Derap langkah kaki Angkasa terdengar disepanjang lorong rumah sakit, sebuah pesan singkat dari sang pengacara membuatnya harus kembali ke tempat ini. Tempat yang terakhir kali dikunjunginya bersama Binar.
~Ceklek
Dibukanya pintu ruang VVIP itu, dapat dilihat seorang lelaki tua duduk di bangsal dengan selang infus masih menempel di tangannya. Jauh berbeda dengan kondisi terakhir kali Angkasa melihatnya, ayahnya nampak jauh lebih sehat tidak lagi menggunakan selang oksigen ataupun alat detak jantung bahkan sekarang sudah dapat duduk dan menatap Angkasa dengan senyum lebarnya.
"Angkasa kemarilah, ayahmu sudah menunggu kedatanganmu dari tadi" suara ibu tiri Angkasa menyadarkan Angkasa dari lamunan singkat yang dilakukannya.
Angkasa melangkah mendekati bangsal sang ayah, "Bagaimana keadaanmu ayah?" tanya Angkasa
"Jauh lebih sehat, ayah merasa seperti hidup kembali"
"Syukurlah" jawab Angkasa singkat, mimik wajahnya masih sama datar seperti sebelumnya tidak nampak sedikitpun keramahan diwajahnya tidak seperti seorang anak dan ayah pada umumnya. Angkasa memiliki ego yang terlalu tinggi untuk menunjukkan perasaannya, bohong jika ia mengatakan tidak senang ketika mendapatkan kabar bahwa sang ayah sudah sadar dan ingin segera menemuinya. Pada kenyataannya Angkasa sangat bersyukur karena sang ayah telah sadar, hanya karena kesalahan dimasa lalu yang membuat perasaannya terkubur jauh ke dalam menjadikannya anak yang dingin dan datar.
"Di alam bawah sadar, ayah mendengarkan suaramu. Apakah yang saat itu ayah dengar adalah benar adanya? Apakah benar kamu akan segera menikah?" tanya ayah Angkasa
"Ya, dengan gadis pilihanmu" jawab Angkasa
Wajah ayahnya langsung berubah, matanya berbinar saking senangnya.
"Kamu telah menemukannya?"
"Bukan aku yang menemukannya, dia sendiri yang datang padaku."
Ayah Angkasa terheran, "Bagaimana bisa dia datang sendiri?" gumamnya lirih
"Ayah ingin segera menemuinya, bawa gadis itu pada ayah" ucap ayah Angkasa
Angkasa mengangguk pelan tanda bahwa dia setuju untuk membawa Binar pada ayahnya nanti.
Sedangkan Ibu tiri Angkasa hanya diam tak berani ikut dalam percakapan antara ayah dan anak tersebut, namun dalam benaknya timbul pertanyaan apa yang dimaksud dengan "gadis pilihanmu" itu? Apakah yang dikatakan Hadrian saat itu benar?, bahwa pernikahan ini ada kaitannya dengan wasiat yang dibuat oleh suaminya itu yang bahkan ia sendiri sebagai istri pun tidak mengetahui apa isinya.
***
"Yo, menurutmu apa yang harus dilakukan oleh pasangan calon suami istri untuk mengenal lebih dekat satu sama lain?" tanya Binar pada Yohana yang masih asyik menikmati makan siangnya.
"Maksudmu bagaimana cara membuatmu dan calon suamimu lebih dekat, begitu kan?" tanya Yohana dengan senyum jahilnya
Binar mendengus, "Iishh kamu ini, jawab saja pertanyaanku"
Yohana menelan semua makanan dalam mulutnya lalu mengambil segelas orange jus yang tadi telah ia pesan dan meminumnya. Ditariknya napas dalam-dalam lalu menghembuskannya keluar sebelum menjawab pertanyaan Binar.
"Begini Binar, aku pun juga belum pernah menikah dan belum tau bagaimana caranya. Tapi sepengetahuanku dan melihat dari studi kasus orang-orang yang sudah menikah cara yang paling ampuh itu saling terbuka. Cobalah untuk melakukan kegiatan layaknya pasangan kekasih, seperti menonton, makan siang bersama, atau jalan berdua."
"Sudah, kami sudah melakukannya. Hanya saja aku merasa seperti masih banyak hal diantara kami berdua yang tidak saling kami ketahui. Contohnya saja makanan, aku bahkan tidak tau apa makanan favoritnya."
"Aku sudah bilang kan tadi kuncinya adalah saling terbuka, cobalah untuk berani bertanya jika kamu punya keresahan dan perlu jawaban menyangkut hidupnya. Kalian berdua harus melakukannya karena pada saatnya nanti kalian akan menghabiskan waktu bersama selama sisa hidup kalian. Kamu akan menjadi istri dan dia akan menjadi suami, kalian akan berbagi rasa sakit dan senang bersama. Jika masih ragu atau takut, maka cobalah secara perlahan dari pada tidak sama sekali." jelas Yohana panjang lebar.
Binar terdiam, merasa bahwa apa yang dikatakan Yohana ada benarnya.
"Kamu benar, bahkan aku tidak pernah tau apakah dia sebenarnya menginginkan pernikahan ini atau tidak." gumam Binar lirih.
Binar menyadari bahwa pernikahan ini terjadi karena keputusannya yang menyetujui untuk menikah dengan Angkasa. Binar tidak pernah tau apa kah Angkasa benar-benar ingin pernikahan ini atau tidak? Apakah Angkasa memang hanya menginginkan imbalan yang akan ia terima jika menikahinya? Apakah Angkasa tetap akan menyetujui pernikahan bahkan jika perempuan itu bukanlah Binar?
Banyak pertanyaan muncul dibenak Binar namun ada satu pertanyaan besar dari Binar yang bahkan untuk membayangkannya saja Binar tidak berani.
"Apakah Angkasa akan mencintaiku nanti?".
Tbc.
Like, komen dan votenya jangan lupa ya temen-temen😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Sunarti
tetap optimis binar jgn ragu utk melangkah
2021-02-24
1
Elly Az
jangan sampai ada pelakor ya Thor.
2021-01-29
1
W⃠🦃𝖆𝖑𝖒𝖊𝖎𝖗𝖆 Rh's😎
orang ketiga itu pasti adakan thor
2020-05-06
3