Camila Wijaya Pov
Kuamati gedung perkantoran yang ada di depanku saat ini. Kulihat lagi kartu nama yang sedang kupegang. Tidak salah lagi, memang benar ini alamat yang kutuju. sesuai dengan yang tertulis pada kartu namanya.
Aku menuju pos security dan meminta izin untuk masuk menemui receptionis. Security yang ber-name tag Suprapto mempersilahkanku untuk masuk lobi.
" Selamat sore mbak ". Aku menyapa seorang wanita muda yang duduk di belakang meja receptionis.
" Selamat sore, ada yang bisa saya bantu dek. " tanya nya dengan ramah.
" Eum, apakah benar ini kantor Bapak Angkasa Dirgantara, "
" Iya benar, dek. " Mbak Receptionis menatapku dari atas kebawah mungkin lebih tepatnya sedang meneliti penampilanku. Aku memang masih menggunakan seragam sekolah saat memutuskan untuk pergi kekantor ini. Selalu kuingat nasihat Bunda jangan menunda berbuat kebaikan. Jadi aku tidak langsung pulang sehabis dari gerai donat tadi.
" Mbak, saya boleh nitip sesuatu . Tolong sampaikan ini kepada Bapak Angkasa Dirgantara. " Kuserahkan dompet yang tadi siang tak sengaja kutemukan di meja salah satu gerai donat langgananku.
" Terimakasih ya Mbak. " setelahnya aku pamit kepada Mbak Receptionis.
" Tunggu dek. Kalau boleh tau namamu siapa. "
Aku berbalik dan tersenyum manis.
" Camila, Mbak. "
aku melanjutkan langkahku untuk meninggalkan kantor ini.
Saat tiba di pintu keluar lobby, aku berpapasan dengan seorang lelaki yang mungkin seusia Kak Ken. Dengan setelan jas formal dan sepatu pantofel mengkilap diikuti oleh asisten nya. Sempet menolehku sekilas sebelum akhirnya lelaki tadi kulirik sedang menuju ke meja Mbak Receptionis. Mungkin orang itu heran melihat anak SMA ada di dalam gedung kantor ini.
********
Author Pov
Di depan meja receptionis, seorang lelaki tampan yang tidak lain adalah CEO perusahaan penerbitan terbesar di Surabaya sedang berdiri menjulang menatap karyawan nya.
" Siapa itu tadi?" pertanyaan itu ia tujukan pada karyawan nya.
" Yang mana ya Pak."
" Anak SMA yang barusan keluar."
" Owh itu... Ini Pak. Gadis tadi menitipkan ini untuk Bapak." Reseptionis yang bernama Mala menyerahkan sebuah dompet kepada atasan nya.
Dirga menerima dompet itu sambil berpikir kenapa bisa dompetnya berpindah tangan. Dia meraba saku celananya dan benar saja dompet yang biasanya bertengger manis disana sudah tidak ada.
Sedikit berpikir kapan terakhir dia mengeluarkan dompet itu. Dan ingatan nya melayang pada kejadian tadi siang saat dirinya pergi ke gerai donat. Mamanya meminta untuk membelikan donat di toko langganan nya.
" Apa mungkin dompet ku jatuh di gerai donat tadi." gumamnya.
Dirga berlalu meninggalkan meja reseptionis dengan membawa serta dompetnya.
---------
Untuk kesekian kalinya Dirga harus berperan sebagai orang tua Danuarta. Anak tunggal dari kakak lelakinya, Bumi Perkasa. Usia Danu hanya selisih sepuluh tahun dengan Dirga. Itulah yang membuat Danu begitu dekat dengan uncle nya itu.
Seperti sekarang ini saat Danu harus berurusan dengan pihak sekolah karena kenakalan remajanya, dia lebih memilih menghubungi uncle nya itu ketimbang orangtua nya sendiri untuk menemui guru BK di sekolahnya.
" Uncle...! Danu janji nggak akan ngulangi lagi. Please...! jangan bilang daddy...." Danu berjalan mengikuti uncle nya.
" Kamu mukulin orang sampai babak belur. Uncle nggak tau harus ngomong apa lagi. Daddy mu tetep harus tau. Kalau sampai terjadi sesuatu sama temenmu itu siapa yang mau tanggung jawab? " Dirga tak habis pikir dengan keponakan nya itu. Masih SMU tapi kelakuan nya susah dikontrol. Pagi ini untuk kesekian kalinya dia harus menemui guru BK Danu dan mendengar ceramah karena keponakan nya itu memukuli teman nya hingga babak belur.
