Angkasa Dirgantara
Camila Wijaya Pov
Kuamati gedung perkantoran yang ada di depanku saat ini. Kulihat lagi kartu nama yang sedang kupegang. Tidak salah lagi, memang benar ini alamat yang kutuju. sesuai dengan yang tertulis pada kartu namanya.
Aku menuju pos security dan meminta izin untuk masuk menemui receptionis. Security yang ber-name tag Suprapto mempersilahkanku untuk masuk lobi.
" Selamat sore mbak ". Aku menyapa seorang wanita muda yang duduk di belakang meja receptionis.
" Selamat sore, ada yang bisa saya bantu dek. " tanya nya dengan ramah.
" Eum, apakah benar ini kantor Bapak Angkasa Dirgantara, "
" Iya benar, dek. " Mbak Receptionis menatapku dari atas kebawah mungkin lebih tepatnya sedang meneliti penampilanku. Aku memang masih menggunakan seragam sekolah saat memutuskan untuk pergi kekantor ini. Selalu kuingat nasihat Bunda jangan menunda berbuat kebaikan. Jadi aku tidak langsung pulang sehabis dari gerai donat tadi.
" Mbak, saya boleh nitip sesuatu . Tolong sampaikan ini kepada Bapak Angkasa Dirgantara. " Kuserahkan dompet yang tadi siang tak sengaja kutemukan di meja salah satu gerai donat langgananku.
" Terimakasih ya Mbak. " setelahnya aku pamit kepada Mbak Receptionis.
" Tunggu dek. Kalau boleh tau namamu siapa. "
Aku berbalik dan tersenyum manis.
" Camila, Mbak. "
aku melanjutkan langkahku untuk meninggalkan kantor ini.
Saat tiba di pintu keluar lobby, aku berpapasan dengan seorang lelaki yang mungkin seusia Kak Ken. Dengan setelan jas formal dan sepatu pantofel mengkilap diikuti oleh asisten nya. Sempet menolehku sekilas sebelum akhirnya lelaki tadi kulirik sedang menuju ke meja Mbak Receptionis. Mungkin orang itu heran melihat anak SMA ada di dalam gedung kantor ini.
********
Author Pov
Di depan meja receptionis, seorang lelaki tampan yang tidak lain adalah CEO perusahaan penerbitan terbesar di Surabaya sedang berdiri menjulang menatap karyawan nya.
" Siapa itu tadi?" pertanyaan itu ia tujukan pada karyawan nya.
" Yang mana ya Pak."
" Anak SMA yang barusan keluar."
" Owh itu... Ini Pak. Gadis tadi menitipkan ini untuk Bapak." Reseptionis yang bernama Mala menyerahkan sebuah dompet kepada atasan nya.
Dirga menerima dompet itu sambil berpikir kenapa bisa dompetnya berpindah tangan. Dia meraba saku celananya dan benar saja dompet yang biasanya bertengger manis disana sudah tidak ada.
Sedikit berpikir kapan terakhir dia mengeluarkan dompet itu. Dan ingatan nya melayang pada kejadian tadi siang saat dirinya pergi ke gerai donat. Mamanya meminta untuk membelikan donat di toko langganan nya.
" Apa mungkin dompet ku jatuh di gerai donat tadi." gumamnya.
Dirga berlalu meninggalkan meja reseptionis dengan membawa serta dompetnya.
---------
Untuk kesekian kalinya Dirga harus berperan sebagai orang tua Danuarta. Anak tunggal dari kakak lelakinya, Bumi Perkasa. Usia Danu hanya selisih sepuluh tahun dengan Dirga. Itulah yang membuat Danu begitu dekat dengan uncle nya itu.
Seperti sekarang ini saat Danu harus berurusan dengan pihak sekolah karena kenakalan remajanya, dia lebih memilih menghubungi uncle nya itu ketimbang orangtua nya sendiri untuk menemui guru BK di sekolahnya.
" Uncle...! Danu janji nggak akan ngulangi lagi. Please...! jangan bilang daddy...." Danu berjalan mengikuti uncle nya.
" Kamu mukulin orang sampai babak belur. Uncle nggak tau harus ngomong apa lagi. Daddy mu tetep harus tau. Kalau sampai terjadi sesuatu sama temenmu itu siapa yang mau tanggung jawab? " Dirga tak habis pikir dengan keponakan nya itu. Masih SMU tapi kelakuan nya susah dikontrol. Pagi ini untuk kesekian kalinya dia harus menemui guru BK Danu dan mendengar ceramah karena keponakan nya itu memukuli teman nya hingga babak belur.
" Uncle aja yang nggak tau gimana buaya darat itu selalu saja mengganggu Mila."
