Eps 8. Siapa Dia

Pagi itu sepulang dari kantor mas Bram, aku memutuskan untuk berkunjung ke rumah sakit menemui mba Ditha. Aku membeli buket bungat disertai untaian do'a yang kutujukan untuk kesbuhan mba Ditha. Taksi yang aku tumpangi sudah berhenti didepan rumah sakit, aku turun sambil mendekap erat buket bunga dan berjalan menuju ruangan mba Ditha.

Aku menghentikan langkahku saat melihat seorang laki - laki baru saja keluar dari ruangan mba Ditha. Dia memakai celana jean, jaket dan juga topi, pakaiannya sangat tertutup. Entah kenapa perasaan ku tiba - tiba tidak enak, aku membayangkan jika dia orang jahat dan telah berbuat sesuatu pada mba Ditha.

Aku segera berlari untuk mengejar laki - laki itu, tapi jarak yang lumayan jauh membuatku tidak bisa menjangkaunya. Dia juga sudah masuk kedalam lift dan turun kebawah, aku bahkan belum sempat melihat wajahanya karna posisinya membelakangiku. Jantungku berdetak kencang saat mengingat mba Ditha, aku segera berbalik dan berlari masuk keruangan mba Ditha. Aku takut terjadi sesuatu padanya.

Aku mengatur nafasku yang terengah - engah saat baru saja membuka pintu. Aku bernafas lega karna tidak terjadi sesuatu pada mba Ditha, dan ternyata disana juga ada perawat yang menjaga mba Ditha. Dia tampak bingung menatap kearahku.

"Dek Delia kenapa.?" Tanya perawat itu. Dia berdiri dari duduknya dan menghampiriku.

"Siapa laki - laki yang habis masuk kesini mba.?" Tanyaku tanpa basa - basi. Perawat itu terlihat kaget dan mengerutkan keningnya.

"Laki - laki.? Yang mana dek.?"

Aku menghela nafas karna perawat itu menjawab pertanyaanku dengan pertanyaan lagi. Kalau aku tau, mana mungkin saat ini aku bertanya padamu. Batinku kesal.

"Tadi aku lihat ada laki - laki yang baru keluar dari ruangan ini." Ujarku. Perawat itu menggelengkan kepalanya.

"Dari tadi saya disini mba, nggak ada yang masuk kesini selain saya." Jawabannya tampak meyakinkan. Tapi aku tidak mungkin salah lihat, jelas - jelas aku melihatnya.

"Mba serius.?" Tanyaku lagi untuk mastikan. Dia kembali mengangguk.

"Serius mba, dari tadi tidak ada yang masuk kesini." Katanya.

Aku diam tidak memberikan respon apapun, aku mendekati nakas dan meletakan buket disana. Setelah itu aku memilih untuk duduk disofa panjang yang ada disudut ruangan.

Aku yakin 100% jika laki - laki itu keluar dari ruangan mba Ditha, dan aku pastikan jika dia bukan hantu karna saat jalan kakinya menapak lantai. Lagipula aku datang jam 10 pagi, mana ada hantu pagi - pagi begini sudah berkeliaran. Style nya juga terlihat sangat keren dari belakang, gaul sekali jika memang dia hantu.

Aku belum beranjak dari sofa, pikiranku masih berkecambuk. Banyak pertanyaan dikepalaku tentang sosok laki - laki tadi.

Entah kenapa aku jadi mencurigai perawat itu, apa mungkin dia sedang membohongiku saat ini. Tapi untuk apa.??.

Semakin lama aku memikirkannya, aku merasa semakin pusing. Aku memilih beranjak dari sofa dan menghampiri mba Ditha.

Aku duduk dikursi disamping ranjang mba Ditha. Tidak ada perubahan pada kondisinya, masih sama seperti 6 bulan yang lalu. Aku tidak bisa menahan air mataku setiap kali memandangi wajah pucat mba Ditha. Hatiku terasa sakit melihatnya tidak berdaya seperti ini, wajar saja jika mas Bram berubah dan tidak bersemangat semenjak mba Ditha koma. Aku bisa meraskaan betapa hancurnya hati mas Bram.

Ku genggam tangan mba Ditha,,,

"Bangun mba, Alea dan mas Bram menunggumu,,," Ujarku, air mataku semakin bercucuran. Dada ini sangat sesak rasanya.

