Bram berdiri dibelakang Delia dengan jarak yang sangat dekat, dia menelan salivanya menatap pahatan tubuh Delia yang sangat indah. Kedua tangan Bram terangkat, kali ini dia akan memeluk Delia dan tidak akan melepaskannya.
Haappp.!
Nyatanya Bram hanya memeluk angin, karna Delia sudah berlalu pergi dari hadapannya. Bram mengepalkan kedua tangannya dengan kesal, baru saja membayangkan memeluk tubuh indah Delia, dia harus menelan kecewa karna hanya memeluk angin dan mencium aroma tubuh Delia.
"Mas Bram ngapain masih disitu.?" Tegur Delia karna Bram belum beranjak dari sana.
Bram pura - pura menepuk - nepukan tangannya.
"Eh,, ini ada nyamuk. Hampir aja tadi ketangkep." Jawab Bram dengan menahan kesal dihatinya.
Nyamuk besar seksi yang menggoda iman, batin Bram.
"Nyamuk.?" Tanya Delia heran. Dirumah seperti ini mana ada nyamuk, sejak dulu Delia tidak pernah menemukan nyamuk disini.
Ada apa dengannya, batin Delia.
Tidak mau ambil pusing, Delia kembali melangkahkan kakinya keluar dari kamar dan melanjutkan memasak didapur.
"Bram,,, ada apa denganmu.!" Gumamnya kesal. Bram mengusap kasar wajahnya lalu keluar dari kamar Delia dengan rasa kecewa.
Makan malam yang direques oleh Bram sudah selesai dibuat setelah kurang lebih 30 menit Delia kembali berkutat di dapur. Delia menatanya dia atas meja makan dengan apik dan cantik. Makanan yang dia buat dihias ala makanan restoran mewah yang mahal. Sungguh menggiurkan,,,
Delia sudah duduk disana untuk menunggu Bram turun. Bram datang dengan pakaian yang rapi, Delia sudah bisa menebak jika Bram akan pergi ke rumah sakit untuk bermalam bersama Ditha. Bram tersenyum menatap hidangan makan malam yang tertata dimeja makan, dia segera duduk.
Delia bangkit dari duduknya dan berdiri disamping Bram. Dia menyendokan makanan kedalam piring milik Bram.
Bram menatap Delia dari samping, jarak yang begitu dekat membuat hidung Bram kembali dimanjakan dengan aroma harum dari tubuh Delia. Badan delia yang sedang membungkuk membuat gundukan indah milik Delia terlihat sangat besar jika dilihat dari samping, terlebih saat ini Delia memakai kaos yang pas dengan ukuran tubuhnya. Membuat gundukan itu menyembul sempurna.
Godaan apa lagi ini,,, Bantin Bram
Lagi - lagi Bram harus tersiksa menahan nafsunya terhadap Delia. Entah kenapa Delia selalu bisa menarik perhatiannya dan membuatnya tergoda. Padahal Delia sama sekali tidak melakukan hal yang sengaja untuk menggoda. Sikap Delia biasa saja, baju yang dikenakan Delia juga masih dalam batas wajar dan sopan, tidak kekurangan bahan.
Sepertinya memang ada yang salah dengan pikiran Bram saat ini.
Delia kembali duduk ditempatnya setelah mengambilkan makanan untuk Bram. Dia duduk berhadapan dengan Bram.
"Mau ke rumah sakit lagi ya mas.?" Tanya Delia. Dia hanya basa - basi untuk mencairkan suasana, karna sejak datang Bram diam saja.
"Itu udah tau, ngapain nanya." Jawabnya datar. Bram mulai menyantap makanannya.
Delia dibuat malu dengan jawaban Bram.
"Nyesel udah nanya, aku cancel aja pertanyaannya.!!" Ujar Delia dongkol.
Bram yang sedang asik makan tiba - tiba tersedak. Mana bisa pertanyaan yang udah keluar dari mulutnya bisa di cancel.
Delia tertawa puas melihatnya.
"Karma datang diwaktu yang tepat." Ujarnya cuek. Delia segera menyantap makanannya tanpa memperdulikan Bram yang sedang menatapnya kesal.
Tak lama bel rumah berbunyi, Delia menyuruh Bi Santi membukan pintu. Si tamu sudah masuk kedalam rumah menghampiri Bram dan Delia yang sedang makan.
"Mas Rendy,,," Ujar Delia. Seketika Bram langsung menoleh kebelakang, dia menatap Randy sambil mengerutkan keningnya. Sedangkan Rendy sedang melemoarkan senyum pada Aura.
"Mau ngapai kesini,? Aku nggak nyuruh kamu datang." Sungguh sambutan yang tidak berakhlak pada tamu. Memang biasanya Rendy datang kerumah Bram hanya saat disuruh oleh Bram mengantarkan berkas penting atau ketika Bram sedang membutuhkan bantuannya. Selebihnya Rendy tidak pernah datang jika tidak ada keperluan.
"Sopan banget sih mas sama tamu,,," Sindir Delia. "Sini mas Rendy, duduk dulu." Delia menepuk kursi kosong yang ada di sebelahnya. Bram mendengus kesal dan menatap Rendy dengan tajam. Sayangnya Rendy tidak memperdulikan Bram, dia fokus menatap Delia.
