Tubuh keduanya jatuh bersamaan, posisi Delia yang berada dibawah Bram membuat Delia segera memejamkan matanya rapat - rapat karna wajah Bram tepat diatasnya dengan jarak yang sangat dekat. Delia terlihat sangat gerogi dan canggung. Sedangkan Bram terdiam, pandangan matanya sangat dalam menatap wajah cantik Delia dengan begitu lekat. Sudut bibirnya terangkat membentuk garis lurus.
"Mas Bram sakit..!"
Suara Delia menyadarkan Bram, dia segera bangkit dan berdiri.
"Sana keluar.!"
Bram meninggalkan Delia begitu saja yang masih berbaring dilantai.
Delia meringis kesakitan karna kepalanya terbentur lantai, begitu juga dengan punggungnya yang terasa nyeri.
"Bangunin kek mas.! Tega baget kamu maen pergi aja. Kepala sama punggungku sakit tau." Protes Delia. Bram menghela nafas, dia kembali menghampiri Delia dan mengulurkan tangannya. Delia menyambut uluran tangan Bram dengan memalingkan wajahnya, karna kemeja yang dipakai untuk menutupi tubuh Bram hanya ditaruh dipundaknya.
"Mama menyuruhku menyiapkan air untuk mandi mas Bram, biarkan aku disini sampai mas selesai mandi. Kalau aku keluar sekarang, mama akan banyak bertanya padaku."
Ujar Delia setelah Bram membantu membangunkannya. Delia tau Bram akan kembali mengusirnya, itu sebabnya dia langsung mengatakan itu pada Bram. Bram segera menarik tangan Delia tanpa berbicara.
"Mas kamu mau ngapain.! Jangan macem - macem yah.!" Pekik Delia sambil memukul tangan Bram. Karna Bram menyeretnya kedalam kamar mandi.
"Kamu masih anak ingusan tapi otaknya udah mesum.!"
Ketus Bram, dia melepaskan tangan Delia setelah masuk kedalam kamar mandi.
"Mama menyuruhmu menyiapkan air bukan.?" Delia mengangguk pelan.
"Tunggu apa lagi.?! Sana isi bathtubnya. Jangan lupa beri bath bomn dan minyak esensial."
Ujarnya enteng. Bram langsung keluar dari kamar mandi meninggalkan Delia yang dibuat melongo dengan mata yang membulat sempurna.
Bram membalik badan dan kembali ke kamar mandi.
"Satu lagi, jangan terlalu panas airnya.!" Katanya sambil menahan tawa karna melihat ekspresi Delia yang hampir mengeluarkan tanduknya.
"Dasar tukang suruh.! Awas kamu mas.!" Teriak Delia kesal. Bram tidak peduli dengan teriakan Delia, dia segera pergi dan duduk disofa sambil menunggu Delia menyiapkan air untuknya.
"Biar tau rasa.!! Ini akibatnya udah nyuruh orang seenaknya." Gumamnya kesal. Delia keluar kamar mandi dengan wajah yang berbinar dan menghampiri Bram yang sedang duduk santai.
"Mas airnya udah siap, buruan mandi nanti keburu dingin airnya."
Uajrnya lembut. Bram mengerutkan keningnya, cepat sekali baiknya. Batin Bram. Padahal jelas - jelas Delia terlihat sangat marah padanya saat dia menyuruhnya.
Tak mau ambil pusing, Bram segera masuk kedalam kamar mandi karna tubuhnya sudah sangat lelah ingin berendam di bathtub.
Delia tertawa kecil menatap pintu kamar mandi yang sudah tertutup.
Delia mulai menghitung dengan menggunakan jarinya.
"Satuuu,,, duaaa,,,, tiiii,,,gaaaa,,!"
"Deliaaaa...!!!" Teriak Bram dari dalam kamar mandi, membuat Delia terbahak - bahak.
"Rasain kamu mas, emang enak.!" Gumamnya pelan.
"Berani sekali kamu mengerjaiku.!!" Teriaknya lagi. Delia segera mendekat kepintu kamar mandi.
"Selamat berendam di air mendidih kakak iparku segaligus suami ku yang menyebalkan.!" Teriak Delia. Kemudian keluar dari kamar sambil cengengesan.
Bram diam seketika mendengar ucapan Delia yang menyebutnya 'suamiku '. Ada seulah senyum yang terlihat menawan diwajahnya.
Dia menggelengkan kepalanya berkali - kali hingga membuat senyumnya semakin lebar mengingat Delia.
"Dasar bocah ingusan,," Gerutu Bram menatap bathtub yang berisi air yang sangat panas.
Dia terpaksa mandi dibawah guyuran shower. Gara - gara ulah jahil Delia, Bram tidak bisa memanjakan tubuhnya yang saat ini terasa pegal.
Delia turun kebawah, dia pergi kedapur untuk memasak makan malam di bantu oleh Bi Santi. Bram pergi keruang keluarga setelah selesai mandi, dia menggambil Alea dari gendongan mamanya.
Selesai memasak dan menatanya di meja makan, Delia beranjak dari sana dan masuk kedalam kamar. Bram yang melihat Delia naik keatas, memberikan Alea pada mamanya dan menyusul Delia ke kamar.