"Aku rindu sama mba, rindu saat kita bersama dan tertawa, rindu saat kita bertengkar dan berdebat. Aku rindu kasih sayang dan perhatian mba Ditha,,," Aku terisak mengatakannya. Sungguh aku sangat merindukannya.

Meskipun mba Ditha tau aku bukan adik kandungnya, tapi mba Ditha sangat baik dan sayang padaku. Itu yang membuat aku juga sangat menyayanginya. Bahkan dulu aku sempat menangisi mba Ditha saat dia akan dibawa oleh mas Bram untuk menetap di Jakarta. Aku mencegahnya untuk tidak pergi, karna aku belum siap berpisah dengan mba Ditha saat itu.

Jam menunjukan pukul 11.30, aku berpamitan pada mba Ditha untuk pulang kerumah, meskipun aku tau mba Ditha tidak mendengarnya.

Entah kapan mba Ditha akan bangun dari tidur panjangnya.

**//**

Jam menunjukan pukul 4 sore, Aku duduk ditaman depan sambil memangku Alea dan menyuapinya buah alpukat yang sudah dihaluskan. Aku rasa kemampuanku

dalam mengurus Alea samakin lihai, tidak menemukan kendala sedikitpun. Terlebih Alea anak yang anteng. Aku benar - benar sudah seperti ibu rumah tangga sungguhan, batinku.

Ku arahkan pandanganku ke mobil mas Bram yang baru saja tertparkir di garasi. Tak lama yang punya mobil keluar dan menatap kearah kami. Langkah kakinya yang lebar dengan cepat mendekat kesini, aku sudah pasang kuda - kuda untuk menghalau mas Bram jika doa akan menyentuh Alea.

"Eiittsss,,, mau ngapain.?" Kataku sambil mengulurkan tangan pada mas Bram agar menghentikan langkahnya yang sudah semakin dekat. Kata - kataku langsung membuat mas Bram berhenti dan membulatkan matanya.

"Kenapa.?" Ucapnya datar.

"Jangan nyentuh Alea.!" Larangku keras. Aku menahan tawa melihat ekspresi mas Bram yang terlihat kaget. Eh,, tapi mas Bram malah semakin maju.

"Stop.!" Ku letakan telapak tanganku diwajah mas Bram yang akan mencium Alea, dan me dorong wajahnya. Mas Bram menatapku dari sela - sela jari ku, aku juga menatap mas Bram yang terlihat dalam menatapku. Adegan ini berlangsung beberapa saat, sampai aku menjauhkan tanganku dari wajah mas Bram.

"Mas Bram baru pulang kantor, jangan nyebarin virus ke Alea. Sana mandi dulu, baru boleh gendong dan cium Alea." Kataku. Aku sudah seperti emak - emak yang mengomeli anaknya.

Ku lihat mas Bram mengulum senyum mendengar ocehanku.

"Kalo cium yang gendong boleh nggak.?"

Aku melotot tidak percaya, ucapan mas Bram membuatku sangat malu saat ini. Aku mendudukan pandanganku tidak berani menatap mas Bram, ku rasa saat ini pipiku sudah merona.

"Kenapa pipi kamu, kok merah.?" Mas Bram semakin menggodaku. Ku dengar mas Bram tertawa kecil tapi sedikit tertahan.

Aku melotot menatap mas Bram, kalau aku diam pasti dia akan semakin menggodaku.

"Apaan sih mas.!" Ketusku. Aku berdiri dan mendorong tubuh mas Bram. "Udah sana mandi.! Gantian gendong Alea, aku cape." Kataku. Sebenarnya tidak cape sama sekali, hanya saja aki ingin membuat mas Bram cepat - cepat pergi.

"Iya. iya. Dasar cerewet,," Cibir mas Bram sambil berlalu meninggalkanku dan Alea.

Hufft,,, aku bernafas lega.

Aku tau mas Bram hanya bercanda, tapi kata - katanya membuatku canggung dan malu.

Ku pandangi punggung lebar mas Bram yang sudah menjauh, aku semakin kasihan padanya. Seharusnya mas Bram mendapat sambutan manis dari mba Ditha setiap kali pulang kerja. Seperti yang biasa mba Ditha lakukan sebelum dia mengalami koma.

Mba Ditha selalu menghambur kepelukan mas Bram dan mencium bibirnya sekilas.

Dulu aku selalu menjadi saksi yang malang setiap kali menginap dirumah ini.

****"****

Haii para readers,,,, Makasih sudah mampir untuk membaca novel ini. Makasih juga untuk dukungan dan semangatnya yah.

