Pembantu tak tahu diri itu rupanya memiliki mental yang kuat. Kenapa dia selalu pura-pura berani di hadapan gue? Kenapa dia gak ada takut-takutnya sekali kalau didepan gue? Dia gak pernah takut gue pecat. Kenapa dia bisa sekuat itu sih? Davian dalam hati.
"Bos, kenapa muka lu kusut amat?" tanya Dika sekretaris pribadi Davian
"Gue punya pembantu baru yang bikin pusing. Emosi jiwa gue kalo deket-deket sama dia." keluh Davian
"Emangnya kenapa dengan pembantu baru lu bos?" tanya Dika lagi
"Dia menyebalkan. Dia selalu membantah, dan membangkang. Gue bener-bener muak sama dia." ucap Davian berapi-api
"Kok bisa begitu? Emang dia masih muda?" tanya Dika
"Masih muda, heran gue darimana Mama bisa dapetin pembantu kurang ajar kayak gitu." jawab Davian
"Pecat aja bos! Gampang kan!" usul Dika
"Dia malah dengan senang hati kalau gue pecat. Gue jadi penasaran seberani apa dia sama gue." ucap Davian
"Ceweknya dekil, item trus nyebelin ya bos?" tanya Dika
Arini, dia gak jelek menurut gue. Dia memang cantik. Tapi, tak sedikitpun gue menyukainya. Gue sangat membencinya. Wanita sok berani yang dengan percaya dirinya menantang gue. Lihat saja nanti, dia akan memohon di kaki gue agar gue tak memecatnya. Permainan akan segera dimulai, Arini. Gumam Davian dalam hati.
"Bos? Kenapa melamun?" tanya Dika
"Lu lihat aja sendiri orangnya." ucap Davian.
Setiap masuk kantor, Davian selalu membuat takjub karyawannya. Tubuhnya yang tinggi dan kekar dengan setelan jas yang matching membuatnya semakin tambah mempesona.
Sekilas tentang Davian, dia adalah CEO di perusahaan peninggalan keluarga besarnya. Karena sifatnya yang menakutkan, semua orang takluk padanya dan tak ada yang berani padanya. Keluarga besarnya pun kalah dengannya.
Kelemahan Davian hanya satu, yaitu wanita. Davian mencintai Tasya. Wanita yang sejak SMA selalu didambakannya. Tasya sangat anggun dan cantik. Sayangnya, Tasya tak menghiraukan Davian. Tasya tak menyukai Davian.
Sudah berulang kali Davian menyatakan perasaannya pada Tasya, tetapi Tasya selalu menolaknya. Meskipun penolakan Tasya sangat halus, hati Davian tetap sakit. Bukan Davian namanya kalau ia menyerah begitu saja, Davian tetap ingin menjadikan Tasya kekasihnya.
Tasya berasal dari kalangan keluarga menengah kebawah. Karena kondisi ekonominya yang sulit, Tasya memberanikan diri melamar bekerja di perusahaan Davian. Davian pun menerimanya. Davian tak pernah memaksa Tasya untuk mencintainya, Davian benar-benar tulus kepada Tasya.
Jika pekerjaan Davian tak terlalu sibuk, Ia selalu menyempatkan diri menemui Tasya di ruang kerjanya. Tasya adalah team HRD di perusahaan Davian.
Tasya selalu ramah pada Davian, tetapi hanya sebatas rasa hormat kepada atasan. Davian selalu memperhatikan Tasya dari jauh, pandangannya tak luput dari Tasya.
Pekerjaan pun selesai. Davian diantar Dika pulang menuju rumahnya. Kini, pulang ke rumah merupakan hal yang paling menjemukan bagi Davian. Bagaimana tidak, ia harus bertemu Arini setiap hari.
Arini adalah pembantu yang membangkang. Arini adalah satu-satunya pembantu yang membuat Davian jengah. Davian benar-benar ingin balas dendam kepada Arini, Davian benar-benar tak menyukai Arini berada di rumahnya.
Semua satpam dan asisten rumah tangga Davian membungkukkan badannya ketika Davian lewat. Davian segera masuk ke kamarnya.
Davian melihat sekeliling kamarnya, semua sudah tertata rapi. Baju ganti dan peralatannya sudah disiapkan. Davian heran, kemana perginya Arini?
Davian memanggil asistennya yang lain. Davian bertanya kepada perginya Arini. Davian sangat marah, berani-beraninya Arini keluar dari rumahnya. Arini harusnya tak boleh pulang. Davian menemui orang tuanya.
"Ma, si Arini pembangkang itu kemana?" tanya Davian
"Arini? Oh, Arini sudah pulang. Semuanya sudah dia persiapkan bukan?" tanya Mama Davian
"Kenapa dia harus pulang? Dia harusnya ada di rumah ini setiap hari!" ucap Davian meninggi
"Arini harus pulang, karena adik-adiknya butuh bimbingannya dalam belajar, besok juga dia kembali lagi, Dav!"
