Hutang Cinta Untuk Mr. Pilot

Hutang Cinta Untuk Mr. Pilot

Bab 1

Ketika seseorang meninggal dunia, harta yang ia punya akan diwariskan kepada ahli warisnya. Namun, sebelum itu harta tersebut akan digunakan untuk mengurus jenazah beliau, membayar hutang-hutang beliau, dan juga untuk melaksanakan wasiat jenazah. Hutang ini menjadi salah satu yang wajib dibayarkan karena akan dituntut hingga hari kiamat kelak. Dan oleh karena itulah kini Binar harus memutar otak untuk melunasi seluruh hutang yang diwariskan oleh almarhum ayahnya. Ya,  jika biasanya orang meninggal mewariskan harta kepada keturuan atau warisannya maka berbeda dengan ayah Binar yang justru mewariskan sebuah kertas catatan berisi list orang-orang yang pernah beliau pinjam uang atau pun barangnya. Tepat tiga bulan yang lalu ayah Binar meninggal karena sakit komplikasi yang dideritanya dan sudah sekitar dua minggu ini Binar harus berkeliling kesana kemari menghampiri alamat - alamat yang tertulis dalam warisan catatan untuk melunasi hutang - hutang milik ayahnya. 

Bukan perkara yang mudah bagi Binar untuk melunasi seluruh hutang - hutang milik ayahnya, mengingat ia harus merelakan uang tabungan yang telah ia kumpulkan dari lima tahun terakhir. Uang yang dihasilkan dari hasil kerja part time semasa kuliah dan gaji selama ia bekerja sebagai HRD di Mega Jaya Group.

"Sampai sekarang masih heran, buat apa ayah hutang kebanyak orang. Selama ini sekolahku selalu ditanggung beasiswa gaji dari kerja ayah pun cukup untuk hidup kami berdua selama ini."  ucap Binar sembari memegang catatan berisi list hutang-hutang ayahnya

"hufttt…" Binar menghela nafas lalu memejamkan matanya mencoba mencari kekuatan untuk menghadapi masalah ini. Setelah seperkian detik Binar kembali membuka mata lalu melihat ke kertas catatan yang sedari tadi ia pegang.

"Satu lagi, hanya tinggal satu hutang lagi yang perlu kamu lunasi Binar. Setelah itu kamu bisa bernapas lega ayahmu tak akan mendapat siksa api neraka dan kamu tak jadi anak durhaka."  Binar mengucapkan kata-kata semangat untuk dirinya sendiri. Setelah itu ia berdiri dari duduk dan mengambil tas jinjing miliknya bersiap untuk melanjutkan perjalanan pelunasan hutang milik ayahnya.

"Oke jadi aku hanya perlu pergi ke alamat ini dan menemui seseorang bernama Burhan Baskoro" 

Ucap Binar lalu mulai beranjak pergi dengan membawa kertas catatan ditangannya yang hampir seluruh list didalamnya telah diberi centang tanda bahwa list tersebut telah terpenuhi atau hutang tersebut telah terlunasi. Hanya satu, satu list terakhir yang belum tercentang list yang paling akhir dan paling berbeda dari isi list-list sebelumnya. List yang hanya menuliskan nama dan alamat seseorang bernama Burhan Baskoro.

*** 

Binar sampai ke alamat seseorang bernama Burhan Baskoro setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit dari tempatnya bekerja dengan menggunakan taksi online.

"Besar sekali, ini masih rumah kan?" gumam Binar dengan wajah yang masih takjub mengamati rumah yang ada didepannya saat ini. Rumah dengan pagar dan tembok yang menjulang tinggi. Rumah yang juga kembali mengingatkan Binar akan hutang yang dimiliki oleh ayahnya terhadap seseorang bernama Burhan Baskoro yang bisa jadi adalah pemilik rumah ini walaupun didalam hantinya Binar masih berharap bahwa bisa saja Burhan ini adalah satpam ataupun sopir dirumah ini jadi ayahnya tidak mungkin bisa meminjam uang denga nominal besar dengannya. 

