Pagi itu selepas Bram berangkat ke kantor, Delia menyuruh Amel dan Bi Santi untuk mengemasi barang - barangnya dan memindahkannya ke kamar Bram. Sementara itu Delia sedang berusaha menidurkan Alea agar dia juga bisa membantu mereka membereskan barang - barangnya yang menumpuk itu.
"Akhirnya tidur juga,,," Delia menghela napas pelan. Dia menidurkan Alea ditempat tidurnya setelah 2 jam lebih menggendong Alea agar terlelap. Kebiasaan Delia yang selalu menggendong Alea, membuat Alea terbiasa tidur dengan cara di gendong dan sedikit diayun - ayunkan.
Delia menutupi tubuh Alea dengan selimut, dia melangkah keluar dari kamar Alea dan pergi kekamarnya. Delia tidak mendapati siapapun dikamarnya, semua barangnya juga sudah tidak ada disana. Delia beralih ke kamar Bram, dia membuka pelan pintu kamar itu. Delia merasa ada yang aneh dengan perasaannya saat memasuki kamar itu, entah perasaan apa itu. Delia sendiri tidak mengetahuinya.
Sudah beberapa kali Delia tidur di kamar ini untuk memani Ditha, karna dulu dia sering di panggil Ditha untuk menemaninya jika Bram sedang berada di luar kota untuk urusan pekerjaan. Kamar besar itu dipenuhi dengan foto - foto romantis Bram dan Ditha sebelum dan sesudah menikah, semua foto - foto itu tertata rapi di galery yang ada di salah satu dinding sudut ruangan itu. Dinding itu khusus untuk memajang foto - foto mereka.
Delia tidak pernah membayangkan jika akan tidur dikamar ini lagi setelah sekian lama dia tidak pernah masuk ke kamar itu Tapi kali ini Delia sedikit cemas, karna dia akan tidur dikamar ini bersama Bram. Seumur hidupnya dia tidak pernah tidur bersama laki - laki lain, selain papa angkatnya. Lalu bagaimana dia harus menghadapi Bram saat berada didalam kamar yang sama.
Delia langsung masuk kedalam walk in closet, disana Amel dan Bi Santi sedang memasukan baju - baju Delia didlam lemari terpisah yang ada di pojok ruangan itu.
Di ruangan juga itu masih tersusuh rapi barang - barang milik mba Ditha. Delia langsung membantu mereka menatap baju - bajunya.
"Selamat siang Nyoya, Tuan,,," Bi Santi membungkukan badannya memberi hormat pada orang tua Bram yang baru sampai.
"Dimana Delia dan cucu saya.?" Tanya Mama Bram sambil melangkah kedalam diikuti suaminya dan juga supir yang membawakan koper mereka.
"Ada di kamar nona Alea, Nyonya,,," Jawab Bi Santi, dia mengikuti langkah Mama Bram.
"Bagaimana dengan barang - barang Delia,? Apa sudah selesai dipindahkan.?" Tanyanya lagi, Bi Santi menjawabnya dengan anggukan.
Mama Bram tersenyum lega.
"Baiklah, sepertinya saya harus lebih lama tinggal disini,,," Ujarnya. Lalu pergi ke kamar Alea.
Selama ini Mama Bram sudah tau jika anaknya tidak tidur satu kamar dengan Delia. Dia sudah menyuruh Bi Ida untuk melaporkan semua yang terjadi dirumah itu.
Saat mengetahui mereka tidak tidur satu kamar, Mama Bram mencoba untuk memakluminya dan memberikan mereka waktu.
Dia berfikir mungkin mereka masih canggung dan belum siap tidur satu kamar, tapi nyatanya sudah dua bulan pernikahan mereka masih saja pisah kamar.
Jadi Mama dan Papa Bram memutuskan untuk tinggal disana, agar mereka tidur dalam kamar yang sama meskipun karna terpaksa.
Bram sama sekali tidak curiga saat sang Mama meminta untuk tinggal dirumahnya dalam waktu yang cukup lama. Dia tidak tau jika Bi Santi sudah berkhianat padanya. Padahal Bram sudah menyuruh semua orang yang berkerja disana untuk tidak memberitahukan kepada orang tua nya jika mekera tidur dikamar terpisah. Dan memberikan ancaman akan memecat siapapun yang ketahuan mengadukan hal itu pada orang tuanya.
"Mama sudah datang,,," Wajah Delia berbinar, Dia berjalan cepat kearah pintu yang baru saja terbuka, dia segera menghambur kepelukan ibu mertuanya itu.
"Kamu ini sudah jadi istri tapi masih saja seperti anak kecil,,," Ledek Mama Bram, dia menepuk - nepuk pantat Delia seperti sedang menepuk pantat Alea. Sejujurnya Mama Bram menyukai sifat Delia yang manja kepadanya, karna sejak dulu dia ingin sekali punya anak perempuan. Tapi sayangnya dia hanya bisa memiliki satu anak saja.
Tak lupa Delia juga menyambut Papa Bram dengan memeluknya sekilas. Delia mengambil Alea dan memberikannya pada Mama Bram, mereka segera keluar dari kamar dan pergi kehalaman belakang.