"Mau sholat.? Tunggu sebentar aku ambil wudhu dulu,,"
Bram meninggalkan Delia yang sedang mengambil mukena. Delia dibuat bingung dengan sikap Bram.
"Ada apa dengan mas Bram, kenapa dia tidak marah padaku." Gumanya dalam hati. Delia merasa ada yang aneh dengan sikap Bram. Delia pikir setelah dia mengerjainya, Bram akan marah - marah padanya. Tapi Bram bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apapun sebelumnya.
Jam menunjukan pukul 7 malam, Delia dan Bram beserta kedua orang tua Bram sudah berkumpul dimeja makan. Hidangan makan malam tertata rapi diatas meja dengan berbanagai macam menu yang menggugah selera, sebagian adalah karya Delia. Mereka mulai menyendokan makanan ke piring masing - masing, hanya Bram yang terlihat santai karna Delia yang mengambilkan makan kepiringnya.
Mama Bram tersenyum melihat Delia sangat telaten mengambilkan makanan untuk Bram. Saat kondisi Ditha belum koma seperti saat ini, mama Bram jarang sekali melihat Ditha mengambilkan makanan untuk Bram.
Sejak awal, mama Bram juga lebih senang jika dekat dengan Delia dibanding dengan Ditha. Ditha dan Delia sama - sama baik, tapi entah kenapa mama Bram lebih nyaman jika bersama Delia.
"Ini pasti masakan kamu kan nak.?" Tanya mama Bram setelah menghabiskan suapan pertamanya.
Delia menatap mama Bram yang duduk didepannya.
"Iya mah, apa kurang enak.?" Ujarnya.
"Tidak. Masakan kamu selalu enak, suami mu pasti senang punya istri yang pandai memasak. Iya kan Bram,,?" Terangnya.
Seketika Bram tersedak makanan yang sedang ada didalam mulutnya. Dengan sigap Delia menyodorkan air putih, lalu menepuk - nepuk tengkuk Bram.
"Pelan - pelan mas makannya, masih banyak kok makanannya. Kalaupun kurang nanti bisa aku masakin lagi." Bisik Delia. Sebenarnya dia hanya menyindir Bram.
Bram melirik malas kearah Delia.
"Awas kamu yah.!" Ketus Bram dengan wajah yang terlihat kesal. Delia hanya bisa menahan tawanya melihat kekesalan Bram.
Saat ini keempatnya sedang berada di ruang keluarga. Bram dan papanya sedang terlibat obrolan yang serius, seperti biasa keduanya membahas tentang perusahan yang mereka kelola. Delia dan mama mertuanya terlihat asik bercengkrama dengan obrolan ringan yang disertai candaam, mereka sangat dekat tanpa kecanggungan. Sesekali keduanya tertawa lepas setelah membahas obrolan yang lucu.
Bram melirik keduanya, dia tersenyum samar melihat keakraban diantara Delia dan sang mama.
"Mamamu semakin bahagia setelah Delia menjadi istrimu,,," Ujar papa Bram yang sedari tadi melihat Bram berkali - kali melirik kearah mereka.
Pandangan Bram beralih ke papanya, dia hanya melemparkan senyum menanggapi ucapan sang papa.
Sejujurnya Bram juga merasakan hal yang sama, tapi dia enggan mengakuinya.
"Apa Bram masih sering menginap di rumah sakit.?"
Pertanyaan mama Bram membuat Delia diam seketika, dia tampak sedang berfikir.
"Tidak mah, mas Bram sudah jarang bermalam disana."
Delia tersenyum setelah menjawabnya.
"Benarkah.?"
Delia mengangguk dengan cepat.
Mama Bram menggeleng pelan, jelas saja dia tau jika Delia berbohong. Setiap malam Bram selalu bermalam di rumah sakit dan meninggalkan Delia. Mereka bahkan belum pernah tidur satu kamar hingga detik ini.
Mulai saat ini mama akan membuat Bram bisa menerima kamu sebagai istrinya. Kalian pantas bahagia. Batinnya.
Jelas saja mama Bram tidak ingin anaknya terus berlarut - larut memikirkan Ditha yang entah sampai kapan akan berbaring disana.
Dia hanya ingin anaknya bisa kembali bahagia seperti dulu.
****"****
Haii para readers,,,, Makasih sudah mampir untuk membaca novel ini. Makasih juga untuk dukungan dan semangatnya yah.
Jangan lupa selalu tinggalkan Like dan Komennya disetiap bab, agar Author lebih semangat lagi😊
Beri Vote dan Rate jika berkenan😊🙏
Untuk yang mau kasih kritik dan saran boleh banget, selama mengunakan bahasa yang baik dan sopan tidak ada ungsur menghina, Author akan terima dengan senang hati😊
Semoga novel ini bisa menghibur kalian semua.😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Nesa Satria
aq se7 mah🤭🤭🤭
2022-06-20
0
Umi Salamah
ksh obat perangsang ajj mah d minuman Bram😄 klu Bram udh hareudangkan ada Delia
2021-12-25
0
Adri Ani
gimana kalo Ditha sadar trus tau adiknya menikah dengan suaminya
2021-08-05
0