangkan Dinda meremas tangannya sendiri.
"Eehmb, Emm" lenguhan dari Dinda dan Abi, Abi melepaskan ciumannya sebelum menjadi semakin panas, Abi mengusap bibir Dinda yang basah karena ulahnya, Ibu jari Abi mengusap lembut bibir Dinda, setelah itu Abi membuka kunci pintunya, Dinda langsung keluar berlari dan membuka pintu pagar rumahnya, sebelum menutup pintu pagarnya Dinda menyempatkan melihat Abi dengan wajah yang bersemu merah.
Abi melambaikan tangan dan tersenyum pada Dinda.
Dinda menutup pagarnya setelah melihat Abi pergi. Dengan perasaan yang tak menentu Dinda melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah.
Semua lampu sudah dimatikan karena hari sudah sangat malam yaitu pukul 23:56 wib.
______
Beberapa menit kemudian Abi sudah sampai di rumahnya, setelah memarkirkan mobilnya Abi langsung berlari menuju kedalam kamarnya, Abi terlihat sedang mencari sesuatu, Abi membuka satu persatu kotak kecil yang ada didalam laci. Tidak lama kemudian Abi menemukan apa yang sedang dicarinya, yaitu kalung liontin milik Abi, kalung yang sama dengan milik Dinda.
Abi mengambilnya dan membuka liontin tersebut, didalamnya terukir sebuah nama, "ADINDA A, M.?" ucap Abi, "Apakah Dinda, dia adalah dinda tante Isabella?? "Berarti Dinda masih hidup" Pertanyaan demi pertanyaan terus bermunculan dikepala Abi.
"Kalau benar dia, aku telah menemukannya mah" ucap Abi, "Dia masih hidup mah" Abi masih tidak percaya kalau Dinda adalah bayi yang sudah dijodohkan denganya.
Flashback on.
Di taman, Abi kecil yang waktu itu usianya masih sekitar sebelas tahun sedang bermain dengan dua bayi yang ada di stroler masing-masing.
Abi terlalu gemas pada bayi yang dibawa oleh teman mamahnya. Abi mencubit pipinya hingga bayi itu menangis.
"Mas, harus tanggung jawab loh ajak main dedenya!" ucap Desi Mamah Abi. Lalu Abi menggendong bayi itu dan mengajaknya bermain, bayi itu adalah Dinda kecil.
Abi membawa Dinda turun ketanah untuk melatih Dinda berjalan, Dinda kecil sangat senang diajak bermain oleh Abi. Desi terlihat sudah memangku adik Abi, Desi dan isabella sama-sama memperhatikan Abi yang sedang bermain dengan Dinda,
"Kalian ini semoga berjodoh ya!" ucap Desi mengundang gelak tawa Isabella, kemudian Isabella berkata "Kenapa tidak kita jodohkan saja"
Lalu Desi menyetujui usul sahabatnya itu, "Issh Mamah, Abikan masih kecil kok dijodoh-jodohin" ucap Abi yang sudah menggendong Dinda.
Desi mengatakan pada Abi, mulai sekarang Abi harus menjaga adiknya dan juga tunangannya.
Kemudian Isabella memberi kalung liontin untuk masing-masing, Isabella sudah menyiapkan untuk ketiganya dari Rumah, Abi memiliki kalung dengan bertuliskan nama Dinda, uang Dinda miliki bertuliskan Abi, Ayu kecil juga mendapatkan kalung liontin yang sama. Bertuliskan namanya.
"Mulai saat ini kamu adalah tunanganku, kamu tau artinya tunangan?" tanya Abi pada Dinda, Dinda membalas perkataan Abi dengan tawa khas bayi. Karena yang Dinda tau Abi sedang mengajaknya bermain.
Setelah bermain di taman, Isabella pamit untuk pulang, karena mungkin suaminya sudah menunggu. Begitu juga dengan Desi, mereka pulang kerumah masing-masing.
Desi dan isabella bertemu di rumah sakit saat akan melahirkan, lalu keduanya menjalin persahabatan, itulah awal mula tali persahabatan keduanya terjalin.
Tidak lama kemudian Desi mendapat kabar kalau Isabella mengalami kecelakaan saat diperjalanan pulang kerumah, bayi dan pengasuhnya hilang, tidak ditemukan.
Desi merasa terpukul atas kepergian Isabella.
Mamah Abi meminta Abi untuk mencari Dinda jika sudah dewasa nanti, namun seiring berjalannya waktu Abi seolah melupakan pesan mamahnya. Dengan tidak sengaja sekarang Abi telah menemukan tunangannya.
Falshback off.
Bersambung..
Terimakasih kaka yang sudah membaca, Yuk dukung terus author dengan like, love dan votenya, jangan lupa ratenya juga yaa.
Dukungan dari kalian semangatku.
Sampai ketemu diepisode selanjutnya.
Yuk baca juga karya author yang berjudul GEJOLAK CINTA.
GEJOLAK CINTA menceritakan kisah cinta Remaja yang jatuh cinta pada lelaki dewasa yang sudah bersitri. Kuy dibaca!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
lah lak tenan toooooo
2023-10-23
1
denita damay
ternyata mereka sudah di jodohkan
2023-07-15
1
ooooo Begitu to ceritanya....
Baru paham.
2022-09-02
1