" Uncle aja yang nggak tau gimana buaya darat itu selalu saja mengganggu Mila."
" Jadi hanya karena perempuan uncle harus menyianyiakan waktu hanya untuk ngadepin guru BK. Dan ini untuk yang kesekian kalinya kamu membuat masalah di sekolah." Dirga sudah berusaha menahan amarah menghadapi keponakan nya ini. Hanya karena seorang perempuan sampai rela berbuat hal memalukan. Akan tetapi sebegitu marah nya dia sama Danu, Dirga begitu menyayangi keponakan nya itu. Mengingat Danu tumbuh tanpa kasih sayang kedua orangtuanya. Kakak Dirga begitu sibuk dengan bisnis nya. Apalagi semenjak perceraian dengan istrinya kakak nya itu seolah mengalihkan semua kesedihan pada pekerjaan. Hingga Danu terlupakan.
" Ingat Danu ! Ini terakhir kali uncle datang ke sekolah hanya untuk disidang guru BK. Lain kali jangan pernah meminta uncle untuk melindungi semua tingkah nakalmu itu."
" Uncle...! Kalau bukan uncle siapa lagi yang mau memperhatikan Danu."
" Sebulan lagi kamu Ujian Nasional. Lebih baik kamu belajar daripada melakukan hal yang tidak ada faedah nya sama sekali. Uncle harus ke kantor. Gara-gara kamu uncle harus membatalkan meeting penting pagi ini. "
" Thank you, Uncle. Hanya uncle yang selalu mengerti aku. "
" Sudah sana kembali ke kelas mu. Untung saja gurumu masih berbaik hati hanya memberimu sanksi skors selama dua hari. ."
" Mila.......! " bukan nya mendengarkan nasihat uncle nya, perhatian nya justru tertuju pada gadis cantik yang sedang berjalan menuju ruang guru.
Gadis itu menoleh karena merasa namanya dipanggil. Hanya seulas senyum yang dia berikan sebelum dia berlalu dan masuk ke ruang guru.
Danu masih terpana menatap gadis itu meski sang gadis yang tak lain adalah Camila Wijaya telah menghilang dari hadapan nya. Gadis yang sudah mencuri hatinya sejak pertama menginjak kan kaki di sekolah ini. Dan demi gadis itu pula Danu menghajar habis habisan playboy sekolah yang dengan beraninya mengganggu Camila. Meski Camila tak pernah menerima cinta nya tapi Danu cukup bahagia karena Camila masih mau menjadi teman tanpa sedikitpun menghindar darinya.
Dirga menatap gadis itu tak berkedip. Gadis SMA yang baru dia temui di kantornya kemarin sore. Gadis yang telah mengembalikan dompetnya yang tertinggal di gerai donat. Demi apapun Dirga terpesona pada gadis cantik yang masih mengenakan seragam Sma itu. Gadis belia seusai keponakan nya.
" *U*ncle kenapa masih disini. Katanya ada meeting." Danu menyikut lengan Dirga yang membuatnya terkesiap. Mengalihkan tatapan nya pada sang keponakan.
" Iya, ini juga uncle mau pergi." baru juga Dirga melangkahkan kakinya saat Danu berucap.
" Itu tadi Mila. Gadis yang membuatku jatuh cinta sejak pandangan pertama. dan demi dia Danu rela mempertaruhkan nyawa."
Dirga berbalik menatap tajam keponakan nya." Zekolah yang bener. Jangan mikir urusan cinta. Ingat, ujian nasional sudah di depan mata. Buat daddy mu bangga dengan prestasimu."
Danu tercenung mendengar kata-kata uncle nya. Bahkan Danu sendiri tak yakin apakah daddy nya masih ingat jika punya anak dirinya. Jangankan prestasi bahkan hidupnya pun tak pernah berarti bagi sang daddy. Tapi Danu bersyukur setidaknya dia masih punya uncle yang sayang dan perhatian dengan nya. Uncle yang bisa menjadi Orangtua sekaligus sahabat baginya.
Danu berjalan mendekati uncle nya dan tiba-tiba memeluk adik dari daddy nya itu. " Hanya uncle yang Danu punya. Danu janji akan mendapat nilai sempurna di ujian nanti agar uncle bangga padaku."
