Bab 4

"Kau punya uang?"

"Pinjamkan aku uang"

"Hanya lima juta"

"Ayolah, kau bekerja di perusahaan besar. Gajimu pasti banyak"

"Aku tau kau habis membayar hutang-hutang ayahmu kan. Itu artinya kau punya uang simpanan."

"Aku ini sepupumu, pasti akan ku bayar"

Binar mendengus kesal setelah mendapatkan deretan sms dari Romi sepupunya yang isinya selalu sama, pinjam uang.

"Aku tidak punya uang" balasnya lalu dengan segera mamasukkan ponselnya kedalam tas. Bukannya Binar tidak ingin meminjamkan uang pada Romi hanya saja ia sudah muak. Berkali - kali Romi meminjam uang dan berkali - kali juga tidak pernah ia kembalikan. Bukannya pelit hanya saja saat Binar tahu uang yang dipinjam hanya digunakan untuk berjudi dan narkoba membuatnya tidak ingin lagi meminjamkan uang pada Romi. Romi anak dari paman Binar, kakak dari ayahnya. Seorang pengangguran pecandu narkoba dan sering berjudi, Binar benar - benar tidak ingin berurusan lagi dengannya. 

"Hei, bengong trus. Makan yuk" suara Yohana mengalihkan Binar dari kegiatan bengongnya.

"Hmm ya ayo, mau makan dimana?"

"Kita makan direstoran Jepang" 

Jawaban Yohana menghentikan kegiatan Binar yang sedang mengganti mode sleep dikomputernya.

"Tunggu, ada acara apa ini? Restoran Jepang? Kamu ulang tahun? Disana kan mahal"

Yohana menggeleng, "Tidak, tapi kita harus menemani salah satu client dari Jepang yang baru datang ke Indonesia hari ini"

"Client dari Jepang?"

"Yupp, bos yang memberi perintah langsung tadi"

"Wooww, thats a good news" ucap Binar senang

"Ya good news, tapi sebelumnya kita harus menjemput client itu dibandara dulu jadi lets go" Yohana menarik tangan Binar membawanya segera untuk menjemput sang client dibandara karena sudah tidak sabar ingin segera makan di restoran Jepang.

***

Dan disinilah mereka, didepan pintu kedatangan bersama orang-orang yang juga sedang menunggu kedatangan para penumpang.

Yohana berdiri dengan tangan yang memegang kertas bertulisakan "Mizaki" wajahnya tersenyum cerah. Sedangkan Binar hanya berdiri mengikuti Yohana dan sesekali meneriakkan nama Mizaki pada orang - orang yang baru keluar dari pintu kedatangan.

Cukup lama mereka menunggu sampai pintu kedatangan mulai sepi hingga akhirnya keluar seorang wanita paruh baya berwajah oriental menggunakan dress berwarna cream dan memegang koper yang cukup besar.

"Mizaki, Mizaki" teriak Yohana dan wanita itu pun menoleh pada Yohana yang melambaikan tangan padanya. 

"Hallo, Welcome to Indonesia" ucap Yohana menyapa nyonya Mizaki dan mulai mengajak ngobrol lalu mengarahkannya untuk berjalan ke arah mobil kantor yang tadi mereka bawa. 

Ketika Binar hendak mengikuti langkah Yohana dan nyonya Mizaki tiba-tiba matanya melihat seseorang yang keluar dari  pintu kedatangan. Seseorang yang mengingatkannya pada sosok lelaki yang hampir ia nikahi. 

"Tunggu, itu bukan Angkasa kan?" tanya Binar memastikan yang dilihatnya adalah orang yang salah

"Oh tuhan mereka sangat mirip, tapi tidak mungkin kurasa dia bukan seorang pilot" Binar menggelengkan kepala mencoba menyadarkan apa yang ia lihat lalu berjalan mendekat untuk memastikan. Belum sempat Binar mendekati sosok itu suara Yohana menghentikannya,

"Binar ayo" Binar pun dengan segera melangkah mengikuti Yohana dengan sesekali kepalanya menoleh ke arah belakang masih mencoba memastikan penglihatannya.

***

Hari ini menjadi hari yang cukup melelahkan bagi Binar, kedatangan nyonya Mizaki yang membuat Binar dan Yohana harus menambah jam kerjanya untuk melakukan pelayanan ekstra sebagai tourguidenya. 

Pukul sembilan malam Binar baru bisa pulang kerumah. Sampai didepan pintu Binar segera mengambil kunci dan memasukkannya, namun setelah kunci itu masuk Binar tersadar jika pintu rumahnya tidak terkunci dan langsung membukannya. Binar memasuki rumah dengan sedikit waspada mengamati rumahnya.

