Author POV
" Pulang sama aku." suara Dirga lebih menyerupai sebuah perintah, bukan ajakan.
Mila menoleh sekilas pada lelaki yang berjalan disamping nya. Bahkan lelaki itu berbicara tanpa ekspresi. Tak menghiraukan ucapan Dirga, Mila tetap melangkah keluar dari Bandara. Tadi Danu sempat bilang agar
dirinya pulang diantar oleh sopir yang tadi juga menjemput nya. Tapi Mila menolak, dia lebih memilih naik ojek online daripada harus merepotkan sopir Danu.
Karena Mila tak mengindahkan kata-katanya, Dirga mencekal lengan gadis itu dan menariknya paksa menuju dimana mobil nya tadi ia parkirkan.
Mila meronta berusaha lepas dari Dirga karena ini untuk kesekian kalinya Dirga dengan semena-mena memaksa Mila untuk ikut bersamanya.
" Lepaskan...!!!" Mila meronta berusaha menarik lepas tangan nya.
" Kenapa sih punya hobi main paksa orang lain." ucap nya lagi.
" Tadi aku sudah bilang, pulang bersamaku." Dirga menghentikan langkahnya dan menatap tajam Mila. Setelahnya Dirga kembali menarik tangan Mila membuat Mila terseok-seok mengikuti langkah lelaki yang ia juluki om sarap itu.
Hingga sampai di depan mobil, Dirga belum juga melepas tangan Mila. Dirga membuka pintu mobil dan mendorong pelan tubuh Mila sampai gadis itu terpaksa duduk manis di dalam mobil nya. Setelahnya Dirga ikut masuk ke dalam mobil dan meninggalkan pelataran parkir Bandara.
Mobil yang dikendarai Dirga meluncur membelah kemacetan jalanan kota
Surabaya. masih tak ada yang berbicara diantara keduanya. Mila pun enggan
membuka percakapan dengan si om sarap tukang paksa. Biarlah si om ini mau membawanya kemana, toh om nya Danu ini juga sudah tahu dimana letak alamat tempat tinggal Mila.
Suara dering ponsel memecah keheningan, lebih tepatnya ponsel Dirga yang berbunyi. Melirik siapa si penelpon sebelum Dirga menggeser tombol hijau pada layar ponselnya.
" Ya, Pa... Ada apa....? "
".........."
" Dirga di jalan, kena macet tadi. Ini habis antar Danu ke Bandara, "
"........"
" Apa? Oke, oke Dirga pulang sekarang. Bye, Pa."
Dirga melemparkan ponselnya di dasbord mobil. Tak ayal suara benturan ponsel Dirga mengundang perhatian Mila. Di toleh kan kepalanya kesamping dan Mila mendapati wajah panik Dirga. Saat mobil Dirga berhasil lolos dari kemacetan akibat Traffic Light, tiba-tiba saja Dirga memutar arah. Mila jelas bingung karena ini berlawanan dengan arah rumahnya. Tak bisa tinggal diam, Mila akhirnya buka suara karena Dirga dengan wajah panik membawa mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.
" Ada apa? Kenapa mesti ngebut sih, Om,"
" Mamaku jatuh pingsan tak sadarkan diri."
" Mama, " gumam Mila
" Iya, Mamaku Mila.... Mamaku pingsan. Jadi kita harus cepat-cepat sampai kerumah. Ah sial, kenapa macet lagi sih." Dirga memukul
stir mobil. Lelaki itu terlihat emosi melihat jalanan yang memang sedang padat-padat nya. Tak heran memang dijam-jam seperti ini, semua orang berbondong-bondong untuk segera pulang kerumah setelah seharian sibuk mencari nafkah.
Mila mengusap pelan lengan Dirga yang mencengkeram stir mobil dengan kuat. Perlahan cengkeraman nya pada kemudi mengendur, terlihat jika Dirga mulai bisa menguasai emosi. Dia menoleh dan tersenyum pada Camila.
" Thanks ya...."
" Iya... Bawa mobil nya jangan ngebut jika tak ingin celaka. Mama Om Dirga menunggu di rumah. Jadi om harus sampai di rumah dalam kondisi selamat." Mila berusaha meredam emosi Dirga. Mila tak tahu kenapa
mamanya Dirga sampai pingsan. Hingga membuat Dirga sepanik ini.
