Pov Bram
Aku mengerjapkan mata beberapa kali saat merasakan hembusan nafas yang membelai wajahku terasa begitu hangat. Saat mataku terbuka sepenuhnya, ku lihat wajah polos Delia tanpa make up tepat didepan wajahku.
Tanpa aku sadari, sudut bibirku terangkat membentuk gurat senyum kegaguman.
Entah kenapa wajah Delia terlihat semakin cantik saat dia sedang tertidur. Wajah garang dan cerewetnya berubah lugu dan menenangkan.
Aku semakin mengembangkan senyum saat melihat tangan Delia melingkar erat di pinggangku. Saat ini posisiku dan Delia miring berhadapan. Merasakan ada gerakan dari tangan Delia, aku segera memejamkan mata dan pura - pura masih tertidur.
"Aaaaaaa,,,," Suara mirip terompet bekas tahun baru keluar dari mulut Delia, menyebabkan dengingan kuat ditelingaku.
Aku membuka mata dan berpura - pura tidak tau. Kulihat Delia sudah duduk dan sedikit menjauh dariku. Mungkin dia kaget karna saat bangun tidur dia sedang memelukku.
"Berisik sekali.! Kenapa berteriak.?" Ketus ku.
Delia tidak menjawab, dia malah diam dan terus menatapaku.
"Delia.!!" Teriakanku membuat Delia tersentak. Sepertinya aku mengagetkannya.
"Ma,,Mas Bram kenapa ada disini.?"
Pertanyaan Delia membuatku menahan senyum. Wajahnya sangat polos saat menanyakan itu. Apa dia lupa jika tadi malam dia tidur satu ranjang denganku.
"Harusnya aku yang bertanya seperti itu. Kenapa kamu ada di kamar ku.?!"
Naluri jahilku keluar untuk mengerjai Delia. Sepertinya kesadaran Delia belum kembali sepenuhnya .
Ku perhatikan wajah Delia yang terlihat bingung dengan memutar bola matanya menyusuri kamar ku. Seketika matanya membelalak, mulutnya ikut terbuka lebar namun dia segera menutup dengan kedua telapak tangannya. Mungkin dia baru sadar jika saat ini dia berada dikamarku.
"Ya ampun.!! Kenapa aku bisa lupa jika semalam tidur disini."
Ketewaku lolos begitu saja melihat kepolosan Delia, wajahnya sangat lucu dan menggemaskan.
"Kenapa tertawa.?!!" Protesnya sambil menatap tajam kearahku.
"Tidak ada. Sepertinya kamu sangat menikmati tidur satu ranjang denganku."
Sindirku. Delia mengalihkan pandangannya, kulihat pipi putihnya merona.
"Bagaimana rasanya memelukku.? Apa kamu sedang mencuri kesempatan.?"
"Mas Bram.!!" Mata Delia membulat sempurna, dia seperti akan menerkammu.
"A,, aku tidak sengaja. Lagipula aku tidak tau kenapa tiba - tiba pindah kesitu." Delia terlihat gugup, dia menunjuk tempat yang baru saja dia tidurim.
"Tidak tau.? Bagaima mungkin kamu tidak tau. Aku sudah meletakan guling di tengah - tengah sebagai pembatas. Tapi kamu malah membuangnya, lihat itu,,!"
Aku mengarahkan jari telunjuku ke arah bantal guling yang terjatuh disisi ranjang tempat Delia.
"Jangan bilang kamu sengaja membuang guling itu agar bisa memelukku,," Aku menahan ketawa saat mengatakannya, karna wajah Delia semakin merona menahan malu.
Dia juga tampak bingung dengan kejadian ini.
"Mana mungkin aku melakukan itu.!!"
"Kalau bukan kamu, lalu siapa.? Dikamar ini hanya ada aku dan kamu. Kamu lihat sendiri kan aku masih tetap disini sejak kita berbaring diranjang,," Aku ingin membuat Delia agar tidak bisa mengelak lagi.
"Maaf,,, aku tidak sengaja. Lagipula aku tidak sadar karna sedang tidur,," Delia turun dari ranjang dan meninggalkanku begitu saja. Ku lihat dia masuk kedalam kamar mandi.
Selepas kepergian Delia, aku tertawa mengingat kembali ekspresi wajah Delia. Ternyata sangat mudah menjahili Delia. Sebenarnya aku yang sudah membuang guling itu dan menggeser tubuh Delia agar mendekat kearahku. Tanpa ku duga, Delia semakin menempel dan memelukku saat aku sudah tertidur.
Entah setan apa yang merasukiku, setelah kemarin malam melihat tubuh indah Delia yang hanya berbalut bra dan ****** *****, ada keinginan untuk merengkuh tubuh Delia kedalam pelukanku. Aku tidak tau dengan perasaanku saat ini, mungkinkah hanya sekedar nafsu, atau aku sudah mulai menyukainya. Yang jelas aku semakin ingin dekat dengan Delia akhir - akhir ini.
"Pagi - pagi udah ngelamun. Kesurupan baru tau rasa.!"
Suara ketus Deelia membuyarkan lamunanku.
Segera ku lirik Delia yang baru saja keluar dari kamar mandi, dia mengenakan handuk kimono berwarna putih dan lilitan handuk kecil dikepalanya untuk menutupi rambutnya yang basah. Wajah Delia semakin tampak segar setelah mandi.