Dirga tak kuasa mendengar ucapan keponakan nya. Di tepuknya punggung Danu seolah sedang memberi kekuatan pada sang keponakan. Sebelum akhirnya Dirga pergi meninggalkan sekolah.
**********
tbc
Author Pov
" Dimana sih kak? Aku sudah nungguin hampir sejam nih ." Gadis berambut pirang itu dengan kesal menelepon seseorang.
" Masih di jalan. Maaf tadi kakak ada meeting mendadak. Setengah jam lagi kakak sampai."
" Okay, setengah jam ya. Awas aja kalau nggak datang, Nath pulang pakai taksi. " tanpa menunggu jawaban Nathalie sudah memutus sambungan telpon nya.
Gabriella Nathalie adalah nama aslinya. Akan tetapi semenjak mommy nya yang merupakan wanita keturunan Australia menikah dengan pria Indonesia yang bernama Kusuma Wijaya, jadilah namanya berganti menjadi Gabriella Nathalie Wijaya. Marga dari ayah barunya yang disematkan kepadanya.
Sebenarnya Nathalie tidak merasa asing berada disini karena dia dibesarkan di Indonesia. Jane Anna mommy nya adalah keturunan asli Australia. Jane saat masih muda bekerja di salah satu proyek pembangunan perhotelan yang ada di Bali. Jane memang penyuka tantangan. Dia adalah seorang traveler. Hingga saat dirinya terdampar di pulau dewata, jane langsung jatuh cinta dengan tempat itu. Hingga keputusan besar dia ambil yaitu menetap di pulau dewata Bali.
Baru satu tahun Jane tinggal di Bali dia bertemu dengan seorang pengusaha yang merupakan rekan bisnis bosnya. Beberapa bulan menjalin kasih akhirnya Jane diperistri oleh pengusaha tersebut hingga lahirlah putri yang sangat cantik. Bayi mungil yang wajahnya lebih mendominasi gen mommy nya yang mereka beri nama Gabriella Nathalie.
Tapi sayang saat usia Nathalie 10 tahun daddy nya meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat. Jane sangat terpukul hingga hidupnya nyaris hancur. Disaat keterpurukan nya Jane bertemu dengan seorang seniman hebat. Dia lah Kusuma Wijaya. Lelaki yang juga sedang dalam masa terpuruk karena baru menyandang status duda.
Satu tahun kedekatan Jane dan Kusuma Wijaya mampu menyembuhkan luka masing-masing hingga pada akhirnya mereka memutuskan menikah dan memulai hidup baru dengan pulang ke negara asal Jane yaitu Australia.
Wijaya Kusuma membawa serta anak pertamanya yang bernama Kennatria Wijaya. Meski tidak mengalir darah yang sama akan tetapi Nathalie dan Kennatria dapat hidup bersama. Mereka berempat hidup rukun dan damai di Australia. Jane meski dia bukan ibu kandung Kennatria tapi kasih sayang yang dia berikan untuk Nathalie juga sama dengan yang ia berikan pada Kennatria. Jane adalah wanita yang baik.
Hubungan Jane, Nathalie dan keluarga mantan istri serta anak-anak Kusuma Wijaya yang berada di Indonesia juga baik. Mereka juga beberapa kali berkunjung ke Australia.
-----
Nathalie terlonjak kaget saat tiba-tiba ada yang memeluk nya.
" Kakak....!!! I miss you.... " Nathalie balas memeluk kakak lelakinya, Kennatria Wijaya. Meskipun mereka bukan saudara kandung tapi hubungan kedua nya sangat dekat bahkan melebihi saudara kandung. Tujuh tahun mereka tinggal bersama dan dibesarkan bersama oleh mommy jane dan papa Kusuma Wijaya.
" I misa you too.... " mereka berdua masih berpelukan. Sejak setahun lalu Kennatria memutuskan untuk pulang dan menetap di Indonesia. Nathalie yang terbiasa bersama sang kakak sangat merasa kehilangan hingga ia memutuskan untuk menyusul ke Indonesia. Terlebih kakak nya itu juga telah menikah. Nathalie merasa seolah ia sangat kehilangan sosok kakak sekaligus sahabat yang selalu menjaganya.
" Ayo.. Bunda sudah nunggu kamu di rumah."