"Bagaimana hubungan kamu dan Bram.? Apa dia menyusahkanmu.?"
"Kami baik - baik saja Ma. Mas Bram juga tidak pernah menyusahkanku." Jawab Alea, lalu melemparkan senyum.
"Syukurlah kalau begitu. Lalu kapan kalian akan memberikan adik untuk Alea.?"
Uhukk,,uhuukk,,,
Ucapan Mama Bram membuat Delia tersedak dan seketika wajahnya memerah karna malu. Segera Delia menundukan pandangannya, tidak berani untuk menatap Mama Bram.
Pikiran Delia melayang entah kemana, seletah mendengar ucapan itu.
Mama Bram menepuk - nepuk pelan punggung Delia.
"Apa kamu belum siap memiliki anak.?" Tanya dengan lembut. Delia mengangguk sebagai jawaban.
Sejujurnya bukan itu alasannya, tapi Delia tidak ingin memiliki anak dengan Bram. Karna bagi Delia, Bram hanya miliki Ditha dan selamaya hanya akan menjadi milik kakak tercintanya. Lagi pula Delia menganggap pernikahan ini hanya sebuah pernikahan pengganti, untuk menggantikan posisi Ditha selama dia koma. Delia akan meminta cerai dari Bram setelah Ditha bangun dari komanya. Delia pun berfikir jika Bram memiliki anggapan yang sama tentang pernikahan mereka yang terpaksa itiu.
**//**
Sore itu Bram yang baru saja pulang dari kantor, di panggil oleh papanya yang sedang berada di ruang keluarga. Bram pun langsung ikut bergabung bersama mereka setelah memberikan salam pada orang tuanya. Dia duduk disebelah papanya, sedangkan dihadapannya ada mamanya dan juga Delia yang sedang memangku Alea. Bram terlihat serius sedang berbicara dengan papanya.
Mama Bram yang sedang duduk disebelah Delia, dia mengajak bercanda Alea yang ada dipangkuan Delia. Delia menatap Mama mertua dan Alea, kemudian beralih menatap Bram dan papa mertuanya. Tanpa terasa sudut bibir Delia terangkat, dia tersenyum bahagia melihat kehangatan didalam keluarga itu. Mba Ditha sangat beruntung memiliko mereka. Batin Delia.
"Aku kekamar dulu Mah, Pah, mau mandi,,," Bram beranjak dari duduknya, Delia segera mendudukan pandangannya saat Matanya bertemu dengan mata Bram.
"Delia, kamu tidak menyiapkan air untuk mandi Bram.? Sini biar Alea sama mama." Mama Bram mengambip Alea dari pangkuan Delia. "Cepat sana susul Bram,," Katanya sambil melirik Bram yang sudah menaiki anak tangga. Setelah berpamitan pada kedua orang tua Bram, Delia segera naik ke atas.
"Aaaaa,,,," Teriak Delia, dia menutupi wajahnya dengan telapak tangan. Bram segera menutupi dada polosnya dengan kemeja yang baru saja dia lepas, lalu menghampiri Delia.
"Kamu bikin kaget saja.!" Pekik Bram. "Lagian ngapain masuk ke kamarku!" Ketusnya, dia sudah bersiri di dapan Delia.
Detak jantung Delia berpacu semakin cepat setelelah melihat dada bidang Bram tanpa sehelai benang. Dia jadi gemetar dan gugup.
"Ma,,mama yang menyuruhku kesini,," Jawabnya terbata - bata tanpa membuka wajahnya.
"Kamu ini kaya anak kecil, nurut aja apa kata mama. Sana keluar, aku mau mandi.!" Bram membalik tubuh Delia, dan mendorongnya agar keluar.
"Nggak mau,,!" Delia segera membalik tubuhnya, membuatnya terjungkal kebelakang karna Bram terus mendorong tubuh Delia.
"Maass Braaamm,,,!!" Teriak Delia sambil menarik kedua tangan Bram, membuat keduanya jatuh bersamaan dengan posisi Bram berada diatas tubuh Delia.
****"****
Haii para readers,,,, Makasih sudah mampir untuk membaca novel ini. Makasih juga untuk dukungan dan semangatnya yah.
Jangan lupa selalu tinggalkan Like dan Komennya disetiap bab, agar Author lebih semangat lagi😊
Beri Vote dan Rate jika berkenan😊🙏
Untuk yang mau kasih kritik dan saran boleh banget, selama mengunakan bahasa yang baik dan sopan tidak ada ungsur menghina, Author akan terima dengan senang hati😊
Semoga novel ini bisa menghibur kalian semua.😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
naifa Al Adlin
perasaan paragraf nya makin dikit y,, apa karna keasikan baca jd merasa dikit/Facepalm/
2024-09-26
0
Nesa Satria
🤭🤭🤭
2022-06-20
0
Ning Aja
tyipo dmna2 thor,,, mohon di koreksi lg tulisan ny.. rada bingung baca ny.. tp ttp semangat krna cerita ny menarik
2022-04-23
0