Aku turun dari ranjang, dan berjalan mendekati delia yang sedang duduk didepn meja rias sambil mengeringkan rambutnya.
"Sini aku bantu,,," Ku rebut handuk kecil yang ada ditangan Delia, sedangkan dia hanya melongo menatapku dari pantulan cermin.
"Kenapa tidak pake hairdryer saja.?" Ku fokuskan pandanganku pada kepala Delia lalu mulai mengeringkan rambutnya.
"Pake hairdryer cuma bikin rambut indahku rusak. Sini,,,!!" Delia menjawab sambil merebut kembali handuk yang ada di tanganku.
Ku perhatikan wajah Delia dari pantulan cermin yang teelihat semakin merona. Mata kami saling menatap di dalam cermin.
"Kenapa masih disini.? Sana mandi. Mas Bram sangat bau.!!"
Delia menyebikan bibirnya, ingin rasanya menyesap bibir merah muda itu.
"Bau.? Kamu belum pernah memcium badanku, kenapa bulang bau. Sini cium dulu, baru boleh ngatain aku bau.!"
Aku langsung memutar tubuh Delia dan menariknya dalam dekapanku. Wajah Delia terbenam di perut sixpack ku.
Delia memberontak, tapi tak ku biarkan lepas.
Setelah beberapa saat, aku baru melepaskan Delia.
"Mas Bram.!! Jangan curi kesempatan yah.!! Mean peluk aja, itu pelecehan namanya.!" Ujar Delia dengan tersungut - sungut, namun wajahnya tetap menggemaskan.
Aku tertawa sambil mengacak - acak rambut Delia. Aku menundukan badan hingga wajahku sejajar dengan Delia.
"Bagaimana bisa suami melecehkan istri." Bisikku di telinga Delia.
Aku pergi kemar mandi, meninggalkan Delia yang masih mematung disana.
...******...
"Mau kemana.?" Tanya ku saat Delia hendak keluar kamar. Sedangkan aku kembali berbaring di ranjang selesai sholat subuh.
"Mau masak lah,,," Jawabnya dengan nada judes.
"Bukinin aku teh,"
"Bikin aja sendiri,,,," Delia menjulurkan lidah padaki lalu menghilang dibalik pintu.
Aku hanya geleng - geleng kepala menanggapi sikap Delia yang masih seperti anak kecil. Sejak dulu dia memang selalu dimanjakan oleh orang tua angkatnya dan juga Ditha. Di tambah setelah Aku menikah dengan Ditha dan Delia mengenal orang tuaku. Membuat semakin bertambah orang yang memanjakannya.
"Ditha,,," Namanya lolos begitu saja dari bibirku. Ini pertama kalinya aku tidak mengunjungi dan menemani tidur malam Ditha. Aku berharap istriku akan segera bangun dari komanya dan kembali mengisi hari - hariku. Kerinduanku semakin besar setiap harinya, aku rindu saat Ditha begitu memperhatikanku.
"Ini tehnya mas,," Aku tersentak. Entah sejak kapan Delia masuk kedalam kamar dan tiba - tiba sudah berdiri disamping ranjang dan meyodorkan secangkir teh pada ku.
"Mas Bram ngelamun lagi.?? Punya masalah apa sih mas.?"
Tanya Delia dengan nada menyindir.
"Anak ingusan tau apa.!"
Aku bangun dan duduk ditepi ranjang, lalu mengambil secangkit teh dari tangan Delia dan meneguknya.
"Dua puluh ribu mas.!" Delia menyodorkan tangannya.
Uhhuk,,,uhhuk,,,!
Teh yang sudah berada ditenggorokanku hampir saja keluar lagi gara - gara mendengar ucapan Delia.
"Bayar.?"
"Iyalah,,, Hari gini nggak ada yang gratis mas."
"Kalo mau julan modal dong.! Ini kan teh sama gula aku yang beli.!"
"Yeee,, siapa bilang aku jualan.? Itu buat upah bikinnya."
"Astaga Deliaaa..!!!"
Teriakanku membuat Delia menghilang dari hadapanku.
...****"****...
Novel Author yang judulnya "I Love My Sugar Daddy" Pindah ke akun satunya ( Clarissa icha ) dan ganti judul jadi "Jenifer Alexandra".
Langsung mampir yah😊 Jangan lupa tinggalkan like dan komen di setiap babnya.
Semoga di akun yang itu bisa lulus kontrak setelah ganti judul dan di revisi lagi.
Makasih,,,
Haii para readers,,,, Makasih sudah mampir untuk membaca novel ini. Makasih juga untuk dukungan dan semangatnya yah.
Jangan lupa selalu tinggalkan Like dan Komennya disetiap bab, agar Author lebih semangat lagi😊
Beri Vote dan Rate jika berkenan😊🙏
Untuk yang mau kasih kritik dan saran boleh banget, selama mengunakan bahasa yang baik dan sopan tidak ada ungsur menghina, Author akan terima dengan senang hati😊
Semoga novel ini bisa menghibur kalian semua.😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Khodijah Cyti
gas terus delia 🤣🤣🤣🤣
2022-07-14
0
Khodijah Cyti
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2022-07-14
0
Nesa Satria
wkwkwkwkwkwkwk
menunggu bucin aq🤭
2022-06-20
0