" Nath kangen sama Bunda. Terlebih kangen sama masakan Bunda." Nathalie sudah membayangkan jika dia akan memakan masakan Indonesia yang kaya akan rempah. Bunda Anyelir yang tak lain adalah ibunya Kak Ken adalah seorang ahli masak. Mommy Jane sering dikirimi bumbu jadi oleh bunda Anyelir. Ada Rendang, rawon, gulai, soto, bumbu Bali. Mommy jane juga semangat belajar masak makanan Indonesia karena Papa juga sangat menyukai masakan Indonesia. Jadilah mommy Jane sering video call dengan Bunda Anyelir untuk kursus masak via online.
" Nath pengen kenalan sama istri Kak Ken." celetuk Nathalie yang memang ingin sekali berkenalan dengan istri kakak nya.
" Nanti juga bisa kenalan. Dia ada di rumah sama bunda dan Camila."
" Ya sudah kalau begitu buruan."
" Bawel ya sekarang. Itu rambutmu nggak jadi di cat warna hitam. Katanya kalau pulang ke Indonesia nggak mau pake rambut pirang." Keenan menggoda Nathalie karena adiknya itu sejak beberapa tahun lalu sangat antusias ingin mewarnai rambutnya menjadi hitam. Sejak lahir Nathalie memang mempunyai rambut pirang. Kentara sekali jika darah bule yang mengalir dalam dirinya meski ayah Kandungnya sendiri asli Indonesia. Nathalie selalu mengatakan ingin punya rambut hitam berkilau seperti Camila.
" Besok saja mau ajak Camila ke salon. Biar orang salon nya bisa lihat langsung contohnya seperti apa."
Jawab Nath bersemangat.
" Lagian kakak lebih suka rambut pirangmu. Lebih cantik yang asli. Sudah pas sesuai dengan karakter wajahmu." kalau ini Keenan memang tidak berbohong. Menurut Keenan memang lebih bagus yang asli.
" Masak sih kak. "
" Hmm... "
--------
" Hai Kak kenalin aku Nathalie. Adik kak Ken juga. Pasti kakak sudah pernah dengar cerita tentang aku kan. "
" Senang bertemu denganmu Nath. Bunda sama mila pernah cerita tentang kamu." Jawab Danisha
" Oh ya... Wah Bunda, kupikir lupa jika masih punya anak yang cantik nya ga habis-habis ini... " celetuk Nath yang langsung mendapat lemparan bantal sofa dari Mila.
" Ish apaan sih Mil. Emang kenyataan nya bener kan. "
" Sudah-sudah kalian ini kalau ketemu ribut aja. Nath lebih baik kamu istirahat sana. Mila bantu Nath bawa tas nya ke kamarmu. " Bunda menyuruh Nath dan Mila.
" Oke Bunda...." jawab mereka serempak.
------
" Bunda lagi masak apaan. Nath kangen masakan bunda " Nath ke dapur mengintip isi panci yang ada di atas kompor.
" Kamu nggak mau istirahat dulu... Ini bunda masak rawon. Bentar lagi mateng."
" Yeay rawon... So yummy..."
" Duduk aja dulu nanti bunda siapin."
" Oiya, Bunda... Kak Ken balik kantor lagi ya. "
" Iya... Katanya ada kerjaan."
" Bunda, Kak Ken istrinya masih muda banget ya... Seumuran aku kan. Kupikir istrinya itu.... " ucapan nya sudah disela bunda.
" Hush ga boleh ngomong sembarangan. Itulah namanya jodoh. Tanpa pandang umur, usia ataupun harta. "
" I see bund... Hmm.. Harumnya. Jadi laper bund.. "
Bunda menyiapkan nasi rawon untuk Nathalie. Sekalipun Nathalie bukan anak kandung tapi Bunda Anyelir memberikan kasih sayang yang sama seperti anak kandungnya sendiri. Meski sudah bercerai tetapi hubungan dengan mantan suaminya sangat baik. Istri baru mantan suaminya juga wanita baik hingga mereka dapat hidup rukun dengan anak-anak mereka.
########
tbc
Author Pov
Ini seperti bukan Dirga yang
sesungguhnya. Seorang Dirga mana mungkin mau membuang waktu hanya untuk menunggu anak SMA pulang sekolah. Tapi ini bener Angkasa Dirgantara. Sejak sejam yang lalu dia sudah berada di dalam mobil yang dia parkir di depan sebuah sekolah. Apalagi yang dia lakukan jika bukan menunggu gadis berjilbab yang telah membuatnya penasaran sejak pertemuan pertama mereka.