-------
" Mama dimana, Pa....? " Saat mobil berhenti di depan sebuah rumah mewah di kawasan elite daerah Surabaya Barat, Dirga menarik Mila untuk masuk kedalam rumah mewah itu. seorang lelaki paruh baya menyambut kedatangan mereka.
Laki-laki yang Camila tebak adalah Papa Dirga, menuntun Dirga masuk ke dalam rumah. Camila yang merasa diacuhkan pada akhirnya ikut masuk mengekori Dirga dan papanya.
" Mama masih diperiksa dokter Rudi."
" Mama sudah sadar kan? " tanya Dirga panik.
" Sudah. Tapi kondisi nya masih lemah."
" Kenapa mama bisa pingsan. Apa karena Danu." pertanyaan Dirga dijawab anggukan kepala oleh papanya.
" Mamamu masih tidak rela Danu memutuskan kuliah di London. Mama tidak tega jika Danu harus jauh dari keluarga. Padahal tak kurang-kurang papa memberi pengertian pada mama mu. Mungkin jika kamu yang bicara, mama bisa ngerti. Selama ini kan hanya kamu yang bisa mengontrol emosi mama. "
" Nanti Dirga coba, Pa. Aku ke kamar mama dulu . " Dirga melangkah menuju kamar mama nya. Sebelum membuka handel pintu Dirga teringat sesuatu, Camila. Ya, dia tadi pulang ke rumah dengan membawa Camila. Lantas kemana gadis itu sekarang. Dirga membalik kan badan, matanya mencari-cari di setiap sudut ruangan.
" Ada apa? " Papanya bertanya.
" Sepertinya aku melupakan sesuatu, Pa. Tadi aku kesini dengan seseorang. Sebentar aku cari dulu."
Dirga melangkah menuju ruang tamu, benar saja gadis itu sedang berdiri membelakanginya. Camila sedang menatap sebuah foto keluarga yang dipajang di ruang tamu. Foto yang ukuran nya cukup besar.
" Itu foto keluarga. Ada. Mama, Papa, Kak Bumi, Danu dan juga aku."
Camila terjengit kaget karena tiba-tiba mendengar suara Dirga.
"Aku hanya dua bersaudara. Kakak ku namanya Bumi Perkasa, daddy dari Danuarta Putra Perkasa. Kak Bumi sudah bercerai dengan istrinya sekitar lima tahun lalu. Dan sejak saat itu, Danu yang dulunya tinggal di Bali akhirnya memutuskan untuk tinggal disini bersama opa dan oma nya, karena mommy nya telah menikah lagi. "
Camila mendengar dengan seksama apa yang disampaikan Dirga. Sedikit informasi telah Camila dapatkan. Hingga keingintahuan nya tentang Danu sedikit terjawab.
" Ayo... " lagi Dirga menarik tangan Camila membawanya masuk ke dalam ruang keluarga.
" Kemana ? "
" Bertemu Mamaku."
Belum sempat memprotes Dirga, Camila melihat Papa Dirga sedang berdiri di dekat pintu sebuah kamar yang Camila yakini adalah kamar mamanya Dirga.
" Pa, kenalkan. Ini Camila."
Camila mengulurkan tangan pada Papa Dirga. " Saya Camila, Om. "
" Pacarnya Dirga? "
" Bukan...." ucapan Mila terputus karena Dirga
menyelanya. " Bukan pacar, tapi calon istri, Pa."
Papa Dirga terkekeh dan yang pasti merasa senang karena Dirga baru sekali ini membawa perempuan kerumah. Sementara Mila, gadis itu melotot tajam ke arah Dirga, tak berani memprotes ucapan Dirga karena takut dianggap tak sopan.
" Dirga ke dalam dulu, Pa. Ayo.... " Dirga membuka pintu kamar dan menarik tangan Camila agar ikut masuk bersamanya.
" Mama...." Dirga menghampiri mamanya dan duduk disisi ranjang. Mencium kedua pipi wanita yang telah melahirkan nya dua puluh delapan tahun silam.
" Mama kenapa, Om . " tanya Dirga pada dokter Rudi.
" Mamamu hanya stres banyak pikiran. Kondisi nya sangat lemah karena tidak mendapat asupan makanan yang seimbang. Ya sudah, kalau begitu saya permisi dulu. Ini obat beserta vitamin harus rutin dikonsomsi agar cepat pulih. " dokter Rudi berlalu meninggalkan kamar, sempat tersenyum pada Camila yang masih berdiri di dekat pintu.
Perlahan mata Mama Dirga terbuka.
