Setelah satu jam menunggu diluar ruang operasi, suara tangisan bayi terdengar dari dalam sana. Air mata ku tumpah karna bahagia mendengar tangisan anakku.
Aku tak henti - hentinya mengucap syukur atas kelahiran anak pertama ku dan Ditha yang sangat kami tunggun - tunggu.
Tapi tangis bahagia ku hanya berlangsung sesaat, karna setelah itu Aku harus mendengar kabar kalau Ditha mengalami koma. Kali ini tangis ku pecah karna sedih, aku langsung duduk di lantai. Kaki tinggi dan berotot ku seakan kehilangan tenaganya. Sejak saat itulah aku merasa terpukul dan bersalah atas kejadian yang menimpa Ditha. Jika saja saat itu Aku bicara baik - baik dan tidak membuat keributan direstoran itu, mungkin Ditha tidak akan mengalami koma seperti ini.
Aku sudah menyuruh orang untuk mencari tau identitas laki - laki yang saat itu bersama Ditha direstoran. Aku sangat penasaran, sebenarnya ada hubungan apa laki - laki itu dengan istri ku. Kenapa mereka bisa pergi berdua dan makan siang bersama. Tapi hingga saat ini aku belum mendapatkan informasi apapun tentang laki - laki itu. Laki - laki itu menghilang bak ditelan bumi.
Flashback Off
**//**
"Maafkan aku sayang, aku sudah membuatmu seperti ini. Dan sekarang aku menyakitimu karna aku sudah menikah lagi, menikah dengan adik mu. Aku mohon maafkan aku." Hanya itu yang aku bisa katakan pada Ditha yang mungkin tak mendengar ucapanku.
Rasa cintaku pada Ditha tidak berkurang sedikitpun hingga saat ini. Aku sangat mencintainya, aku akan selalu menunggu Ditha sampai dia membuka matanya kembali.
Aku sudah rindu untuk menajalani hidupku bersamanya, bersama anak kita dan bahagia seperti dulu.
Aku bangun pukul 04.30, seperti biasa aku pamit pada Ditha. Aku tau Ditha tidak sadar, tapi aku mengajaknya berbicara seolah - olah dia mendengarkanku. Aku melajukan mobilku menuju rumah. Aku yang masih dalam keadaan mengantuk menaiki tangga dengan menundukan kepala, aku menghentikan pijakan kakiku saat menabrak sesuatu.
Saat aku mengangkat wajahku, aku melihat Delia tepat didepanku, dia sedang mengikat rambutnya. Jarak ku dan Delia sangat dekat, kami saling pandang. Aku mencium aroma wangi dari tubuh Delia yang membuat rasa kantukku tiba - tiba hilang. Ada sesuatu yang bersesir ditubuhku saat mencium aroma wangi dari tubuh Delia. Wajah Delia juga terlihat sangat segar, sepertinya dia baru saja mandi.
Setelah Delia bergeser, dia sempat mengakatan maaf padaku. Aku tau dia mengatakan maaf karna menabrakku, tapi sepertinya aku juga menabraknya. Aku hanya melemparkan senyum padanya, lalu segera pergi kekamar. Biasanya aku akan tidur lagi selama dua jam, bangun pukul 7 pagi lalu bersiap. Tapi entah kenapa kali ini aku tidak bisa memejamkan mataku.
Bayang wajah Delia dan aroma wangi yang baru saja aku cium membuat ku terus mimikirkannya. Aku merasa ada yang salah denganku, aku tidak mungkin menyukai Delia.
Semakin lama memikirkannya entah kenapa juniorku yang sedang terlelap perlahan mulai bangkit dan meronta didalam sana.
Sudah lama aku tidak melakukannya dengan Ditha, sebagi laki - laki normal yang sudah menikah hubungan suami istri sangat penting bagiku.
Sebelum Ditha mengalamai koma, aku dan Ditha biasa melakukannya setiap hari. Adegan panas itu sudah menjadi rutinitas kami setiap malam mejelang tidur atau pagi hari saat bangun tidur.
"Sial..!!" Umpatku. Sudah lebih dari 30 menit, tapi juniorku belum juga tertidur. Padahal aku sudah berusaha untuk mengalihkan pikiranku, tapi dia masih tegak berdiri. Aku sudah tidak bisa lagi menahan hasratku yang semakin menyala.
Aku bangun dari ranjang dan pergi ke kamar mandi. Terpaksa aku bermain solo lagi pagi ini, seperti yang biasa aku lakukan selama Ditha koma.
Setelah mandi dan bersiap, aku turun kebawah untuk menemui anakku, Alea.
Setiap pagi aku akan menggendongnya sebelum berangkat kekantor. Cuma Alea yang bisa membuatku memiliki semangat saat ini.
Aku melihat Delia sedang menggendong Alea menuju dapur. Aku mengikuti langkahnya dibelakang.