"Tapi kenapa dicatatan gak ditulis nominal hutangnya seperti hutang - hutang yang lain?" Binar kembali resah setelah mengingat kertas wasiat yang masih ia pegang. 

"Apa hutangnya terlalu banyak sampai ayah tidak mampu menulisnya?" 

"Ahh tidak - tidak jangan berpikiran seperti itu" Binar menggelengkan kepalanya mencoba menyingkirkan pikiran-pikiran buruk yang mulai menghampiri. Lalu memberanikan diri memencet bel.

Ting tong,,ting tong,,ting tong

Setelah sekitar tiga kali Binar memencet bel, pagar yang menjulang tinggi itupun terbuka sendiri secara otomatis diikuti Binar yang melangkah masuk ke halaman depan rumah itu.

"wah" Binar kembali berdecak kagum dengan keindahan halaman serta bagus nya rumah yang ada didepannya ini.

Seorang wanita tua muncul dari balik pintu utama rumah ini

"selamat siang,ada keperluan apa mbak?" tanya wanita tua itu pada Binar 

"Saya mau bertemu dengan Burhan Baskoro bu, benar ini alamatnya?"

Wanita tua tersebut tampak diam sesaat sebelum menjawab pertanyaan Binar dengan sedikit ragu.

"Iya benar, sebelumnya ada keperluan apa mbak mau bertemu dengan bapak Burhan?"

Binar mengerjap ketika mendengar wanita tua tersebut memanggil sosok Burhan dengan sebutan "Bapak" hal ini membuat Binar mempunyai firasat buruk akan hutang ayahnya

"Ahh sudah pasti Burhan adalah pemilik rumah ini, habislah kau Binar sebentar lagi kamu akan jatuh miskin" gumam Binar dalam hati.

"Almarhum ayah saya meninggalkan catatan nama dan alamat Bapak Burhan. Dan saya perlu menemui bapak Burhan untuk menanyakan apakah ayah saya pernah berhutang dengannya"

Wanita tua itupun menganggukkan kepalanya tanda mengerti lalu mempersilahkan Binar untuk masuk kedalam rumah. Binar dibawa masuk kedalam ruang tamu rumah tersebut.

"Bapak Burhan sedang dirawat dirumah sakit saat ini jadi belum bisa menemui mbak, tapi saya akan panggilkan anaknya untuk bertemu agar mbak bisa menyampaikan langsung melewatinya."

Binar pun terkejut, namun dengan cepat mengembalikan ekspresinya seperti biasa dan menganggukkan kepala tanda bahwa ia setuju untuk bertemu dengan anak bapak Burhan ini.

Setelah beberapa menit menunggu seorang lelaki tinggi dan berbadan tegap datang dari arah dalam menuju Binar. 

"Saya Angkasa Baskoro" lelaki tersebut menjulurkan tangannya ke arah Binar yang juga langsung disambut oleh Binar

"Binar Amanda" 

"Jadi apa yang bisa saya bantu?" tanya lelaki tersebut setelah keduanya kembali duduk di sofa.

"langsung ke intinya saja, ayah saya meninggal tiga bulan yang lalu dan beliau meninggalkan kertas berisi catatan hutang - hutang yang belum ia lunasi semasa hidupnya. Dan salah satu dari nama-nama orang tersebut adalah Burhan Baskoro Ayahmu. Namun dicatatan ini tidak dijelaskan berapa nominal hutang ayahku pada ayahmu. Jadi saya berinisiatif ke sini untuk menanyakan jumlah hutang ayahku dan segera untuk melunasinya." jelas Binar dengan sedikit kekhawatiran dengan jumlah nominal hutang ayahnya. 

Untuk beberapa saat Angkasa anak bapak Burhan diam tidak menjawab pernyataan Binar dan tampak memikirkan sesuatu.

"Boleh saya tahu nama ayahmu?" pertanyaan itu yang keluar setelah ia diam untuk beberapa saat.

Binar mengangguk, "Tentu, nama ayahku Hartanto."

Angkasa nampak sedikit terkejut setelah mendengar nama ayah Binar. 