" Dirga....kamu sudah pulang. Apa... Apa Danu sudah berangkat. " suara itu terdengar begitu lirih. Dirga menggenggam kedua tangan mama nya dan mengecupnya sayang.
" Mama jangan terus kepikiran Danu. Biarkan Danu mengejar impian nya. Di London Danu kuliah bukan bermain. Danu memang harus
belajar mandiri biar dia bisa melihat arti hidup yang sesungguhnya. Tugas mama adalah mendoakan agar Danu segera lulus dan pulang dengan membawa kesuksesan." Dirga berusaha menghibur mama nya. Dirga tau jika mamanya begitu menyayangi Danu.
" Iya, Mama tahu. Dokter Rudi juga bilang agar mama tidak boleh stres dan banyak pikiran. "
" Itu mama tau. Mama harus jaga kesehatan biar kelak bisa melihat kesuksesan Danu."
Camila memperhatikan interaksi ibu dan anak di depan nya sebelum akhirnya pandangan mata mama Dirga terarah kepadanya, menatapnya penuh tanya.
" Dia siapa...? " tanya mama Dirga, kening Dirga berkerut dan seolah tersadar jika dia baru saja melupakan kehadiran Mila lagi.
" Mila ngapain berdiri disitu. Kemarilah." Dirga
menoleh ke belakang dan mendapati Mila yang berdiri di sebelah pintu kamar.
Perlahan Mila melangkahkan kaki mendekati ranjang.
" Ma, kenalkan ini Camila." Dirga mengenalkan Mila pada mamanya.
" Saya Camila tante" dengan sedikit kikuk Mila
memperkenalkan dirinya.
Mama Dirga tersenyum, senyum yang penuh arti.
" Jadi ini orangnya. Mila, mama senang akhirnya dapat bertemu dengan mu. Ayo duduk disini." mama Dirga menepuk kasur di sebelahnya
Tangan nya terulur menggapai tangan Mila saat gadis itu baru saja duduk di sebelah nya.
" Sayang.... Mama senang akhirnya Dirga mau membawa perempuan ke hadapan mama." Mila masih belum mengerti dengan arah
pembicaraan mama Dirga, meski begitu Mila masih mendengarkan kata-kata yang diucapkan oleh mamanya Dirga.
" Dirga ini sudah dewasa. Sudah waktunya berumah tangga. Mama sudah berkali-kali meminta padanya agar segera cari istri, karena mama sudah semakin tua. Mama ingin melihat Dirga menikah dan punya anak."
Camila mulai tau kemana arah pembicaraan wanita yang terbaring lemah di hadapan nya ini. Sepertinya Dirga menyadari gelagat Camila yang mulai tak nyaman.
" Mama ini masih sakit kenapa harus membahas Dirga. Lebih baik mama istirahat biar cepat sehat. Dirga mau keluar sebentar antar Mila pulang."
" Loh kenapa buru-buru, baru juga datang kok sudah mau pulang."
" Nanti dicariin Bundanya. Nggak enak bawa anak orang lama-lama. " kelakar Dirga yang mampu menerbitkan senyum di bibir sang mama.
" Ya sudah, nggak papa lain kali ajak Mila datang kerumah ini lagi. "
" Mila sayang... Kapan-kapan main kesini lagi ya. Mama senang akhirnya Dirga menemukan jodohnya. "
" Iya tante.. Mila pamit pulang dulu ya." Camila
mencium punggung tangan mama Dirga.
" Dirga antar Mila dulu. Mama harus istirahat. " Dirga membetulkan letak selimut mama nya sebelum menggandeng tangan Camila untuk
keluar kamar.
Seulas senyum terbit di bibir mama Dirga.
" Alhamdulillah akhirnya Dirga menemukan jodohnya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Hadeeuuh kok aku yg merasa serba salah nih thor, Ternyata ortunya Dirga menerima Mila dgn baik, sedangkan Mila gak ada rasa apa2 terhadap Dirga, dan juga memandangkan mamanya Dirga yg penuh harap dan sakit gitu, Jadi Mila harus gimana thor?😁
2023-10-22
0
Qaisaa Nazarudin
Apa yg berlaku? 🤫🤫 Tapi apa pun yg terjadi ini dgn tak sengaja mempertemukan Mila dgn ortu nya Dirga,,
2023-10-22
0
Dwi setya Iriana
main paksa main sambar aja kayak myambar kain jemuran ngaku2 calon istri pula parah dirga ya☺☺☺☺☺☺
2021-05-03
0