Keringat mulai membasahi badan Abi yang sudah berlari mengitari taman.
Sedangkan Ayu dan Dinda hanya duduk dan bergosip di bangku taman.
Abi yang melihatnya kemudian menghampiri keduanya, "Ngobrolin apaan si, seru banget kayanya" tanya Abi yang sudah mendaratkan bokongnya disebelah Ayu dengan nafas yang tersengal.
Ayu menoleh, dan menjawab "Nggak ada apa-apa mas" (Senyum)
Dinda melihat ada air mineral miliknya yang belum dibuka lalu Dinda memberikannya untuk Abi.
"Terimakasih'' ucap Abi dengan menerima botol air meineral tersebut, Abi tersenyum pada Dinda.
Dinda memandangi abi yang sedang meminum airnya untuk sesaat.
Membuat Ayu mengira kalau Dinda menyukai kakaknya, "Uuhuukk" batuk Ayu yang dibuat-buat.
Kemudian Dinda membuang muka kesembarang arah, sedangkan abi memberi adiknya minum.
Ayu menerima botol tersebut dan ikut meminumnya sambil senyum-senyum.
Setelahnya Abi mengajak Ayu dan Dinda untuk pulang.
Karena berangkat dijemput maka pulang juga Dinda diantar oleh Abi dan Ayu,
Ayu membuka pintu depan dan meminta dinda untuk masuk, Dinda menolak dan membuka pintu bagian belakang.
Ayu mendengus sebal, Ayu menginginkan Abi untuk berkencan dengan Dinda tapi tidak tau bagaimana caranya, "Gue harus mikir keras, Supaya mereka jadian" batin Ayu.
Diperjalanan pulang mobil Abi melewati rumah mewah yang kemarin Dita datangi, Dinda melihat Dita sedang mengbrol dengan seorang wanita yang terlihat seperti pemilik rumah, dia adalah Mirna.
Dita datang kerumah tersebut untuk memberi tahu kalau anaknya yang bernama Alika hilang disekolah, kemungkinan alika masih berada diarea sekolah, "Ibu harus mencarinya dibelakang sekolah" ucap Dita.
"Kamu ini siapa sih, seperti pengganggu saja, memangnya kamu akrab dengan anak saya?" tanya Mirna yang agak menyindir Dita.
"Terserah, Ibu. Yang penting saya sudah menyampaikan keiinginan anak Ibu" jawab Dita lalu pergi dari hadapan Mirna yang berdiri didepan pintu gerbangnya.
"Siapa dia apa mungkin dia mengetahui sesuatu tentang Alika?" tanya Mirna dalam hati.
Mirna masuk kedalam rumahnya mencari Ajat, tetapi tidak menemukannya.
"Kemana sopir sialan itu" gerutu Mirna.
Karena tidak menemukan sopirnya, akhirnya Mirna menyiapkan mobilnya sendiri dan membawanya kesekolah Alika,
Sekolah Alika tidak jauh dari sekolah Dita yakni saling berhadapan.
Mirna penasaran dengan ucapan Dita yang sudah datang berkali-kali untuk memintanya datang kesekolah Alika, Mirna mulai penasaran membuat dirinya ingin kesekolah Alika.
Saat Mirna hampir sampai di sekolah Alika, Mirna melihat mobilnya yang terparkir dibawah pohon, "Kok ada mobil saya?" Mirna bertanya-tanya.
"Ada urusan apa Ajat disekitar sini" tanya Mirna penasaran. Mirna melanjutkan laju mobilya dan memarkirkannya didepan gerbang sekolah,
Karena hari libur sekolah sangat sepi hanya terlihat penjaga sekolah sedang membersihkan daun-daun kering yang berserakan.
Mirna langsung saja berjalan menuju kebelakang sekolah petugas tersebut tidak melihat Mirna karena terlalu fokus menyapu.
Saat sudah sampai disamping sekolah Mirna mendengar ada suara yang tidak asing baginya, dia seperti sedang mengobrol dengan seseorang, Mirna tahu betul siapa pemilik suara tersebut, "Ajat!" batin Mirna.
Mirna melongokan kepalanya mengintip ingin tahu apa yang sedang dilakukan Ajat.
"Gadis bodoh, seandainya lo nurut, lo pasti masih hidup, masih bisa menikmati kekayaan orang tua lo" ucap ajat yang berjongkok dan berbicara pada sebuah pot bunga.
Mirna merasa ada yang tidak beres, untuk apa Ajat berbicara dengan pot, pikirnya.
Saat Mirna memperhatikan pot tersebut, Mirna melihat ada jari tangan manusia yang sudah pucat dan sedikit kebiruan.
Mirna terkejut dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Mirna pergi untuk menemui petugas sekokah yang sedang berjaga untuk meminta bantuan, Mirna ingin petugas sekolah tersebut membantunya mencari tau siapa pemilik jari tangan itu.
Saat berbalik badan Mirna melihat petugas sekolah sudah berjalan ke arahnya. Petugas sekolah membawa gunting besar yang diseretnya.
Mirna berlari menghampiri petugas sekolah tersebut "Pak, dibelakang sekolah ada pria yang aneh" ucap Mirna dengan gemetar mencoba memberitahu petugas sekolah tersebut.
Bukan membantu Mirna, tetapi petugas sekolah itu menarik dengan keras rambut Mirna yang disanggul.
"Aaaa" pekik Mirna.
Mirna semakin takut dibuatnya, tanpa melihat kearah Mirna yang sedang kesakitan petugas sekolah terus menyeret Mirna, "Lepaskan, Brengsek!" ucap Mirna berusaha melepaskan cengkraman tangan yang menarik rambutnya.
Tidak menghiraukan Mirna, petugas sekolah semakin erat menarik rambut Mirna dan membawanya kehadapan Ajat.
Mirna terjatuh disamping Ajat karena dilempar oleh petugas sekolah.
"Apa yang membuatmu kesini sayang?" tanya Ajat tanpa melihat ke arah Mirna.
Takut! Ya itu yang Mirna rasakan.
Satu-satunya orang yang diharapakan untuk dimintai tolong ternyata mereka adalah sekutu.
Tanpa Mirna ketahui petugas sekolah adalah saudara Ajat.
"Jawaaaabbb!" Teriak Ajat membuat Mirna semakin takut.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Bersambung.
Terimakasih kaka sudah mampir,
Jangan lupa like, love dan ratenya ya karena semua itu gratis tidak dipungut biaya, eeaaaa.
Suka nggak suka sama ceritanya, boleh donk divote, dukungan dari kalian sangat berarti buatku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
lho2.. ni siapa kk
2023-10-23
0
Palgunadi Rata
Siapa yang jadi tuan siapa bawahan hahahahahahha. Mitna kamu kasian bangt
2021-12-06
0
KIA Qirana
Jahat banget si Ajat, benar benar bej** dia
🙄🙄🙄
salam dari
Era Berdarah Manusia
I Firmo
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
2021-11-28
1