Beberapa siswa dan siswi Sma xxxx berhamburan keluar dari gerbang. Tak terkecuali Camila, gadis berjilbab itu keluar dari gerbang menunggu jemputan. Biasanya dia pulang pergi ke sekolah menggunakan motor matic kesayangan nya. Tetapi sejak hari ini dia akan diantar jemput oleh Nathalie. Bukan kemauan Camila tapi kemauan Nathalie karna saudara perempuan nya itu ingin mencari kesibukan selama berada di Indonesia.
Camila mengedarkan pandangan ke segala arah untuk mencari keberadaan Nath. Tapi hasilnya nihil, Nath tak terlihat di sekitar sekolah.
Dirga melihat gadis itu keluar gerbang sekolah bersama kerumunan siswa siswi berseragam abu putih. Dirga menajamkan penglihatan nya sebelum memutuskan untuk keluar dari mobil dan menemui gadis itu.
" Jadi, kamu yang bernama Mila." Gadis itu menoleh mendapati ada seorang lelaki yang berdiri di sebelah nya.
" Saya Angkasa Dirgantara, Om nya Danuarta." Dirga mengamati gadis di hadapan nya sebelum melanjutkan kata-kata nya. " Jadi.... Kamu yang membuat Danu harus memukuli teman nya hingga di skors oleh pihak sekolah."
Camila tak terima dengan apa yang disampaikan oleh om nya Danu karena memang dia tidak meminta apa-apa pada
Danu apalagi meminta untuk memukul teman nya hingga babak belur.
" Maaf ya Om, bukan saya yang meminta Danu buat mukulin teman nya. Asal Om tau itu semua perbuatan Danu sendiri dan jika Danu harus di skors itu memang sudah menjadi konsekuensi hukuman dari pihak Sekolah."
Seluruh murid di sekolah ini pasti sudah tahu siapa Danu. Cowok badboy yang suka membuat onar. Dan Mila tidak mau berurusan dengan cowok yang bernama Danu meski setiap hari cowok itu akan selalu mengganggu nya. Mila selalu berusaha bersikap baik pada Danu meski
berkali-kali Danu memintanya untuk menjadi pacar. Penolakan secara halus selalu diberikan Mila agar tidak menyinggung atau menyakiti hati Danu karena Mila tidak ingin terlibat masalah dengan cowok biang onar. Mila ingat saat itu ada cowok yang terkenal playboy di sekolah sedang mengganggu nya dan Danu dengan sok pahlawan nya menghajar habis-habisan cowok itu.
" Owh jadi begitu... Tapi tetap saja kamu penyebab utamanya. Bener kan ?" Dirga menunjukan wajah dingin yang mengintimidasi.
" Sebelum anda berbicara dan menuduh saya sebaiknya tanyakan dulu pada keponakan anda. Jadi jangan asal bicara apalagi menuduh orang sembarangan. "
Dirga sedikit terkejut Karena gadis ini sungguh pemberani dan tidak takut kepadanya.
" Maaf saya permisi." Camila berlalu meninggalkan Dirga karena dia melihat kedatangan Nathalie.
" Senang berkenalan denganmu Camila. " itu suara om nya Danu yang membuat Mila mau tak mau menoleh ke belakang. Dan demi apapun om nya si Danu menyeringai kearahnya sebelum berlalu menuju mobil putih yang terparkir tak jauh darinya.
" Apa maksudnya coba." gumam Mila heran pada si om menyebalkan.
Mila masih menahan emosi saat Nathalie menghentikan motor matic di hadapan nya.
" Kenapa baru sampai sih.." omel nya pada Nathalie.
" Iya maaf.. Nyari jalan tikus rada-rada lupa. Kamu kan tau aku ga punya SIM." Nathalie nyengir kuda memberikan helm pada Mila.
" Itu tadi siapa, Mil." tanya Nathalie. Tadi dia sempat melihat Mila berbicara dengan seorang lelaki tampan.
" Om nya temenku. Agak sarap tapi. " Mila naik ke boncengan motor.
" Buayet... ganteng banget....? ."
Nathalie bisa melihat jika lelaki yang di dalam mobil itu memang tampan karena kaca mobil nya memang sengaja tidak Dirga tutup. Dan saat melewati dua orang gadis itu sengaja dia
pelankan laju mobilnya, tak lupa membunyikan klakson dan melemparkan senyum manis yang ia tujukan pada Camila.