Aku berdehem untuk menyadarkan Delia jika ada aku dibelakangnya, benar saja dia langsung berbalik badan. Delia sudah tau kebiasaan pagiku, dia mendekat dan segera memberikan Alea padaku. Lagi - lagi aku harus mencium aroma wangi dari tubuhnya, aku memperhatikan wajah Delia dengan jarak yang sangat dekat. Entah kenapa pandanganku fokus pada bibir Delia yang terlihat sangat menggoda.
Delia pergi kedapur setalah memberikan Alea padaku.
Aku rasa aku harus mencuci pikiranku yang mulai kotor. Bisa - bisanya aku jadi terus terbayang pada Delia. Padahal selama dia menjadi adik iparku, tidak pernah sedikitpun aku memikirkan hal yang aneh - aneh padanya. Bagaku Delia hanyalah adik kecil yang menggemaskan.
Aku duduk didepan meja makan sambil memangku Alea. Tak lama Delia datang dan menyiapkan sarapan untukku, dia sudah mulai bersikap biasa padaku, tidak secanggung kemarin. Delia mengambil Alea dari gendonganku selesai mengambilkan makanan untukku.
Aku tersentak saat Delia mengatakan Alea akan makan. Aku menegurnya, tapi dia mengatakan jika Alea sudah boleh makan karna usianya sudah 6 bulan. Aku tidak percaya begitunsaja dengan ucapannya, karna Delia belum berpengalaman dalam hal itu. Saat aku memarahinya, dia berbalik marah padaku dan meninggalkanku begitu saja diruang makan.
Aku tersenyum menatap kepergian Delia, dia sangat lucu saat dengan mengomel. Bibirnya tidak berhenti untuk terus maju. Selepas kepergian Delia dan Alea, aku segera menyantap sarapanku. Tidak bisaa ku pungkiri jika masakan Delia sangat enak, lebih enak dari Ditha. Aku menghabiskan sarapanku tanpa sisa.
Aku melangkahkan kaki untuk mencari keberadaan Alea. Langkahku terhenti saat melihat Delia sedang menyuapi Alea di taman belakang.
"Amel tolong ambilkan minum untuk Alea,,," Teriak Delia pada baby sitter anakku.
Aku mengambil minum itu dari tangan Amel saat Amel akan menghampiri Delia.
"Biar saya saja," Kata ku. Amel mengangguk dan pergi.
Aku berjalan mendekati Delia dan menyodorkan minuman itu dari arah belakang.
"Makasih,," Ujar Delia sambil megang gelas yang ada ditanganku. Tapi Delia tidak segera mengambilnya, dia malah menengokan kepalanya dan menatapku.
"Kenapa.?" Tanyaku saat Delia terlihat melongo sambil terus menatapku.
"Kok mas Bram yang ngambilin.?" Katanya sembari mengambil gelas ditanganku. Aku tidak menjawab pertanyaannya, lalu ikut duduk disebelah Delia.
Aku menatap Alea yang sedang makan dengan lahap, aku tersenyum melihat anakku yang sudah semakin besar.
"Satu kali lagi ya Alea cantik. Ayo aaaa,,,," Delia menyuapkan makan terakhir untuk Alea.
Aku tertawa melihat Delia yang ikut membuka mulutnya dengan lebar.
"Anak pinter,,," Katanya lagi setekah Alea melahapnya.
Aku langsung mendapat lirikan sinis dari Delia.
"Kenapa tertawa.!!" Ketusnya. Dia kembali sibuk dengan Alea, mengelap sudut bibir Alea yang terlihat belepotan.
"Dasar judes.!! Pantesan dari dulu nggak punya pacar." Cibirku. Aku berusaha untuk bersikap seperti dulu lagi pada Delia.
Rasanya tidak enak tinggal satu rumah tapi harus canggung seperti orang asing.
Bola mata Delia semakin melebar menatapku, aku bisa menebak jika sebentar lagi taringnya akan keluar.
"Asal mas Bram tau yah, aku tuh nggak punya pacar bukan karna nggak ada yang mau sama aku.!! Tapi aku yang nggak mau sama mereka, aku cuma mau pacaran dan nikah sama Lee min ho, atau nggak Nam joo hyuk,, atau nggak,,,
"Nggak ada yang mau sama kamu, percuma.!" Aku segera memotong ucapan Delia sebelum dia semakin tinggi mengkhayal.
****"****
Haii para readers,,,, Makasih sudah mampir untuk membaca novel ini. Makasih juga untuk dukungan dan semangatnya yah.
Jangan lupa selalu tinggalkan Like dan Komennya disetiap bab, agar Author lebih semangat lagi😊
Beri Vote dan Rate jika berkenan😊🙏
Untuk yang mau kasih kritik dan saran boleh banget, selama mengunakan bahasa yang baik dan sopan tidak ada ungsur menghina, Author akan terima dengan senang hati😊
Semoga novel ini bisa menghibur kalian semua.😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Alif-balqis Faiha
laki2 itu orang yg dicintai dita...
2022-10-13
0
Khodijah Cyti
lucu juga interaksi bram sama delia, lanjut lah
2022-07-13
0
Nesa Satria
🤭🤭🤭🤭
2022-06-18
0