Camila Pov
Pastilah aku terkejut dengan apa yang diungkapkan Kak Daffi malam itu. Bagaimana bisa
lelaki yang selama ini kusukai tiba-tiba menyatakan perasaan nya. Harusnya aku merasa senang karena cintaku terbalas. Tapi entah kenapa rasanya biasa saja.
Justru aku merasa jika kak Daffi hanya terbawa suasana. Karena sering menghabiskan waktu bersamaku.
Aku sangat tahu jika sebenarnya Kak Daffi menyukai Nathalie. Bahkan baru beberapa minggu lalu kak Daffi menceritakan nya padaku.
Yang membuatku semakin yakin jika aku hanyalah pelampiasan sesaat bagi Kak Daffi,
saat aku mengetahui jika sebenarnya Kak Daffi merasa patah hati karena cintanya bertepuk sebelah tangan.
Flash back
" Mila.... Yang tadi kubilang itu serius. Tolong pikirkan lagi."
"Kak. Maaf jika Mila boleh tau kenapa Kak Daffi tiba-tiba bisa suka pada Mila. Bukan kah Kak Daffi sendiri pernah cerita jika Kak Daffi jatuh cinta pada Nathalie."
" iya itu benar. Aku memang jatuh cinta pada Nathalie sejak pertama kali jumpa. Bisa dibilang cinta pada pandangan pertama. Mungkin juga karena obsesiku pada wanita bule. Jadi saat bertemu Nathalie jantungku langsung berdegub kencang."
" lalu..... "
" tapi aku pun tahu. Jika ternyata Nathalie menyukai lelaki lain. Dari situ aku jadi berpikir apa iya aku akan tetap memperjuangkan nya. "
" jadi Kak Daffi sudah tau kalau Nath..." ucapanku terputus karena melihat Kak Daffi menganggukan kepala.
" ya aku tahu. Nath menyukai Dirga. Dan kamu pun juga tahu siapa Dirga. Dia adalah sahabat baik ku. "
" jadi intinya Kak Daffi ga mau patah hati lantas beralih haluan kepadaku. Begitu ?. "
" bukan.. bukan seperti itu Mil. Perasaanku padamu ini murni dari hatiku. Yah... Mungkin karena seringnya kita bertemu, sering jalan bareng. Dan aku..... Aku merasa nyaman bersamamu. Bukan kah sebuah hubungan itu yang terpenting adalah rasa nyaman. "
Aku mengangguk membenarkan ucapak Kak Daffi. Memang benar dasar dari sebuah hubungan adalah
rasa nyaman. Dari situlah nanti benih-benih cinta akan mulai tumbuh seiring dengan berjalan nya waktu.
Flasback end
-------
Seperti biasa sore ini Kak Daffi sudah menungguku di parkiran kampus. Sebenarnya aku tidak ada janji apapun dengan Kak Daffi. Tapi memang inilah kebiasaan baru Kak Daffi, dengan tiba-tiba akan muncul di kampus dan mentraktirku makan.
Ini sudah dua hari sejak pernyataan nya tempo hari. Meskipun aku belum memberi kejelasan mengenai kepastian hubungan kami, tapi Kak Daffi seolah tak mempermasalahkan hal itu.
" Loh Kak. Kok sudah disini. Tau aja kalau aku mau pulang."
" aku sudah hafal jadwalmu Mil."
" owh..." aku manggut-manggut.
" sekalian aku mau pamit."
" pamit? Memang kak Daffi mau kemana ?." tanya ku penasaran.
" mau balik ke Malang. Tapi seminggu sekali aku masih akan ke Surabaya kok. Itu kasian club ga ada yang ngurusin entar."
" jadi kak Daffi serius mau ngelanjutin skripsinya."
" iya... " Kak Daffi mengangguk antusias
" Alhamdulillah."
" doain ya biar cepat kelar. "
" pasti Mila doain. Semoga semua berjalan lancar. Kak Daffi diberi kemudahan agar skripsinya cepat selesai. Aamiin. "
Sungguh aku merasa senang pada akhirnya Kak Daffi bersemangat kembali mengerjakan
skripsinya yang sudah setahun ini ditelantarkan. Sangat disayangkan padahal diluaran sana banyak sekali mahasiswa yang ingin segera lulus dan meraih gelar sarjana.
" makan yuk...." ajak Kak Daffi
" boleh. Ayuk.... Kali ini Mila ynag traktir kak Daffi deh. Anggap saja buat motivasi agar Kak Daffi jadi semangat ngerjain skripsi."
---------
Pulang dari acara makan bareng Kak Daffi, aku melajukan motor matic ku menuju rumah.
Hari ini aku bebas tugas menjemput Kak Danisha karena ada Kak Ken yang akan menjemput kakak ipar ku itu. Sementara Kak Daffi selepas kutraktir makan dia langsung berangkat ke Malang.
Aku sudah memarkir motorku di garasi rumah. Saat melepas helm pink ku terdengar suara mobil yang kini berhenti di depan pagar. Jelas kulihat jika itu bukan mobil Kak Ken.
Ah sepertinya aku mengenali pemilik mobil itu. Tak salah lagi. Seorang lelaki yang
sudah sangat kukenal keluar dari dalam mobil. Dengan kaca mata hitam yang masih bertengger di atas hidungnya.
Bukan pakaian formal lagi yang dikenakan tapi sudah berganti dengan baju kasual.
Aku masih berdiri mematung tak tau harus berkata apa-apa. Kini lelaki itu malah masuk ke halaman rumah tanpa permisi. Berdiri menjulang dihadapkan ku.
" Hai Mila. Apa kabar?" sapa nya ramah.
Aku mendongak menatap nya dari atas ke bawah. Ah memang benar ini nyata dan aku tak
sedang bermimpi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Ani Nurlailis
cinta yg rumit bikin pusing thoorr
2021-03-19
0
Supartini
kok aku rasa mulek y
2021-01-10
0
Desak Fery
kekasihmu me jemputmu Mila 😍😍
2020-09-18
1