"Sudah pulang?" suara seseorang yang berasal dari ruang tamu mengagetkan Binar dan dengan segera Binar mengenali suara itu, Romi.

"Kamu, sudah berapa kali aku beri tahu jangan pernah datang kesini lagi. Keluar dari rumah ini Romi"

"Tidak, sebelum uang yang aku minta ku dapatkan"

Binar menghela napas kasar, "Aku tidak punya uang Romi."

"Bohong, berikan uangmu" ucap Romi, lalu mendekat ke arah Binar dan berusaha menarik tas jinjing yang dibawanya.

"Tidak ada Romi, ku mohon pergilah" Binar berusaha mempertahankan tas miliknya. Melihat Binar yang berontak Romi pun tersulut emosi, dengan kasar ia menarik tas jinjing Binar yang membuat Binar ikut tertarik mendekat ke arah Romi namun tangannya tetap menahan tas tak  ingin Romi merampasnya karena kesal apa yang diinginkan tak segera ia dapatkan Romi pun mendorong Binar dengan keras hingga Binar terlempar dan pelipisnya mengenai sudut meja.

"Auchh" Binar memegangi pelipisnya yang berdenyut nyeri.

Dengan segera Romi menggeledah isi tas Binar dan mengambil dompet, diambilnya semua uang yang ada didalam dompet itu. 

"Ini uang, tadi kamu bilang tidak ada. Semua ini aku ambil tenang pasti akan ku kembalikan" lalu membuang tas dan dompet kearah Binar.

Dengan menahan rasa sakit di pelipisnya Binar mengambil vas bunga yang ada diatas meja lalu berdiri mendekati Romi yang sudah bersiap pergi.

"pranggggg" vas bunga itu pecah mengenai kepala Romi. Dengan tangan gemetaran Binar melihat Romi yang mengerang kesakitan dan mulai oleng tubuhnya,

"Kau, berani beraninya" erang Romi menunjuk Binar.

Binar yang masih ketakutan dan menahan sakit dipelipisnya pun segera mengambil tas dompet dan uang yang jatuh dilantai lalu lantas pergi dari rumah meninggalkan Romi yang masih mengerang kesakitan.

***

Dengan tubuh yang masih bergetar Binar memberanikan diri memencet bel rumah besar yang ada didepannya. Setelah menunggu beberapa saat pagar rumah itu terbuka. Binar berdiri didepan pintu utama rumah tersebut menunggu sang tuang rumah keluar.

Ceklek

"Oh hai, kau apa kabar? Ada yang bisa ku bantu?" suara berat seorang lelaki menyapa Binar ketika pintu itu telah terbuka.

Binar diam masih dengan wajah yang tertunduk kebawah, tangannya mengepal mengumpulkan keberanian lalu menolehkan pandangannya ke arah pemilik suara berat tadi. 

"Hai, aku….hmmm Angkasa aku Binar Amanda ingin menikah denganmu dan melunasi seluruh hutang ayahku" ucap Binar yang membuat Angkasa terdiam.

Lama sunyi diantara keduanya, Angkasa masih belum menjawab pernyataan Binar.

"Aku bersungguh-sungguh akan menjadi istrimu. Bisakah kamu menikahiku?"

"Kau tau konsekuensinya jika mengatakan menyetujui pernikahan ini kan?"

Binar mengangguk,"Ya aku tahu"

"Jadi kamu sudah siap melakukan pernikahan yang sakral dan suci?"

Binar mengangguk "Ya"

"Kamu siap menjalankan peran seorang istri dengan iklhas, artinya kamu akan terikat denganku dan dengan kemungkinan tak akan bisa terlepas."

Binar menarik napas dalam lalu menganggukkan kepalanya, "Ya saya siap"

Tbc.

Hallo jangan lupa kasih kritik dan saranmu dikolom komentar. Satu lagi jangan lupa votenya ya😊

Terpopuler

Comments

ayu

ayu

bagus binarmending kamu nikah aja sm angkasa biar gak di ganggu lg ama sepupu mu

2023-02-21

0

Sunarti

Sunarti

sebenarnya binar hanya mencari perlindungan dari kekurangajaean Romi alhasil angkasa pelariannya kaliiii wkwk baper Thor😅😅

2021-02-24

2

ALICE💙💛

ALICE💙💛

Keputusan yg tepat untuk menghindari si Romi👍

2021-02-21

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Episode 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Episode 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!