Angkasa merasakan sinar matahari yang mulai mengenai wajahnya. Mencoba mengerjabkan matanya.
"Arghh" erangnya ketika merasakan sakit di lehernya akibat tidur dengan posisi duduk dan kepala di ranjang.
"Good morning" suara serak dan pelan seseorang membuat Angkasa membuka matanya dengan lebar. Dengan cepat dia menegakkan tubuhnya ketika dilihat Binar yang telah sadar dan tersenyum.
"Hi, apa kabar?" pertanyaan keluar dari bibir Binar yang masih pucat.
"Kamu? Sejak kapan?" tanya Angkasa bingung. Dan Binar hanya menjawab dengan senyuman canggung karena takut.
"Sudah Sekitar tiga puluh menitan, tapi aku takut membangunkanmu. Tidurmu nyenyak sekali." ucap Binar sedikit takut.
Angkasa menghela napas, "Akan ku panggilkan dokter" lalu memencet sebuah tombol yang terhubung pada para perawat. Dokter pun datang untuk memeriksa kondisi Binar.
"Syukurlah, kondisinya semakin membaik. Setelah ini kami akan menjadwalkan untuk pemeriksaan CT SCAN nya. Pasien harus istirahat penuh dan meminum obatnya agar cepat pulih."
"Iya terima kasih banyak dokter."
Setelah itu dokter dan para perawat pun meninggalkan ruangan.
"Bagaimana? Masih sangat sakit?" tanya Angkasa ketika menyentuh pelan kepala Binar yang dibaluti perban.
"Lumayan, tapi tenang. Kepala ku ini keras, jadi tidak perlu khawatir dia akan baik-baik saja." jawab Binar.
Angkasa mendengus, "Iya sangat keras kepala, sebelumnya aku sangat ingin memarahimu tapi melihat keadaanmu seperti ini jadi kuputuskan untuk menundanya."
"Hmm tidak diragukan lagi, marahi saja tidak perlu menundanya. Ahh ngomong - ngomong dimana Hadrian? Dia baik - baik saja kan?" tanya Binar ketika mengingat keadaan Hadrian, kemarin mereka berada dalam satu mobil yang sama dan Binar berharap Hadrian baik - baik saja tidak terluka parah.
"Dia baik - baik saja" jawab Angkasa singkat
"Syukurlah" ucap Binar lega.
"Sejak kapan kamu dekat dengannya?"
"Waktu itu dia datang kekantor dan membawakan makan siang untukku. Dia hanya ingin berteman dan tidak ada salahnya menurutku untuk berteman dengannya."
"Berteman? Membawa makan siang dan bahkan menjemput pulang kantor. Aku tidak pernah tau kalian bisa sedekat itu."
"Dia hanya menawarkanku tumpangan untuk pulang kantor. Dan lagi pula aku juga akan menceritakan ini denganmu saat kamu sudah pulang nanti. Aku juga tidak tau kalau kami akan mengalami kecelakaan seperti ini. Ini semua di luar kendali kami. Aku tau mungkin hubunganmu dan Hadrian tidak terlalu baik. Tapi itu urusan pribadi kalian tidak ada sangkut pautnya denganku. Jadi tolong biarkan aku untuk berteman dengan calon adik iparku."
Angkasa diam setelah mendengarkan apa yang baru saja diutarakan Binar. Keheningan tercipta diantara keduanya. Angkasa nampak masih memikirkan sesuatu, mungkin masih mempertimbangkan apa yang harus dilakukan pikir Binar.
Setelah keheningan yang tercipta selama beberapa saat. Terdengar suara helaan napas Angkasa lalu Angkasa menolehkan wajahnya mentap Binar.
"Baiklah, kamu boleh berteman dengannya. Tapi ingat harus selalu mengabariku!"
Binar tersenyum sumringah, "Janji, terima kasih banyak Angkasa"
***
"Ahh ya, bukankah seharusnya hari ini kamu baru pulang dari tugas?" tanya Binar setelah selesai menghabiskan buburnya.
Angkasa membereskan mangkok bubur dan meletakkannya di meja.