Jangan lupa selalu tinggalkan Like dan Komennya disetiap bab, agar Author lebih semangat lagi😊

Beri Vote dan Rate jika berkenan😊🙏

Untuk yang mau kasih kritik dan saran boleh banget, selama mengunakan bahasa yang baik dan sopan tidak ada ungsur menghina, Author akan terima dengan senang hati😊

Semoga novel ini bisa menghibur kalian semua.😊

Terpopuler

Comments

Khodijah Cyti

Khodijah Cyti

apes ya del 😄😄

2022-07-14

0

Nesa Satria

Nesa Satria

no komen ah🤭🤭🤭

2022-06-19

0

Mirfa Linda

Mirfa Linda

jangan2 dithanya puta2 koma thor

2022-06-19

0

lihat semua
Episodes
1 Eps 1. Menikah
2 Eps 2. Malam pertama.?
3 Eps 3. 6 Bulan yang lalu
4 Eps 4. Lee min ho atau Nam joo hyuk.?
5 Eps 5. Ulet keket
6 Eps 6. datang kekantor
7 Eps 7. Minta ongkos kirim
8 Eps 8. Siapa Dia
9 Eps 9. Ada apa dengan Bram
10 Eps 10. Nyamuk besar
11 Eps 11. Pindah kekamarnya
12 Eps 12. Rencana mama Bram
13 Eps 13. suamiku
14 Eps 14. Satu ranjang
15 Bab 15. Dua puluh ribu
16 Bab 16. Dua tiket
17 Bab 17. Selalu begitu
18 Bab 18. Lingeri
19 Bab 19. Memakainya
20 Bab 20. Pertama
21 Bab 21. Kak Andra
22 Bab 22. Takut
23 Bab 23. Cinta
24 Bab 24. Salah
25 Bab 25. Jadi istriku
26 Bab 26. Kamu istriku
27 Bab 27. Tetap disisiku
28 Bab 28. Imbalan
29 Bab 29. Laki - laki itu
30 Bab 30. Kak Damar
31 Bab 31. Terlalu jauh melangkah
32 Bab 32. Keluarga bahagia
33 Bab 33. Terbongkar
34 Bab 34. Pacar saat SMA
35 Bab 35. Apa arti diriku
36 Bab 36. Melepas dan bertahan
37 Bab 37. Bukan salahku
38 Bab 38. Penjelasan Damar
39 Bab 39. Dijebak
40 Bab 40. Harapan
41 Bab 41. Andra lagi
42 Bab 42. cinta tidak bisa dipaksakan
43 Bab 43. Menyusul
44 Bab 44. Memulai
45 Bab 45. Keputusan
46 Bab 46. Terbaik
47 Bab 47. Kebesaran hati
48 Bab 48. Untukmu
49 Bab 49. Lomba
50 Bab 50. Aku milikmu
51 Bab 51. Lagi
52 Bab 52. Damar & Delia
53 Bab 53. Untuk dirobek
54 Bab 54. Memberi tau
55 Bab 55. Harus bagaimana
56 Bab 56. Mudah dibujuk
57 Bab 57. Ditha kembali
58 Bab 58. Aku cemburu
59 Bab 59. Curiga
60 Bab 60. Pulang kerumah
61 Bab 61. Bangga padamu
62 Bab 62. Mengendap endap
63 Bab 63. Rencana untuk Damar
64 Bab 64. Rumah baru
65 Bab 65. Damar dan Ditha
66 Bab 66. Pindah
67 Bab 67. Mengingatnya
68 Bab 68. Melupakannya
