Bab 17

"Bagaimana keadaanmu? Masih sangat sakit?" tanya ibu Hadrian penuh khawatir ketika melihat anaknya yang terluka.

"Tidak apa ibu, sudah tidak terlalu sakit. Akan segera pulih dalam beberapa hari kedepan."

"Lalu bagaimana dengan Binar."

"Aku baru mendapatkan kabar dari rumah sakit, dia sudah sadar dan baik - baik saja. Hanya saja  mungkin cidera di kakinya butuh waktu agak lama untuk pulih kembali."

Sang ibu menghela napas, "Dia pasti jadi lebih membenci kita karena kejadian ini, seharusnya kamu mendengarkan perkataan ibu."

"Apa salahnya jika aku ingin mengenal calon kakak iparku? Kecelakaan ini diluar dari kendaliku, tidak ada yang tau ini akan terjadi ibu."

"Kamu adalah satu-satunya harta yang ibu miliki. Ibu tidak tau apa yang akan ibu lakukan jika terjadi sesuatu denganmu."

Hadrian mendekati sang ibu dan merengkuhnya, "Aku baik - baik saja ibu, jangan khawatir."

Sang ibu melepaskan rengkuhan Hadrian, lalu memencet hidung Hadrian kuat - kuat.

"Makanya jangan suka nakal, hobi sekali bikin ibu khawatir." omelnya dan Hadrian hanya bisa meringis kesakitan.

"Iya ampun-ampun." lalu ibu Hadrian pun melepaskan tangannya dari hidung sang anak.

"Lagi pula aku pikir ada yang berbeda dengan Binar." ucap Hadrian

"Apa yang berbeda?."

"Kemarin dia bisa membuat Angkasa khawatir dan sekalut itu. Ini pertama kalinya aku melihat Angkasa seperti itu."

"Mungkin ada hubungannya dengan wasiat itu?"

Hadrian menggeleng, 

"Ini berbeda bu, selama ini yang aku tahu Angkasa sangat sulit mengendalikan emosinya. Tapi kemarin bahkan dia bisa menahan amarahnya padaku dan mengurungkan niatnya untuk menghajarku ketika nama Binar disebut. Dia juga masih sempat mengkhawatirkan lukaku. Jika memang hanya karena wasiat dia tidak mungkin akan seperti itu. Angkasa terlalu dingin dan datar untuk seperhatian itu."

Ibu Hadrian tersenyum lembut, "Mungkin gadis itu mulai merubahnya, syukurlah."

"Aku juga berpikiran seperti itu."

Ibu Hadrian menghela napas, "Jadi ibu mohon jangan coba-coba untuk mengganggu atau berbuat yang aneh - aneh."

"Bu kapan Hadrian bilang mau mengganggu mereka, Hadrian hanya ingin mengenal lebih dekat. Hadrian juga hanya ingin memiliki hubungan yang baik dengan mereka."

Ibu Hadrian mengusap kepala anaknya pelan, "Sabarlah, suatu saat pasti akan terjadi."

Hadrian hanya membalas ibunya dengan senyuman sembari mengaminkan ucapan ibunya.

***

Binar memperhatikan Angkasa yang sedari tadi sibuk dengan laptopnya. Dia merasa bosan dan orang yang menjaganya malah sibuk sendiri.

"Ekhmm" Binar coba untuk membuat suara agar bisa mendapat sedikit perhatian dari Angkasa. Untuk beberapa saat Binar menunggu namun tidak juga mendapatkan sedikitpun perhatian.

"Ekhmm"

"Ekhmm"

Dicobanya lagi untuk menarik perhatian Angkasa, namun sepertinya apa yang ia harapkan tidak terjadi. Angkasa masih saja pada posisinya sibuk dengan laptop, bahkan melirik sedikit pun tidak.

Binar menghela napas kasar dan menarik selimutnya menutupi seluruh tubuh dan kepalanya.

"Mr. Pilot sombong, dingin, datar" gerutu Binar pelan dalam selimut.

"Kenapa? Butuh sesuatu?"

Suara Angkasa mengagetkan Binar yang tengah menggerutu karena kesal. Dibukanya sedikit selimut dari wajahnya, Binar mengintip melihat Angkasa. Dan disana Angkasa masih sibuk menatap sang laptop. 

Binar mendengus, "Buat apa bertanya, masih saja laptop yang dilihat."

"Hmmm aku dengar." tiba - tiba suara Angkasa menjawab.

Binar pun terkaget dan terdiam. Angkasa mengalihkan pandangannya dari layar laptop lalu memandang Binar.

"Kenapa? Katakan mau apa?"

Binar berdehem, menetralkan keterkejutannya.

"Kamu masih sibuk?"

Angkasa menatap kembali layar laptopnya, "Lumayan, kenapa?"

Binar menghela napas lagi, "Kalau begitu tidak jadi." 

Angkasa meletakkan laptop yang sedari tadi dia pangku ke meja yang berada di depannya.