Lalu ia berdiri, "Tunggu sebentar disini, saya harus mengambil sesuatu" ucapnya setelah itu kembali meninggalkan Binar sendiri diruang tamu dengan segala macam pertanyaan dan kekhawatiran yang muncul dibenakmya.

Setelah beberapa saat Angkasa kembali dengan membawa sebuah map coklat ditangannya

"Ku rasa kamu harus memikirkan kembali untuk melunasi hutang ayahmu. Kau akan mendapat masalah besar" ucapnya pada Binar yang semakin membuat jantung Binar berdegup kencang khawatir dengan jumlah hutang ayahnya.

"Silahkan baca ini, dan mungkin kamu akan mengerti apa yang ku maksud dengan masalah besar itu" Angkasa memyerahkan map coklat ditangannya pada Binar yang langsung dengan cepat diambil dan dibuka oleh Binar tak sabar untuk mengetahui apa isi map trrsebut

"Jika suatu saat ada seseorang yang datang dengan membawa nama Hartanto dan bertanya akan hutangnya padaku. Maka beri tahu orang tersebut bahwa hutangnya adalah berbesan dengan ku. Pastikan bahwa hutang ini harus terbayar lunas maka apa yang telah kumiliki seluruhnya menjadi milikmu. Tertanda Burhan Baskoro." Binar membaca isi dari tulisan yang terdapat dalam kertas tersebut dan nampak bingung dengan maksudnya.

"Kertas apa ini, kenapa isinya seperti ini?" tanya Binar pada Angkasa

"Jika melihat dari isinya ini seperti surat wasiat, namun karena berhubung ayahku belum meninggal jadi ini adalah surat yang dipersiapkan oleh ayahku jika suatu saat ia sudah meninggal dan seseorang bernama Hartanto belum melunasi hutangnya maka tugasku untuk menyampaikan ini pada Hartanto tersebut."

"Tapi ayahku sudah meninggal" ucap Binar masih. Kebingungan 

"Well, sebenarnya aku berharap bahwa seseoramg bernama Hartanto ini tidak mempunyai anak perempuan jadi aku tidak perlu melaksanakan pesan ayahku ini. Tapi dengan tiba-tiba kamu berinisiatif datang kesini untuk melunasi hutang ayahmu. Aku pikir sekarang bukan hanya kamu yang akan mendapatkan masalah besar tapi aku juga."

Binar mengeryitkan dahinya masih tampak tidak mengerti dengan apa yang terjadi

"Aku masih tidak mengerti" ucap Binar 

"Bukankah sudah jelas didalam kertas itu disebutkan namaku dan juga isi yang menyebutkan bahwa ayahmu berhutang menjadi besan ayahku. Itu artinya hutang ayahmu adalah menikahkan anaknya kepada anak ayahku. Dan disini kamu datang sebagai anak dari Hartanto dan saya sendiri adalah anak dari Burhan Baskoro. Sampai saat ini mengerti?" jelas Angkasa panjang lebar pada Binar namun binar masih bingung  dan menggelengkan kepalanya.

Angkasa menghela napas panjang melihat Binar yang masih belum mengerti dan paham dengan kondisi yang menjebak mereka.

"Dengar baik - baik, jadi ayahmu mempunyai hutang untuk menjadi besan ayahku. Yang artinya mereka ingin kita berdua menikah, paham?" 

Mata binar melotot dan map coklat yang ia pegang pun terjatuh karena terkejut dengan apa yang dijelaskan oleh Angkasa.

"Tunggu, Apa menikah? Maksudnya Aku?kamu? Menikah, kita menikah?????"

Tbc.

Hallo salam kenal nama saya Risa Saputri, saya harap semuanya dapat menikmati cerita ini. Ditunggu kritik dan sarannya😉

Find me in Ig : @Risasaputri790

Terpopuler

Comments

Sofia Dewi

Sofia Dewi

hallo k author.... senang bs bc karya anda

2023-08-13

0

Permata Winsa

Permata Winsa

hhhhmmmmm sepertix menarik

2021-05-15

1

Sunarti

Sunarti

bagus aku suka💜💜

2021-02-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Episode 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Episode 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!