Dita yang sedang berada didalam kamarnya merasa tidak tenang, lalu Dita keluar dari kamar dan mengeluarkan motor maticnya dari garasi. Saat Dita membuka pintu pagar rumahnya ternyata sudah ada Dinda sedang beridiri didepannya.
"Dinda, ngapain lo disini?"
"Aku mau nanya sesuatu Dit"
"Sekarang bukan waktu yang tepat Din. Gue harus pergi"
"Aku merasa aneh sama kamu Dit, sebenernya kamu ini waras apa enggak sih?"
"Gue waras, tapi setelah lo tau gue seperti apa pasti lo bilang kalau gue nggak waras, awas Din" Dita membunyikan klakson motornya.
"Aku ikut Dit" Kata Dinda yang sudah membonceng pada Dita.
"Ck"
Mau tidak mau akhirnya Dita mengijinkan Dinda untuk ikut dengannya.
"Ngapain ikut sih nih orang, bikin ribet aja" Batin Dita.
Dita melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.
Sampai di sekolah, dita dan Dinda melihat dua mobil yang terparkir diseberang sekolahnya, Dita tau pemilik mobil tersebut.
_________
"Lo pikir gue bakalan percaya, Mir?
"Iya, lo bisa percaya sama gue, gue nikah sama Roby juga karena harta dia, bukan karna cinta." Ucap Mirna dengan tangan menyentuh kaki Ajat yang sedang duduk dikursi.
"Suami aja bisa lo khianatin apalagi gue yang cuma sampah dimata lo sama anak lo" Ajat menendang tangan Mirna. Ajat bangun dari duduknya berniat untuk mengunci mirna didalam untuk malam ini.
"Pyaaarrr," Mirna memukul punggung dan kepala ajat yang sedang berjalan kearah pintu, Mirna memukul menggunakan kursi yang tadi Ajat duduki.
Ajat terjatuh pingsan. Akhirnya Mirna berhasil keluar dari ruangan tersebut.
_____
"Din, denger ya disini sangat bahaya, gue takut lo kenapa-napa"
"Jelasin Dit, ada apa?"
"Ada pembunuhan disekolah ini Din, dan mobil itu adalah mobil milik Ibu korban, mobil yang satunya lagi adalah mobil yang biasa dibawa oleh sopirnya. Lo harus pergi dari sini"
Dinda meminta Dita untuk menghubungi polisi saja, karena ini kasus pembunuhan. "Berbahaya kalau kita ikut campur Dit" Ucap Dinda.
"Terlambat Din, gue yakin didalam sana ibu Mirna membutuhkan bantuan" Dita tetap membantu Mirna walau Mirna selalu tidak percaya pada dirinya.
Dinda kekeh tidak mau pergi, kemudian Dita meminta Dinda untuk berhati-hati.
Dita dan Dinda akhirnya masuk kedalam sekolah bersama-sama.
Baru beberapa langkah Dinda dan Dita sudah disambut oleh penjaga sekolah.
"Ade, ada perlu apa?" tanya sipetugas.
"Ada barang kami yang tertinggal, sangat penting, jadi kami harus mengambilnya." jawab Dita.
"Baiklah, silahkan"
Kemudian Dita dan Dinda melanjutkan langkahnya masuk kedalam sekolah.
"Dit, sepertinya nggak ada apa-apa, buktinya ada petugas sekolah yang sedang berjaga, mungkin kecurigaan kamu salah Dit"
"Lo bisa diam nggak sih, cerewet banget"
Dita terus berjalan mencari keberadaan Mirna,
Dinda mengekorinya.
"Tolong, tolong, hikz hikz" terdengar suara minta tolong.
Dita dan Dinda mengehentikan langkahnya karena mendengar suara dari gesekan benda tajam dibelakangnya.
"Sreeettt sreeeett sreetttttt," sipetugas berjalan gontai dengan menyeret gunting besar kearah Dinda dan Dita dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
"Aaaaaaaaa" Dita dan Dinda berteriak bersamaan kemudian berlari.
Suara gesekan tersebut terdengar terus mengikuti Dinda dan Dita.
Dita menarik lengan Dinda untuk masuk ke dalam salah satu ruangan yang tidak dikunci untuk bersembunyi.
Dita dan Dinda terkejut, ternyata Mirna juga tengah bersembunyi. Mirna bersembunyi karena mendengar suara sipetugas yang sedang menyeret benda tajam.
"Sssttttt, jangan bersuara" Bisik Mirna.
Ketiganya bersembunyi dibelakang lemari.
Dinda menyempatkan diri untuk mengambil tongkat kasti yang terletak tidak jauh dari kakinya.
Suara gesekan benda tajam itu terdengar semakin dekat.
Dinda siap dengan tongkat yang dipegangnya.
Suara gesekan itu berhenti tepat didepan lemari.
Sipetugas mengetok-ngetok lemari tersebut dengan guntingnya. Tidak ada suara kemudian sipetugas membuka lemari tersebut.
" Kalian tidak akan bisa lolos, jadi bersembunyi juga tidak akan menyelamatka kalian, keluar!" teriak petugas.
Sialnya, seekor kecoa menghampiri Mirna membuat mirna berteriak, dan keluar dari persembunyian. Dinda dan Dita menutup mulut mereka masing-masing sehingga petugas hanya fokus pada Mirna yang sudah menampakan dirinya.
"Mirna, bukannya lo tadi sama Ajat, dimana Ajat, Hah" petugas membentak Mirna.
"Kalian akan berkahir dipenjara" ucap Mirna kemudian berusaha lari dan petugas gila itu berhasil menangkap Mirna.
Mirna menaruh harapan pada kedua gadis yang baru saja bersembunyi dengannya.
Saat petugas sedang menyeret Mirna, Dinda memberanikan diri untuk memukul tengkuk kepala sipetugas sehingga sipetugas itu tersungkur.
Dinda dan Dita menolong Mirna.
"Cepat hubungi polisi," ucap Mirna pada Dita..
Dita mengeluarkan ponselnya, baru saja Dita akan membuka layar ponselnya, Ajat sudah merebut ponsel Dita.
"Aaaaaaaa" teriak Dinda dan Dita bersamaan.
Ajat sudah bersimbah darah, darah yang mengalir dari kepalanya, mengalir melewati mata Ajat dan pipinya.
Sedangkan Mirna terlihat sudah pasrah bila dirinya tertangkap lagi oleh Ajat. Dengan terseok Mirna mencoba melarikan diri. Ajat mengejar dan siap menghunuskan gunting besar milik petugas sekolah pada tubuh Mirna.
Dinda mengejar Ajat dan akan memukul Ajat dengan tongkat kastinya.
Namun, Ajat berbalik dan menangkis pukulan dari Dinda.
"Bocah ingusan" teriak Ajat.
Sedangkan Dinda terpental, Dita membantu Dinda untuk bangun.
Ajat tidak membuang waktu lagi, nafsunya sudah membara ingin cepat-cepat mengirim Mirna keneraka.
"Aaaaaaa" teriak Mirna, Dinda dan dita yang melihat Ajat sedang mengayunkan guntingnya.
kurang lebih sebesar ini gunting yang selalu dibawa-bawa oleh petugas sekolah.
Bersambung...
Terimakasih kaka sudah mampir, jangan lupa like, tap love dan ratenya ya kaka.
Dukungan kalian sangat berarti bagiku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
kejam skli
2023-10-23
0
littlesecret
Gilak sih ,tapi keren
2022-04-12
1
killua.coganhunter
Kirain guntingnya segede gaban😂
2022-01-12
3