69 Bab 69. Mengetahui
70 Bab 70. Mengadu
71 Bab 71. Selesai.!
72 Bab 72. Tidak terima
73 Bab 73. Bahagiaku ada padamu
74 Bab 74. Picik
75 Bab 75. Kinan dan bibit pelakor.
76 Bab 76. Ingin hamil
77 Bab 77. Menyadari
78 Bab 78. Takut
79 Bab 79. Tingkahnya
80 Bab 80. Berubah
81 Bab 81. Sungguh
82 Bab 82. Salah paham
83 Bab 83. Kecewa
84 Bab 84. Dasar aneh
85 Bab 85. Kenapa??
86 Bab 86. Bingung
87 Bab 87. Baby twins
88 Bab 88. Usaha
89 Bab 89. Keputusan
90 Bab 90. Bersiap
91 Bab 91. Kejutan
92 Bab 92. Masih kejutan
93 Bab 93. Tidak sama
94 Bab 94. Duplikat
95 Bab 95. Tidak mau rugi
96 Bab 96. Bikin susah
97 Bab 97. Ada apa denganku
98 Bab 98. Cantik?
99 Bab 99. Bikin kesal
100 Bab 100. Bahagia.?
101 Bab 101. Salah,,
102 Bab 102. Menuduh
103 Bab 103. Wanita itu,,
104 Bab 104. Tentang kinan
105 Bab 105. Masih kesal
106 Bab 106. Bertemu
107 Bab 107. Marah?
108 Bab 108. Hukuman selesai
109 Bab 109. Kinan, Andra
110 Bab 110. Malam pertama kita
111 Bab 111. Digagalkan
112 Bab 112. Gangguan lagi
113 Bab 113. Balas dendam
114 Bab 114. salah pilih
115 Bab 115. Jadi kesal
116 Bab 116. Gagal lagi
117 Bab 117. Dasar Andra
118 Bab 118. Ngambek terus
119 Bab 119. Caranya.?
120 Bab 120. Menggoda.?
121 Bab 121. Karna telfon
122 Bab 122. Ada saja
123 Bab 123. Bikin kesal
124 Bab 124. The End
125 Bab 125. Kisah Kinan
126 Bab 126. Menggodanya
127 Bab 127. Malam yg tertunda
128 Bab 128. Usaha
129 Bab 129. Belum berubah
130 Bab 130. Kesepakatan
131 Bab 131. Angella
132 Bab 132. Gara gara noda
133 Bab 133. Andra cemburu.?
134 Bab 134. 3 bulan
135 Bab 135. Cinta?
136 Bab 136. Terluka
137 Bab 137. Dia Anggella
138 Bab 138. Dijebak
139 Bab 139. Deon
140 Bab 140. Bertemu Deon
141 Bab 141. Daddy Deon
142 Bab 142. Kembali bertemu
143 Bab 143. Anak siapa.?
144 Bab 144. Anakku
145 Bab 145. Kembali lagi
146 Bab 146. Andra Alvin
147 Bab 147. Menerima
148 Bab 148. Malam ini
149 Bab 149. Bertemu
150 Bab 150. Bahagia & kehilangan
151 Bab 151. Keluarga
152 Bab 152. Tersiksa juga
153 Bab 153. Baby moon
154 Bab 154. Tidak sabar
155 Bab 155. Kembar
156 Bab 156. Kebahagiaan
157 Bab 157. Akhir Cerita
158 Pengumuman
159 extra part 1
160 Extra part 2
161 Extra part 3 The End
Episodes