"Wah maaf nih jadi ganggu makan malam kalian,," Ujar Rendy setelah duduk.
"Udah tau ganggu, tapi malah duduk. Bukannya pulang,," Celetuk Bram. Mata Delia membulat sempurna mendengar ucapan Bram yang terang - terangan tidak menerima kehadiran Rendy.
Bram cuek tidak menghiraukan tatapan tajam Delia yang ditujukan untuk dirinya, dia kembali melanjutkan makannya dengan santai. Bram tidak berfikir jika ucapannya sudah membuat wajah Rendy merona karna malu pada Delia.
Seketika nyalinya menciut, dia diam dan menundukan pandangannya.
"Udah nggak usah dipikirin mas. Mas Bram emang lagi sensi dari tadi." Tutur Delia sambil tersenyum pada Rendy.
"Mas Rendy udah makan.?" Ujarnya lagi. Rendy menggelengkan kepalanya.
Delia bangkit dari duduknya dia pergi kedapur mengambilkan piring untuk Rendy.
"Makan dulu mas,," Delia meletakan liring itu didepan Rendy.
"Makasih Del,,," Katanya. Hati Rendy dibuat berdebar saat Delia menyendokan makanan kedalam piringnya. Rendy berasa sedang dilayani oleh istrinya.
Apa sebahagia ini punya istri, Batin Rendy.
Dia terus memandangi wajah Delia.
"Enak banget baru dateng langsung dikasih makan." Lagi - lagi celetukan pedas keluar dari mulut Bram. Rendy dibuat malu untuk kesekian kalinya, padahal belum ada 10 menit dia berada disana.
"Sama kaya yang ngomong." Timpal Delia.
Memang kenyataannya seperti itu, Bram datang dan langsung makan. Bram memilih diam, menikmati makanan lezat ini jauh lebih pentin. Batin Bram.
"Sirik aja kamu Bram.!!" Protes Rendy.
"Mas Rendy dari mana.?" Tanya Delia. Pasalnya Bram tidak mengundangnya, bahkan tidak suka dengan kedatangan Rendy datang.
"Habis drari rumah temen, kebetulan deket sini rumahnya,," Jawabnya. Padahal Rendy memang sengaja datang dari rumah untuk menemui Delia dan ingin mengajaknya jalan.
"Ooo,, Dimakan dulu mas,," Rendy mengangguk dan mulai menyantapnya. Sangat enak, batin Rendy.
Suasana hening hanya terdengar suara sendok yang beradu dengan piring, mereka sedang menyantap makan malamnya dengan hikmat. Terutama Bram dan Rendy yang begitu menikmati makan malamnya.
Mereka sudah selesai mentap makan malam hingga tak tersisa. Bram bersiri dari duduknya dan melenggng pergi.
"Mau kamana Bram,," Pertanyaan Rendy membuat Bram menghentikan langkahnya.
"Kerumah sakit." Jawabnya singkat lalu kembali melangkah.
"Aku mau ngajak jalan Delia, boleh nggak,,," Rendy sedikit mengencangkan suara agar Bram mendengarnya.
Delia langsung menatap Rendy, kenapa langsung minta ijin pada Bram, yang mau diajak jalan saja belum ditanya mau atau nggak. Batinnya.
Bram membalikan badan menatap Rendy dan Delia.
"Pergilah. Kalian cocok, sama - sama jomblo akut." Jawabnya enteng. Lalu pergi begitu saja tanpa memperdulikan kekesalan Rendy dan Delia yang dijuluki jomblo akut.
Bram sudah sampai dirumah sakit, dia sedang duduk disebelah ranjang Ditha.
Entah sampai kapan Bram harus menunggu Ditha bangun dari komanya.
"Sayang kenapa kamu menyiksa ku seperti ini, aku bahkan terus membayangkan dia adalah dirimu. Bangunlah,,, aku dan Alea sangat merindukanmu,," Bram meraih tangan Ditha dan mengecup punggung tangannya.
Sungguh cinta Bram terhadap Ditha sangat dalam.
****"****
Haii para readers,,,, Makasih sudah mampir untuk membaca novel ini. Makasih juga untuk dukungan dan semangatnya yah.
Jangan lupa selalu tinggalkan Like dan Komennya disetiap bab, agar Author lebih semangat lagi😊
Beri Vote dan Rate jika berkenan😊🙏
Untuk yang mau kasih kritik dan saran boleh banget, selama mengunakan bahasa yang baik dan sopan tidak ada ungsur menghina, Author akan terima dengan senang hati😊
Semoga novel ini bisa menghibur kalian semua.😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Khodijah Cyti
memeluk angin? ambyar deh 😂😂😂
2022-07-14
0
Pricila Bianca Aidelin
kasian Rendy klo tau Delia udah nikah,,,sm sahabat sekaligus bos nya lagi
2022-03-10
0
Riska Wulandari
Jomblo apaan kan istrimu Bram..awas ntar nyeselllll...
2022-03-05
0