"Apa lu mau sama gue?"
Pertanyaan lelucon macam apa itu? Kenapa harus nanya gue! Dia kira semua wanita akan jatuh hati padanya? Gue kok enggak nyaman ya sama pertanyaannya dia barusan?
"Tuan pasti bercanda." jawab Arini
"Jawab aja."
"Ya, Tuan nggak mungkin mau sama pembantu kayak saya." jawab Arini
"Elu, bukan gua!" Davian kesal
"Saya tahu diri, saya gak akan suka sama Tuan."
"Mengapa begitu?" tanya Davian
"Karena kita beda kasta, tak akan ada kecocokan diantara kita."
"Kalau nanti lu sampai jatuh cinta sama gue, awas lu ya!" ancam Davian
"Memangnya lelaki di dunia ini hanya Tuan Dav saja?" tanya Arini
"Kenapa ucapan lu seperti merendahkan harga diri gue?" selidik Davian
"Bukan itu maksud saya, Tuan!"
"Lalu apa maksudmu?" Davian menyunggingkan bibirnya
"Maksud saya, sebisa mungkin saya tidak akan jatuh cinta kepada Tuan! Karena saya tau diri, hanya hanya pembantu Tuan. Saya juga akan mencari pasangan yang setara dengan saya." ucap Arini
"Emangnya lu gak mau punya suami tajir?" tanya Arini
"Bukan tidak mau, lebih kepada tau diri saja. Saya tidak muluk-muluk. Buat apa lelaki tajir kalau membuat sakit hati? Lebih baik lelaki miskin tetapi penuh kasih sayang." jelas Arini
"Jadi, menurut lo, gue cowok yang bakal nyakitin elu karena gue tajir, gitu?"
"Lah, kok? Jadi Tuan? Itu hanya perumpamaan, Tuan! Bukan maksud saya menjelekkan Tuan seperti itu." ucap Arini
"Tapi kita lagi bahas gue sama elu dari tadi. Berarti yang lu ucap itu memang untuk gue." Davian tak mau kalah
"Iya, intinya saya gak akan suka sama Tuan! Tuan seneng kan?" tanya Arini
"Kenapa gue harus seneng? Justru gue seneng kalau ada orang yang suka sama gue!" Davian kegeeran
"Tuan memang seneng kalau banyak yang suka sama Tuan, tapi Tuan tak mungkin menerimanya kan? Yang ada nanti, orang bakal sakit hati kalau suka sama Tuan!“ hardik Arini
"Lu suka ya sama gue?"
"Hahahahahha, enggak! Enggak sama sekali, Tuan." ucap Arini
"Sekarang lu bilang enggak, nanti lu pasti suka sama gue!"
"Bagaimana kalau Tuan yang suka sama saya?"
Ucapan Arini membuat Davian terdiam. Apa mungkin? Apa gue mungkin akan suka sama pembantu cantik ini? Tidak, tidak. Jangan sampai gue terlena sama dia! Bisa habis dimaki-maki gue jadinya. Batin Davian dalam hati.
"Nggak mungkin gue suka sama lu! Selera gue bukan pembantu kayak lu. Pede banget jadi orang." Davian cengengesan, tanda meremehkan Arini
"Kita lihat saja nanti, Tuan!" ucapan Arini membuat Davian tak nyaman
"Banyak omong lu! Udah, gue laper. Bikin makanan sono! Gue belum pernah makan masakan lu deh perasaan!
"Tuan ingin makan apa?" tanya Arini
"Apa saja, yang penting enak dilihat dan enak dimakan!"
"Baik, Tuan."
Arini membungkukkan badannya lalu keluar dari kamar besar Davian. Ketika Arini akan menuju dapur, Rangga memanggilnya.
"Rin, kamu kemana aja sih seharian ini?" tanya Rangga
"Minggu pagi saya libur, Tuan. Tadi sore saya baru pulang kesini lagi." jawab Arini sopan
"Pantas saja. Kamu mau buat apa?" tanya Rangga
"Buat spaghetti dan takoyaki, Tuan. Tuan mau juga?" ucap Arini
"Mau banget dong! Mau aku bantuin buatnya?" saran Rangga
"Nggak usah, Tuan. Saya gak bisa kalau masak dibantuin." jawab Arini sopan
"Ya sudah, aku tunggu kamu disini aja ya." Rangga duduk di meja makan mini dekat dapur
Rangga menatap halus Arini. Arini memang cantik luar dalam, Rangga mulai tertarik dengan Arini. Rangga jadi lebih senang di rumah akhir-akhir ini. Arini telah mengubah kehidupan Rangga.