" Jadi hanya karena perempuan uncle harus menyianyiakan waktu hanya untuk ngadepin guru BK. Dan ini untuk yang kesekian kalinya kamu membuat masalah di sekolah." Dirga sudah berusaha menahan amarah menghadapi keponakan nya ini. Hanya karena seorang perempuan sampai rela berbuat hal memalukan. Akan tetapi sebegitu marah nya dia sama Danu, Dirga begitu menyayangi keponakan nya itu. Mengingat Danu tumbuh tanpa kasih sayang kedua orangtuanya. Kakak Dirga begitu sibuk dengan bisnis nya. Apalagi semenjak perceraian dengan istrinya kakak nya itu seolah mengalihkan semua kesedihan pada pekerjaan. Hingga Danu terlupakan.
" Ingat Danu ! Ini terakhir kali uncle datang ke sekolah hanya untuk disidang guru BK. Lain kali jangan pernah meminta uncle untuk melindungi semua tingkah nakalmu itu."
" Uncle...! Kalau bukan uncle siapa lagi yang mau memperhatikan Danu."
" Sebulan lagi kamu Ujian Nasional. Lebih baik kamu belajar daripada melakukan hal yang tidak ada faedah nya sama sekali. Uncle harus ke kantor. Gara-gara kamu uncle harus membatalkan meeting penting pagi ini. "
" Thank you, Uncle. Hanya uncle yang selalu mengerti aku. "
" Sudah sana kembali ke kelas mu. Untung saja gurumu masih berbaik hati hanya memberimu sanksi skors selama dua hari. ."
" Mila.......! " bukan nya mendengarkan nasihat uncle nya, perhatian nya justru tertuju pada gadis cantik yang sedang berjalan menuju ruang guru.
Gadis itu menoleh karena merasa namanya dipanggil. Hanya seulas senyum yang dia berikan sebelum dia berlalu dan masuk ke ruang guru.
Danu masih terpana menatap gadis itu meski sang gadis yang tak lain adalah Camila Wijaya telah menghilang dari hadapan nya. Gadis yang sudah mencuri hatinya sejak pertama menginjak kan kaki di sekolah ini. Dan demi gadis itu pula Danu menghajar habis habisan playboy sekolah yang dengan beraninya mengganggu Camila. Meski Camila tak pernah menerima cinta nya tapi Danu cukup bahagia karena Camila masih mau menjadi teman tanpa sedikitpun menghindar darinya.
Dirga menatap gadis itu tak berkedip. Gadis SMA yang baru dia temui di kantornya kemarin sore. Gadis yang telah mengembalikan dompetnya yang tertinggal di gerai donat. Demi apapun Dirga terpesona pada gadis cantik yang masih mengenakan seragam Sma itu. Gadis belia seusai keponakan nya.
" *U*ncle kenapa masih disini. Katanya ada meeting." Danu menyikut lengan Dirga yang membuatnya terkesiap. Mengalihkan tatapan nya pada sang keponakan.
" Iya, ini juga uncle mau pergi." baru juga Dirga melangkahkan kakinya saat Danu berucap.
" Itu tadi Mila. Gadis yang membuatku jatuh cinta sejak pandangan pertama. dan demi dia Danu rela mempertaruhkan nyawa."
Dirga berbalik menatap tajam keponakan nya." Zekolah yang bener. Jangan mikir urusan cinta. Ingat, ujian nasional sudah di depan mata. Buat daddy mu bangga dengan prestasimu."
Danu tercenung mendengar kata-kata uncle nya. Bahkan Danu sendiri tak yakin apakah daddy nya masih ingat jika punya anak dirinya. Jangankan prestasi bahkan hidupnya pun tak pernah berarti bagi sang daddy. Tapi Danu bersyukur setidaknya dia masih punya uncle yang sayang dan perhatian dengan nya. Uncle yang bisa menjadi Orangtua sekaligus sahabat baginya.
Danu berjalan mendekati uncle nya dan tiba-tiba memeluk adik dari daddy nya itu. " Hanya uncle yang Danu punya. Danu janji akan mendapat nilai sempurna di ujian nanti agar uncle bangga padaku."
Dirga tak kuasa mendengar ucapan keponakan nya. Di tepuknya punggung Danu seolah sedang memberi kekuatan pada sang keponakan. Sebelum akhirnya Dirga pergi meninggalkan sekolah.
**********
tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Cie cie.. cinta pandang pertama nih.. Tafi aja marah2 Danu belain Milai dr gangguan sang playboy 😂😂😜
2023-10-22
0
Uneesa
Aku terhura eh salah terharu kedekatan paman dgn kponakan nya
2022-08-21
0
Yayoek Rahayu
mulai baca lagi.....kangen sm mila dirga
2022-04-23
0