Bab 16

Angkasa merasakan sinar matahari yang mulai mengenai wajahnya. Mencoba mengerjabkan matanya.

"Arghh" erangnya ketika merasakan sakit di lehernya akibat tidur dengan posisi duduk dan kepala di ranjang.

"Good morning" suara serak dan pelan seseorang membuat Angkasa membuka matanya dengan lebar. Dengan cepat dia menegakkan tubuhnya ketika dilihat Binar yang telah sadar dan tersenyum.

"Hi, apa kabar?" pertanyaan keluar dari bibir Binar yang masih pucat.

"Kamu? Sejak kapan?" tanya Angkasa bingung. Dan Binar hanya menjawab dengan senyuman canggung karena takut.

"Sudah Sekitar tiga puluh menitan, tapi aku takut membangunkanmu. Tidurmu nyenyak sekali." ucap Binar sedikit takut.

Angkasa menghela napas, "Akan ku panggilkan dokter" lalu memencet sebuah tombol yang terhubung pada para perawat. Dokter pun datang untuk memeriksa kondisi Binar.

"Syukurlah, kondisinya semakin membaik. Setelah ini kami akan menjadwalkan untuk pemeriksaan CT SCAN nya. Pasien harus istirahat penuh dan meminum obatnya agar cepat pulih." 

"Iya terima kasih banyak dokter." 

Setelah itu dokter dan para perawat pun meninggalkan ruangan.

"Bagaimana? Masih sangat sakit?" tanya Angkasa ketika menyentuh pelan kepala Binar yang dibaluti perban.

"Lumayan, tapi tenang. Kepala ku ini keras, jadi tidak perlu khawatir dia akan baik-baik saja." jawab Binar.

Angkasa mendengus, "Iya sangat keras kepala, sebelumnya aku sangat ingin memarahimu tapi melihat keadaanmu seperti ini jadi kuputuskan untuk menundanya."

"Hmm tidak diragukan lagi, marahi saja tidak perlu menundanya. Ahh ngomong - ngomong dimana Hadrian? Dia baik - baik saja kan?"  tanya Binar ketika mengingat keadaan Hadrian, kemarin mereka berada dalam satu mobil yang sama dan Binar berharap Hadrian baik - baik saja tidak terluka parah.

"Dia baik - baik saja" jawab Angkasa singkat

"Syukurlah" ucap Binar lega.

"Sejak kapan kamu dekat dengannya?" 

"Waktu itu dia datang kekantor dan membawakan makan siang untukku. Dia hanya ingin berteman dan tidak ada salahnya menurutku untuk berteman dengannya."

"Berteman? Membawa makan siang dan bahkan menjemput pulang kantor. Aku tidak pernah tau kalian bisa sedekat itu."

"Dia hanya menawarkanku tumpangan untuk pulang kantor. Dan lagi pula aku juga akan menceritakan ini denganmu saat kamu sudah pulang nanti. Aku juga tidak tau kalau kami akan mengalami kecelakaan seperti ini. Ini semua di luar kendali kami.  Aku tau mungkin hubunganmu dan Hadrian tidak terlalu baik. Tapi itu urusan pribadi kalian tidak ada sangkut pautnya denganku. Jadi tolong biarkan aku untuk berteman dengan calon adik iparku." 

Angkasa diam setelah mendengarkan apa yang baru saja diutarakan Binar. Keheningan tercipta diantara keduanya. Angkasa nampak masih memikirkan sesuatu, mungkin masih mempertimbangkan apa yang harus dilakukan pikir Binar.

Setelah keheningan yang tercipta selama beberapa saat. Terdengar suara helaan napas Angkasa lalu Angkasa menolehkan wajahnya mentap Binar.

"Baiklah, kamu boleh berteman dengannya. Tapi ingat harus selalu mengabariku!" 

Binar tersenyum sumringah, "Janji, terima kasih banyak Angkasa" 

***

"Ahh ya, bukankah seharusnya hari ini kamu baru pulang dari tugas?" tanya Binar setelah selesai menghabiskan buburnya.

Angkasa membereskan mangkok bubur dan meletakkannya di meja.