"Katakan, ada yang kamu perlukan?" 

Binar menatap Angkasa jengkel, "Aku bosan, tapi kamu terus sibuk dengan laptopmu itu."

Angkasa terkekeh pelan lalu berdiri dan menghampiri Binar. 

"Jadi butuh teman?" tanya Angkasa setelah duduk di kursi yang berada di sebelah bangsal Binar.

Binar mengangguk.

"Baiklah, aku temani."

"Kalau sibuk juga tidak apa-apa. Aku bisa tidur."

"Tidak, akan kutemani."

"Serius?"

Angkasa mengangguk.

"Boleh aku bertanya?" ucap Binar 

Dan Angkasa mengangguk lagi.

"Hmm apa yang sedari tadi kamu lihat di laptop itu?"

Angkasa tersenyum kecil, "Kamu ingin mengetahuinya?"

Binar mengangguk.

"Aku sedang belajar."

"Belajar apa?"

"Tentang perusahaan ayahku."

"Untuk apa?"

"Setelah kita menikah seluruh aset milik ayahku akan jatuh ke tanganku. Termasuk perusahaan jadi aku harus mempelajarinya. Kalau tidak, bagaimana nanti aku bisa memimpin perusahaan."

Binar mengeryit heran, "Kamu akan memimpin perusahaan? Bagaimana dengan pekerjaan pilotmu?"

"Tidak ada pilihan, aku akan berhenti."

"Kenapa harus? Maksudku, kenapa harus kamu yang yang memimpin? Hmm kan masih ada Hadrian?" tanya Binar takut - takut.

"Karena hanya ini yang bisa kulaukan, aku tidak bisa menyerahkan semua ini kepada orang lain. Setidaknya belum ada orang yang bisa ku percaya untuk memegang perusahaan, termasuk Hadrian."

Binar hanya bisa diam karena tidak tau harus merespon seperti apa. Karena jujur sampai saat ini Binar belum banyak tau mengenai masalah yang terjadi dalam keluarga Angkasa.

"Kenapa diam?" tanya Angkasa setelah melihat Binar yang hanya diam.

"Aku hanya tidak tau mau merespon seperti apa. Ini urusan keluarga jadi aku takut jika nanti salah bicara."

Angkasa tersenyum, "Bukankah nanti kita juga akan jadi keluarga?"

"Ya, dan kamu terlalu misterius untuk menjadi bagian dari keluargaku. Banyak hal yang tidak aku ketahui tentangmu. Sedangkan nanti kamu akan jadi suamiku." gerutu Binar pada Angkasa. Binar mengikuti saran yang diberikan oleh Yohana waktu itu, saran untuk "saling terbuka".

"Misterius?" tanya Angkasa heran

"Hmm misterius, kamu bisa tiba - tiba sangat perhatian dan baik. Tapi tiba - tiba bisa berubah menjadi datar dan dingin seperti waktu di rumah sakit itu."

Angkasa menatap Binar dalam, "Maaf karena terlalu misterius untukmu. Aku tidak bisa menjanjikan banyak hal untukmu. Tapi yang aku tau, aku tidak akan pernah meninggalkanmu selagi itu bukan permintaan dari bibirmu sendiri. Aku hanya minta sabarmu untuk terus bersamaku."

"Kenapa?"

"Karena, kurasa sekarang ada seseorang yang mulai bisa ku berikan kepercayaan."

"Siapa?"

Tanya Binar penasaran. Sementara Angkasa hanya tersenyum, lalu berdiri dari duduknya. Angkasa menundukkan badannya mengarahkan wajahnya mendekati Binar. Binar terpaku melihat wajah Angkasa yang semakin dekat, mata mereka saling menatap dan entah kenapa secara reflek  Binar menutup kedua matanya. 

Untuk seperkian detik Binar menutup matanya seolah menunggu namun tidak ada yang terjadi. Binar masih bisa merasakan hembusan napas Angkasa menerpa wajahnya sampai dirasakannya sebuah kecupan lembut menyentuh keningnya yang tengah dibaluti perban. 

"Tidurlah, ini sudah malam. Aku akan tidur di sofa" suara Angkasa terdengar setelah dia menjauhkan wajahnya dari Binar dan berdiri seperti semula.

Sedangkan Binar masih memejamkan matanya kuat - kuat sembari menahan lonjakan degub jantung yang dengan tidak sopannya terus berdetak kencang.

Tbc.

Hallo jangan lupa like, komen dan votenya ya temen - temen😊

kalian juga bisa join di grub obrolan ku untuk memberikan kritik dan saran atau hanya mau ngobrol juga gpp hehe 😀

Terpopuler

Comments

Baihaqi Sabani

Baihaqi Sabani

-heee...binar berhrp d cium x....😄😄😄

2022-12-13

0

Sunarti

Sunarti

ceritanya bagus aku suka😍😍😍😍

2021-02-24

1

Elly Az

Elly Az

semangat thor😍😍😍😍

2021-01-29

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Episode 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Episode 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!