"Ya, tapi ada perubahan jadwal jadi dipercepat kemarin. Seharusnya itu jadi kejutanmu tapi saat sampai malah aku yang mendapat kejutan"
Binar meringis, "Maaf menggagalkan kejutanmu"
"Aku sudah memikirkannya dari semalam, kamu akan tinggal denganku selama proses penyembuhan kakimu"
Binar mengeryit, "Kenapa? Aku bisa tinggal di rumahku sendiri."
"Dengan keadaan kaki seperti itu? Kamu akan kesulitan. Lagi pula di rumah mu tidak ada siapa - siapa. Akan berbahaya jika tinggal sendiri. Lebih baik di rumahku."
"Masih ada paman dan bibiku, aku bisa tinggal dengan mereka. Lagi pula jika mau membawaku ke rumahmu harus meminta izin dengan pamanku dulu. Dia tidak mungkin memberi.."
"Sudah, aku sudah meminta izin. Dan pamanmu mengizinkan. Jadi tidak ada alasan lagi." ucap Angkasa memotong perkataan Binar yang membuat Binar terkejut.
"Kapan? Bagaimana mungkin paman mengizinkan ku tinggal serumah berdua dengan laki - laki."
"Tidak hanya berdua, ada mbok Sri dan Suaminya. Jadi tidak perlu takut, lagi pula kita akan menikah kan."
"Tapi mbok Sri dan suaminya kan tinggal di rumah terpisah."
"Mereka sudah pindah di rumahku"
"Kapan?"
"Hari ini" jawab Angkasa enteng.
"Bagaimana bisa?"
"Tentu bisa, sudah intinya kamu tinggal di rumahku."
Binar menghela napas, menyerah karena tidak ada gunanya melawan Angkasa.
"Ohh iya, paman dan bibimu tadi mengabari mereka akan menjengukmu kesini nanti siang."
Binar mengangguk.
~Ceklek
Suara pintu mengalihkan perhatian Angkasa dan Binar. Sesosok perempuan muda dengan membawa buah dan bunga mawar di kedua tangannya.
"Binarrrr, bagaimana kabarmu? Kenapa bisa jadi begini?" suara Yohana memenuhi ruangan rawat Binar.
Angkasa menatap Binar, "Dia terus menelponmu, jadi aku terpaksa memberitahu keadaanmu." lalu Angkasa merogoh saku celananya mengambil ponsel milik Binar dan mengembalikannya pada sang pemilik ponsel.
"Ini" lalu Binar mengambilnya.
"Aku baik - baik saja Yo, syukurlah lukanya tidak terlalu parah." ucap Binar pada Yohana yang tampak mengkhawatirkannya.
Yohana mendekati Binar, digenggamnya tangan Binar.
"Syukurlah, pasti sakit sekali" ucap Yohana ketika melihat kaki kiri Binar yang diperban.
Angkasa yang melihat percakapan dua sahabat itu pun menyingkir tidak mau mengganggu dan memilih duduk di sofa.
"Kamu bisa pulang dulu Angkasa, setidaknya untuk mandi dan ganti baju" ucap Binar
"Tidak apa nanti aku akan menyuruh mbok Sri mengantarkan baju ganti untukku" jawab Angkasa.
"Pulanglah, tenang saja aku akan menunggu Binar disini. Tidak perlu khawatir." timpal Yohana
"Iya, lagi pula tadi katanya ada paman dan bibi yang akan datang. Kamu bisa pulang dulu, istirahatlah sebentar."
Angkasa terdiam sejenak memikirkan perkataan Binar dan Yohana.
Angkasa menghela napas, "Baiklah, aku akan pulang. Jangan lupa untuk segera menghubungiku jika terjadi sesuatu"
Binar dan Yohana pun mengangguk mengerti.
Tbc.
Jangan lupa like, komen, dan votenya ya temen - temen 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Sunarti
angkasa sweet bangeet siiih
2021-02-24
1
Elly Az
lanjut
2021-01-29
1
Purba Ningsih
lanjutt thorr,
2020-01-29
1