"Ya, tapi ada perubahan jadwal jadi dipercepat kemarin. Seharusnya itu jadi kejutanmu tapi saat sampai malah aku yang mendapat kejutan" 

Binar meringis, "Maaf menggagalkan kejutanmu"

"Aku sudah memikirkannya dari semalam, kamu akan tinggal denganku selama proses penyembuhan kakimu" 

Binar mengeryit, "Kenapa? Aku bisa tinggal di rumahku sendiri."

"Dengan keadaan kaki seperti itu? Kamu akan kesulitan. Lagi pula di rumah mu tidak ada siapa - siapa. Akan berbahaya jika tinggal sendiri. Lebih baik di rumahku."

"Masih ada paman dan bibiku, aku bisa tinggal dengan mereka. Lagi pula jika mau membawaku ke rumahmu harus meminta izin dengan pamanku dulu. Dia tidak mungkin memberi.."

"Sudah, aku sudah meminta izin. Dan pamanmu mengizinkan. Jadi tidak ada alasan lagi." ucap Angkasa memotong perkataan Binar yang membuat Binar terkejut.

"Kapan? Bagaimana mungkin paman mengizinkan ku tinggal serumah berdua dengan laki -  laki."

"Tidak hanya berdua, ada mbok Sri dan Suaminya. Jadi tidak perlu takut, lagi pula kita akan menikah kan."

"Tapi mbok Sri dan suaminya kan tinggal di rumah terpisah."

"Mereka sudah pindah di rumahku"

"Kapan?"

"Hari ini" jawab Angkasa enteng.

"Bagaimana bisa?"

"Tentu bisa, sudah intinya kamu tinggal di rumahku."

Binar menghela napas, menyerah karena tidak ada gunanya melawan Angkasa.

"Ohh iya, paman dan bibimu tadi mengabari mereka akan menjengukmu kesini nanti siang."

Binar mengangguk.

~Ceklek

Suara pintu mengalihkan perhatian Angkasa dan Binar. Sesosok perempuan muda dengan membawa buah dan bunga mawar di kedua tangannya.

"Binarrrr, bagaimana kabarmu? Kenapa bisa jadi begini?" suara Yohana memenuhi ruangan rawat Binar.

Angkasa menatap Binar, "Dia terus menelponmu, jadi aku terpaksa memberitahu keadaanmu." lalu Angkasa merogoh saku celananya mengambil ponsel milik Binar dan mengembalikannya pada sang pemilik ponsel.

"Ini"  lalu Binar mengambilnya.

"Aku baik - baik saja Yo, syukurlah lukanya tidak terlalu parah." ucap Binar pada Yohana yang tampak mengkhawatirkannya.

Yohana mendekati Binar, digenggamnya tangan Binar.

"Syukurlah, pasti sakit sekali" ucap Yohana ketika melihat kaki kiri Binar yang diperban.

Angkasa yang melihat percakapan dua sahabat itu pun menyingkir tidak mau mengganggu dan memilih duduk di sofa.

"Kamu bisa pulang dulu Angkasa, setidaknya untuk mandi dan ganti baju" ucap Binar

"Tidak apa nanti aku akan menyuruh mbok Sri mengantarkan baju ganti untukku" jawab Angkasa.

"Pulanglah, tenang saja aku akan menunggu Binar disini. Tidak perlu khawatir." timpal Yohana 

"Iya, lagi pula tadi katanya ada paman dan bibi yang akan datang. Kamu bisa pulang dulu, istirahatlah sebentar."

Angkasa terdiam sejenak  memikirkan perkataan Binar dan Yohana.

Angkasa menghela napas, "Baiklah, aku akan pulang. Jangan lupa untuk segera menghubungiku jika terjadi sesuatu"

Binar dan Yohana pun mengangguk mengerti.

Tbc.

Jangan lupa like, komen, dan votenya ya temen - temen 😊

Terpopuler

Comments

Sunarti

Sunarti

angkasa sweet bangeet siiih

2021-02-24

1

Elly Az

Elly Az

lanjut

2021-01-29

1

Purba Ningsih

Purba Ningsih

lanjutt thorr,

2020-01-29

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Episode 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Episode 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!