Updated 161 Episodes

1
Eps 1. Menikah
2
Eps 2. Malam pertama.?
3
Eps 3. 6 Bulan yang lalu
4
Eps 4. Lee min ho atau Nam joo hyuk.?
5
Eps 5. Ulet keket
6
Eps 6. datang kekantor
7
Eps 7. Minta ongkos kirim
8
Eps 8. Siapa Dia
9
Eps 9. Ada apa dengan Bram
10
Eps 10. Nyamuk besar
11
Eps 11. Pindah kekamarnya
12
Eps 12. Rencana mama Bram
13
Eps 13. suamiku
14
Eps 14. Satu ranjang
15
Bab 15. Dua puluh ribu
16
Bab 16. Dua tiket
17
Bab 17. Selalu begitu
18
Bab 18. Lingeri
19
Bab 19. Memakainya
20
Bab 20. Pertama
21
Bab 21. Kak Andra
22
Bab 22. Takut
23
Bab 23. Cinta
24
Bab 24. Salah
25
Bab 25. Jadi istriku
26
Bab 26. Kamu istriku
27
Bab 27. Tetap disisiku
28
Bab 28. Imbalan
29
Bab 29. Laki - laki itu
30
Bab 30. Kak Damar
31
Bab 31. Terlalu jauh melangkah
32
Bab 32. Keluarga bahagia
33
Bab 33. Terbongkar
34
Bab 34. Pacar saat SMA
35
Bab 35. Apa arti diriku
36
Bab 36. Melepas dan bertahan
37
Bab 37. Bukan salahku
38
Bab 38. Penjelasan Damar
39
Bab 39. Dijebak
40
Bab 40. Harapan
41
Bab 41. Andra lagi
42
Bab 42. cinta tidak bisa dipaksakan
43
Bab 43. Menyusul
44
Bab 44. Memulai
45
Bab 45. Keputusan
46
Bab 46. Terbaik
47
Bab 47. Kebesaran hati
48
Bab 48. Untukmu
49
Bab 49. Lomba
50
Bab 50. Aku milikmu
51
Bab 51. Lagi
52
Bab 52. Damar & Delia
53
Bab 53. Untuk dirobek
54
Bab 54. Memberi tau
55
Bab 55. Harus bagaimana
56
Bab 56. Mudah dibujuk
57
Bab 57. Ditha kembali
58
Bab 58. Aku cemburu
59
Bab 59. Curiga
60
Bab 60. Pulang kerumah
61
Bab 61. Bangga padamu
62
Bab 62. Mengendap endap
63
Bab 63. Rencana untuk Damar
64
Bab 64. Rumah baru
65
Bab 65. Damar dan Ditha
66
Bab 66. Pindah
67
Bab 67. Mengingatnya
68
Bab 68. Melupakannya
69
Bab 69. Mengetahui
70
Bab 70. Mengadu
71
Bab 71. Selesai.!
72
Bab 72. Tidak terima
73
Bab 73. Bahagiaku ada padamu
74
Bab 74. Picik
75
Bab 75. Kinan dan bibit pelakor.
76
Bab 76. Ingin hamil
77
Bab 77. Menyadari
78
Bab 78. Takut
79
Bab 79. Tingkahnya
80
Bab 80. Berubah
81
Bab 81. Sungguh
82
Bab 82. Salah paham
83
Bab 83. Kecewa
84
Bab 84. Dasar aneh
85
Bab 85. Kenapa??
86
Bab 86. Bingung
87
Bab 87. Baby twins
88
Bab 88. Usaha
89
Bab 89. Keputusan
90
Bab 90. Bersiap
91
Bab 91. Kejutan
92
Bab 92. Masih kejutan
93
Bab 93. Tidak sama
94
Bab 94. Duplikat
95
Bab 95. Tidak mau rugi
96
Bab 96. Bikin susah
97
Bab 97. Ada apa denganku
98
Bab 98. Cantik?
99
Bab 99. Bikin kesal
100
Bab 100. Bahagia.?
101
Bab 101. Salah,,
102
Bab 102. Menuduh
103
Bab 103. Wanita itu,,
104
Bab 104. Tentang kinan
105
Bab 105. Masih kesal
106
Bab 106. Bertemu
107
Bab 107. Marah?
108
Bab 108. Hukuman selesai
109
Bab 109. Kinan, Andra
110
Bab 110. Malam pertama kita
111
Bab 111. Digagalkan
112
Bab 112. Gangguan lagi
113
Bab 113. Balas dendam
114
Bab 114. salah pilih
115
Bab 115. Jadi kesal
116
Bab 116. Gagal lagi
117
Bab 117. Dasar Andra
118
Bab 118. Ngambek terus
119
Bab 119. Caranya.?
120
Bab 120. Menggoda.?
121
Bab 121. Karna telfon
122
Bab 122. Ada saja
123
Bab 123. Bikin kesal
124
Bab 124. The End
125
Bab 125. Kisah Kinan
126
Bab 126. Menggodanya
127
Bab 127. Malam yg tertunda
128
Bab 128. Usaha
129
Bab 129. Belum berubah
130
Bab 130. Kesepakatan
131
Bab 131. Angella
132
Bab 132. Gara gara noda
133
Bab 133. Andra cemburu.?
134
Bab 134. 3 bulan
135
Bab 135. Cinta?
136
Bab 136. Terluka
137
Bab 137. Dia Anggella
138
Bab 138. Dijebak
139
Bab 139. Deon
140
Bab 140. Bertemu Deon
141
Bab 141. Daddy Deon
142
Bab 142. Kembali bertemu
143
Bab 143. Anak siapa.?
144
Bab 144. Anakku
145
Bab 145. Kembali lagi
146
Bab 146. Andra Alvin
147
Bab 147. Menerima
148
Bab 148. Malam ini
149
Bab 149. Bertemu
150
Bab 150. Bahagia & kehilangan
151
Bab 151. Keluarga
152
Bab 152. Tersiksa juga
153
Bab 153. Baby moon
154
Bab 154. Tidak sabar
155
Bab 155. Kembar
156
Bab 156. Kebahagiaan
157
Bab 157. Akhir Cerita
158
Pengumuman
159
extra part 1
160
Extra part 2
161
Extra part 3 The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!