"Apa kamu masak spaghetti atas permintaan Davian?" tanya Rangga
"Tidak, Tuan. Tuan Dav meminta saya memasak apa saja, ya sudah saya buat ini saja." jawab Arini
"Kamu sudah punya pacar?" ucap Rangga
"Belum, Tuan. Saya belum memikirkan kearah sana." jawab Arini
"Aku punya kesempatan dong kalau gitu." Rangga asal bicara
"Maksud Tuan?" Arini pura-pura
"Tidak, tidak. Lanjutkan saja masaknya." Rangga kikuk
Wanita cantik sepertimu sayang sekali kalau harus menjadi pembantu. Andai Davian tak keras kepala dan menyerahkannya padaku, mungkin nasibmu akan sedikit lebih baik, Rin. Semoga saja, suatu hari nanti, kamu bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Batin Rangga.
Arini telah selesai memasak. Dia menghabiskan waktu sekitar 40 menit. Arini masak dengan porsi yang lumayan banyak, karena akan membagi masakannya untuk Rangga.
"Tuan, ini untuk Tuan Rangga." ucap Arini
"Wangi banget, Rin. Aku rasa ini pasti enak!" Rangga menghirup aroma makanan tersebut
"Terima kasih, Tuan."
"Rin, apa kamu mau menemani aku makan disini?" tanya Rangga
"Maaf, Tuan. Saya tidak bisa! Karena, saya harus segera mengantarkan makanan ini pada Tuan Dav!" Arini menolak Davian dengan halus
"Kamu kan bisa kembali lagi kesini kalau sudah memberikan makananmu pada Davian."
"Maaf, Tuan. Saya tak bisa menjaminnya." jawab Arini.
"Baiklah, terima kasih atas makanannya." jawab Rangga
"Sama-sama, Tuan. Saya permisi!" Arini meninggalkan Rangga
Rangga mencoba makanan yang dibuat Arini. Masakan Arini memang enak. Rangga makan dengan lahapnya.
Dia wanita idaman. Sudah cantik, ramah, dan pintar memasak. Kalau aku mempunyai istri seperti dia, aku pasti sangat bahagia. Rangga berkhayal.
__________
Arini mengetuk pintu kamar Davian, lalu segera masuk kedalam. Muka Davian terlihat kesal.
"Lama banget sih lu! Emangnya buat apaan?" tanya Davian
"Saya bikin spaghetti dan takoyaki, Tuan." ucap Arini
"Kok cuma satu porsi?" tanya Davian
"Memang harus berapa?" Arini bertanya balik
"Dua dong!"
"Satu lagi untuk siapa?" tanya Arini
"Buat elu lah! Masa gue makan sendiri? Sedangkan elu gak makan!" kata Davian
"Oh, untuk saya. Saya sudah makan, Tuan. Tuan makan sendiri saja. Pasti tetap enak." ucap Arini
Gue ini pembantu, Tuan! Gue gak mungkin dengan lancangnya makan bareng sama Bosnya sendiri. Kalau tadi Tuan Rangga tidak memintanya, pasti porsi Tuan Dav kebanyakan. Untungnya, aku membawanya satu porsi saja. Batin Arini.
"Kenapa liatin gue? Gue ganteng ya?" ucap Davian
"Ya ampun, Tuan! Kenapa sih rasa percaya diri Tuan itu tinggi sekali?" tanya Arini
"Gue hanya menebak!" jawab Davian
"Tuan jangan banyak bicara! Kalau sedang makan itu tak boleh bersuara." jelas Arini
Kenapa masakannya enak sekali? Kenapa makanan dia membuat gue suka seperti ini? Ternyata, dia wanita yang pintar memasak. Gue akan makan makanannya dia setiap hari. Ucap Davian.
Davian menatap tajam Arini. Davian ingin mengatakan sesuatu tapi malu sekali. Davian belum berani, tetapi ia tak tega melihat Arini hanya diam saja.
"Rin?"
"Iya, Tuan?"
Arini yang sedang duduk dibawah karpet segera mendekati Davian
"Ada apa, Tuan?" tanya Arini
"Duduklah.."
Davian meminta Arini duduk. Arini pun duduk didepan kursi Davian.
"Ada apa, Tuan?"
Davian terdiam. Ia masih bingung apa yang harus dilakukannya.
Davian mengambil spaghetti dengan garpu nya, lalu dililitkan pada garpu tersebut. Perlahan, Davian mengarahkan garpu kearah Arini. Arini kaget, tak mengerti apa maksud Davian.
"Makanlah ini.." Davian ingin menyuapi Arini
"Eh, tidak usah Tuan. Ini sangat lancang untuk saya."
"Tidak apa-apa. Jangan menolak! Aku tak ada maksud lain. Aku hanya ingin menyuapi mu."
Arini menerimanya dan memakan spaghetti yang Davian berikan untuknya. Davian menyuapi Arini, ia tersenyum lalu berkata,
"Masakan mu enak. Lain kali, makanlah denganku. Aku tak mau makan sendirian lagi."
*Bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Riza Atty
sudah mulai jatuh cinta
2023-11-23
0
Ta..h
ikut meleleh sama pujian rangga terutama dari davian 🤩🤩
2023-03-28
0
Enung Samsiah
waah Dev lngsung move-on dngn spaheti buatan arini, asyiiik 😍😍
2023-03-11
0