"Aku gak mau tahu Ma, Arini harus ada di rumah ini sekarang juga!" bantah Davian
"Kamu kenapa sih? Kamu kesengsem ya sama Arini? Pengen banget dia disini." Mama Davian tersenyum
"Cih, amit-amit, Mam! Jangan asal bicara deh! Dia itu pembantu yang paling membangkang yang membuat Dav benar-benar ingin buat perhitungan dengannya."
"Kamu jangan begitu, Dav! Dia itu wanita. Menurut Mama, Arini itu wanita yang baik, sudah gitu dia cantik lagi. Jarang-jarang ada wanita cantik yang mau jadi pembantu." jelas Mama Davian
"Karena dia cantik dia berani membangkang padaku."
Davian memang mengakui Arini sangat cantik. Tetapi, Davian tak menyukai kecantikan Arini. Mentang-mentang dia cantik, dia pikir bisa seenaknya kepada majikan, batin Davian.
"Dik? Dika!" panggil Davian
Dika segera berlari menghampiri Bosnya.
"Iya, Bos. Ada apa?" tanya Dika
"Antar gue ke rumah Arini. Ma, beritahu Dika alamatnya!"
"Dav, kamu ini kenapa sih? Biarkan Arini dirumahnya! Kasihan dia." cegah Mama Davian
"Dia itu digaji. Dav yang gaji dia! Dia gak bisa seenaknya gitu di rumah ini. Mau gak mau, kita seret dia. Berangkat, Dik!"
"Siap, Bos."
Davian, kenapa sifat mu selalu saja begini? Apa salah Mama dan Papamu? Kenapa kamu tak bisa bersikap lebih lembut sedikit saja? Kenapa? Wanita mana yang bisa tahan dengan sifat arogan mu itu? Batin Mama Davian dalam hati.
Davian berangkat menuju rumah Arini. Ia harus memberi pelajaran kepada Arini. Berani-beraninya dia keluar dari kamar Davian. Pembantu pembangkang, julukan Arini yang dibuat oleh Davian.
Davian telah sampai didepan rumah Arini. Rumah yang mungil dan begitu sederhana. Davian akan langsung masuk dan menggebrak pintu rumah Arini, tetapi Davian mengurungkan niatnya ketika mendengar sebuah percakapan kecil yang hangat.
"Kalian jangan kayak Kak Arini, kalian harus sekolah yang tinggi. Lihat kak Arini, akhirnya malah jadi pembantu kan?" ucap Arini
"Kak Arini hebat, pembantu itu lebih hebat dari majikannya tahu!" ucap Alif
"Aneh kamu, Lif!" jawab Mita
"Kenapa Alif bisa berkata begitu?" tanya Arini
"Majikan itu tidak bisa apa-apa kak, sedangkan kak Arini bisa melakukan segalanya. Berarti kak Arini lebih hebat!" jawab Alif
"Tidak seperti itu, Lif! Justru majikan itu sangat hebat." ucap Arini
"Kenapa?" tanya Alif polos
"Majikan itu hebat dalam mencari uang, dia bisa mencari uang yang banyak, karena dia rajin dan gigih. karena majikan banyak uang, dia memberikan sedikit uangnya untuk kak Arini. Majikan kak Arini itu orang hebat, Lif! Kamu gak boleh berkata begitu lagi, ya?" bujuk Arini
"Dengerin tuh Lif, apa kata Kak Arin!" Mita menambahkan
"Iya, Alif tahu sekarang. Kak, Alif boleh minta sesuatu gak?" tanya Alif
"Apa sayang?" Arini membelai rambut adik laki-lakinya itu.
"Karena majikan kak Arini orang hebat, Alif ingin bertemu dengannya." ucap Alif
"Apa?" Arini bingung
"Alif ingin bertemu majikan kak Arini yang hebat." ucap Alif
"Gak bisa sayang, majikan kak Arini sedang sibuk. Mencari uang itu tidak mudah, tidak akan bisa bertemu dengannya." jawab Arini
"Tapi Alif ingin bertemu dengan majikan kak Arini yang hebat, kumohon kak Arin, Alif mohon!" Alif terus saja merengek
"Lain kali saja ya Lif? Kak Arin pasti membawa Alif bertemu majikan kak Arin. Sekarang, dia tak bisa ditemui." Arini beralasan
Davian masuk kedalam rumah Arini. Mengagetkan Arini dan adik-adiknya.
"Siapa bilang tak bisa? Aku adalah majikan kakakmu!" ucap Davian sedikit lembut
"Tuan Davian!? Sedang apa Tuan disini?" Arini benar-benar kaget.
"Seperti yang adikmu katakan, dia ingin bertemu denganku, majikanmu yang hebat." jawab Davian
"Tak mungkin..." Arini melongo
*Bersambung*
Coba baca juga ya cerita ini😘😘😘
Ini gak kalah serunya dari Rama dan Gita kok😍
Yang mau baca, jangan lupa like, komen dan vote juga ya😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Sitorus Boltok Nurbaya
semoga Davian luluh melihat kepolosan anak kecil spt Alif.
smgat kk
2022-08-13
0
Fiki Septiadi
semoga ga galak lagi kasian Arini nya .
2021-08-27
0
Linda Novie
kereen abiis
2021-07-16
0