"cih, kekanakan sekali" olok Lukas.
Alin yang di olok seperti itu pun kesal dan mengerutkan dagunya. Walaupun ia dikatai kekanakan ia tetap membawanya, itu tetap saja pemberian kakeknya.
"aku tidak kekanakan, ini barang pemberian kakekku makannya aku bawa" ucap Alin sedikit kesal sambil memajukan sedikit bibir nya.
"terserah...ayo kita berangkat" ajaknya ketus.
"baiklah" ujar Alin mengiyakan ajakan Lukas dengan nada pasrah.
Alin lalu menjinjing barang-barang dan bajunya. Mereka pun berjalan lagi karena jarak gubuk dan rumah Alin cukup dekat. Selama perjalanan Lukas memperhatikan Alin yang sedang menjinjing tas. Ia lalu mendekatkan tangan nya berniat untuk membantu Alin, namun niat itu berubah seketika karena ketahuan Alin.
"kenapa?" tanya nya yang sedikit bingung melihat Lukas mendekatkan tangan tadi ke tas Alin.
"tidak apa-apa, bawa kan tas ku!" perintahnya ketus sambil menyodorkan tasnya.
"ishhh bawa sendiri, tanganku penuh" bantah Alin.
"bawa" perintah Lukas lagi, dengan dingin.
Alin pun tidak mau Lukas marah jadi ia membawa tas Lukas dengan raut muka yang sangat kesal. Lukas yang melihat tangan Alin yang membawa begitu banyak tas pun merasa bersalah dan ingin membayarnya saat kembali.
"huh... kasihan juga tikus bodoh ini membawa begitu banyak tas. Mungkin setelah pulang aku akan memperlakukannya dengan baik. Tapi hanya 1 hari" batin Lukas sedikit menyesal.
*skip, mereka sampai...
Rumah nya terlihat sangat kotor dan tidak terurus karena jarang di bersihkan. Saat Alin mengetuk, Chan Lu lah yang membukakan pintu.
"tok, tok" bunyi pintu di ketuk.
"Eh tuan muda Lukas ada apa kemari" tanya Chan Lu dengan nada yang menggoda sambil menghampiri dan memeluk lengan Lukas. Namun Lukas tidak peduli dan membiarkan nya.
"Kak Chan Lu, apa ibu ada di rumah?" tanya Alin seraya berbalik.
"Iya ada, akan ku panggilkan" jawabnya ketus sambil pergi dengan malas. Sebenarnya Chan Lu itu marah banget tapi karena ada Lukas jadi ia tahan.
*Di dalam rumah
"Bu, ada yang nyari ibu tuh" ucapnya ketus.
"Siapa nak?" tanya Nam Yeon.
"liat aja sendiri" jawab Chan Lu sambil membuang muka.
*Di tempat Alin dan Lukas berada
Karena merasa tas yang ia bawa sedikit berat, Alin pun duduk di kursi yang ada di depan rumah dan meletakkan nya di lantai. Saat Chan Lu dan Nam Yeon datang, Lukas masih di depan pintu sambil menunggu.
"eh Tuan muda Lukas ada apa, tuan?" tanyanya dengan sopan dan senyum sambutan.
Lukas hanya diam dengan muka datar nya, Alin yang mendengar suara ibu nya itu pun menghampiri nya. Saat Nam Yeon melihat Alin ia terkejut dan tiba-tiba marah namun ia tahan.
"ibu, Alin..." ucapan Alin terpotong karena ibu nya tiba-tiba memeluk nya.
"Alin kamu kemana saja, ibu sangat sedih saat kamu pergi" ucap Nam Yeon sambil memeluk Alin dengan wajah yang sedih, namun itu hanya kebohongan.
"Tuan muda, saya mau bicara dengan Alin sebentar yah. Kami permisi dulu" ucap Nam Yeon dengan sopan sambil menuntun Alin ke dapur.
"hmm" sahutnya singkat.
Sementara mereka berdua pergi Chan Lu memanfaatkan kesempatan itu untuk menggoda Lukas. Ia membuka 2 kancing atas bajunya lalu memeluk lengan Lukas dengan sangat erat dan menggesekkan lengan Lukas ke dadanya.
"Tuan muda Lukas kita masuk dulu yuk sambil nunggu. Nanti aku ambilkan makanan untuk tuan muda" ucap Chan Lu dengan nada yang sangat menggoda.
Namun Lukas hanya diam tidak terpengaruh dengan godaan nya. Lukas lalu menyandarkan punggungnya ke dinding seraya melipat tangannya di dada, Chan Lu sangat kesal karena godaan nya tidak berpengaruh dan ia pun menggoda Lukas lagi.
*Di dalam rumah
"heh berani sekali kamu datang lagi hah?! apa kamu sekarang jadi pe*acur?! heh mura*an sekali" ucap Nam Yeon sambil membentak Alin.
"Bu Alin kemari mau..." ucapan Alin terpotong karena ibunya.
"Alah, Alasan. Lebih baik kamu mati saja, kalau kamu tidak bisa membunuh diri mu sendiri, biar aku saja." bantah Nam Yeon dengan senyuman licik.
Nam Yeon lalu mengerahkan tenaga nya dan menendang Alin dengan sangat keras. Alin hanya bisa meringkuk dan meringis kesakitan sambil menangis.
"Ampun Bu.... sakit huhuhu. Ampun..." tangisnya.
Nam Yeon lalu mengangkat tangannya dan ingin memukul Alin. Namun "plakk.." bunyi tangan Lukas menahan pukulan Nam Yeon.
"Apa yang kau lakukan hah" tanya Lukas dingin dengan aura yang menyeramkan.
"eh Tuan muda, saya... saya...anu.." Jawab Nam Yeon bingung mencari kata-kata.
Saat Alin melihat aura Lukas yang sangat mengerikan itu pun menenangkan nya. Alin takut Lukas akan melakukan hal yang tak terduga nantinya.
"Lukas sudah... berhenti...huhuhuhu" tangisan Alin pun pecah.
Ia lalu berlari sekencang-kencangnya menuju ke sumur dengan berlinang air mata. Lukas lalu menepis tangan ibu Alin dengan ketus lalu menyusul nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
no name 💜
kok ibu dan sodara alin tau kalo yg bersama alin itu tuan muda lukas🤔
2021-05-28
3