" Apa? ganteng dari hongkong. Orang udah tua gitu." Camila mencebik kesal karena Nathalie justru terpesona pada lelaki itu. Nath tak tahu saja apa yang barusan laki-laki itu tuduhkan kepadanya. Mengingat nya justru membuat Mila bertambah kesal.
" Kata pepatah, kelapa itu kalau makin tua makin banyak santan nya."
" Apa maksudnya coba. Nggak nyambung."
" Mila... Maksud ku, makin tua itu makin mateng."
" Mangga kali mateng. Buruan gih kita pulang. Panas nih."
" Iya, iya bawel ih." Nathalie menstarter motor dan meninggalkan area sekolah.
--------
Malam ini Nath pergi sendirian ke sebuah club yang ada di pusat kota Surabaya. Apalagi tujuan nya jika bukan menemui sahabat nya. Tadi dia hanya pamit sama Bunda jika ingin menemui temannya.
Nathalie tersenyum lebar mendapati seorang lelaki yang berdiri tak jauh darinya. Laki-laki itu juga sedang menatap kearahnya dengan binar bahagia.
Dalam hitungan detik Nathalie sudah menghambur ke pelukan lelaki tadi. Dua orang sahabat berbeda jenis kelamin ini saling berpelukan melepas rindu karena sekian taun tidak bertemu.
" Danu.... Sumpah gue kangen banget sama lo." Nathalie melepaskan pelukan nya dan menatap sahabat masa kecilnya ini. " lo nggak berubah ya..."
" Gue masih tetep ganteng Nath. Ga akan berubah kalau itu maksud lo."
" Sialan." Nath memukul dada Danu dan mereka berdua tertawa bersama.
Sedikit cerita mengenai Nath dan Danu. Jadi mereka ini sudah berteman sejak masih kecil. Danu adalah anak pemilik hotel tempat dimana jane anna bekerja. Kedua orang tua Danu adalah pengusaha yang sama-sama sibuk. Jadi Danu akan lebih sering berada di
hotel berasama babysitter nya. Sementara Nath dulu sering sekali dia ikut mommy
nya bekerja. Dan di hotel itulah keduanya sering menghabiskan waktu bersama
untuk bermain. Hingga mereka Sekolah pun juga bersekolah di satu tempat yang
sama. Tapi sayang sekali sehabis papa Nath meninggal dan mommy nya terlampau
larut dalam kesedihan, Nath sudah jarang mengikuti sang mommy bekerja. Apalagi
sejak mommy nya menikah dan memutuskan pindah ke Australia jadilah Nath dan
Danu berpisah. Kala itu mereka masih berada di kelas lima sekolah dasar.
Lama tak bersua pada akhirnya mereka dipertemukan kembali lewat dunia maya. Sudah tiga tahun belakangan ini mereka hanya berhubungan lewat sosial media karena Nath sendiri memang tidak pernah pulang ke Indonesia. Dan sekarang saat dirinya berkesempatan pulang Indonesia Nath tidak akan menyianyiakan kesempatan untuk bertemu kembali dengan sahabat masa kecilnya itu.
Club yang didatangi Nath ini adalah milik orangtua Danuarta. Tapi karena kesibukan yang membuat papa Danu tidak bisa mengurusnya sendiri, jadilah club ini dikelola oleh Danu dengan dibantu om nya.
Pandangan Nathalie tertuju pada seorang disc jokey yang sedang perform. Seperti tak asing dengan wajah itu Nath begitu susah mengalihkan perhatian nya pada cowok ganteng yang berada di depan sana.
" Sumpah keren banget sih..." pandangan Nathalie masih juga tertuju pada dj ganteng yang menjadi idola para cewek-cewek cantik langganan club ini.
" Lu lagi liatin apaan sih." tanya Danu melihat pada arah pandangan Nathalie.
" Itu yang lagi performa namanya uncle Dirga. Sebelah nya namanya Daffi." Danu melanjutkan ucapan nya dan Nath sukses menoleh ke arah sahabatnya itu.
" Om lu... Serius."
" Hmm "
Nath masih juga terpesona dengan lelaki yang sedang sibuk mengkomposisikan lagu buat para fans nya yang telah berkumpul meliuk kan badan di area dance floor. Nath menajamkan penglihatan nya. Tak salah lagi lelaki tampan itu sama dengan cowok yang baru dia temui tadi siang di sekolah Camila.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!