*Malam harinya, di dunia sihir...
Para utusan itu pun langsung pergi menjemput Alin untuk ke istana. Para utusan itu pun hampir tersesat karena tempat Lina yang begitu terpencil. Setelah beberapa lam mencari, akhirnya mereka menemukan rumah Lina.
"Tok...tok...tok" salah satu dari mereka mengetuk pintu rumah. Lalu keluarlah ibu Lina membukakan pintu nya.
"A..ada apa ini? siapa yang kalian cari?" tanya ibu Lina sangat ketakutan setelah melihat utusan istana itu. Alin dan Lina yang berada di dalam kamar sedang belajar pun keluar menghampiri mereka.
"Maaf menggangu Nyonya, kami utusan dari istana yang di perintahkan oleh Master Ketua Nang Deon Li untuk menjemput seorang gadis yang bernama Alin" Jelas pemimpin utusan itu.
"A..ada, memangnya mau kalian apa kan Alin?" tanya ibu Lina dengan kuatir jika Alin dan Lina nantinya akan diapa-apakan.
"Kami tidak tahu, tapi Master Ketua menyuruh kami untuk menjemput nya". sahutnya.
Karena merasa tidak nyaman Alin kemudian keluar dan menanyakan tujuan mereka ke datang "Hmm.. saya Alin, memangnya ada apa urusan kalian dengan saya?" ucap Alin polos.
"ikutlah dengan kami nona" pinta mereka bersamaan sambil menundukkan kepalanya. Alin pun melongo melihat mereka, ibu Lina dan Lina pun tidak mengizinkan utusan itu membawa Alin "Tidak boleh" ujar ibu Lina dan Lina bersamaan dengan nada yang sedikit tinggi.
"Tidak apa-apa Tante, Lina, Alin akan ikut mereka. Mungkin saja ada urusan yang penting" ucap Alin menenangkan mereka dengan nada yang lembut. Alin kemudian mengikuti Pemimpin utusan itu lalu di ikuti oleh utusan lainnya.
*skip, di istana..
Setelah beberapa lama mereka berjalan akhirnya mereka sampai di istana, saat tiba di pintu gerbang nya ada 2 penjaga yang membukakan pintu untuk mereka. Alin sangat tegang, karena dia takut dihukum karena ia telah membentak KIMAFI kemarin. "apa aku akan dihukum mati karena membentak KIMAFI kemarin, oh astaga bagaiman ini 😭😭" batinnya ketakutan.
saat tiba di depan Aula istana kaki dan tangan Alin bergetar ketakutan, lalu ia dan para utusan itu masuk di ruangan yang cerah itu, yang telah ada Master Ketua dan Lukas yang menunggu nya. Ketika ia melihat mereka berdua, dia langsung berlutut di hadapan mereka.
"tenanglah jangan takut, aku hanya ingin menanyakan sesuatu pada mu" ucap Deon Li seraya menenangkan Alin.
"Apa kau benar cucu Lio Jun Yeo? Kalau benar, tunjukan lah kalungnya" perintahnya. Dengan tangan yang gemetaran Alin melepaskan kalung yang ada di lehernya dan menyodorkan kalung itu dengan kedua tangan dengan kepala yang masih menunduk.
Deon Li pun memberi kode pada pengawal pribadi nya untuk mengambil kalung itu. Alin sangat ketakutan hingga tubuh nya terasa lemas dan tak bergerak sedikit pun, Lukas sedikit kuatir karena Alin tidak berkutik sedikit pun dari tadi. Setelah Deon Li melihat kalung itu dengan seksama, ia pun mengangguk dan menyuruh pengawalnya untuk menyerahkan kembali kepada Alin.
Deon Li kemudian berkata "Salam untuk putri baru kita" ucapnya sedikit menundukkan kepalanya. Alin pun mendongakkan sedikit kepalanya, Deon Li lalu memerintahkan pengawalnya untuk membawa Alin pergi beristirahat "pengawal bawa putri Alin ke kamar untuk beristirahat" ucapnya sambil tersenyum senang.
Saat Alin ingin berdiri tiba-tiba badannya lemas dan ingin jatuh, untung saja tubuhnya ditahan oleh Lukas, Lukas pun memapahnya ke dalam kamar.
*di kamar baru Alin....
Kamarnya sungguh megah dan indah, Lukas pun membantu Alin untuk duduk di kursi. "Tenanglah, apa yang kau takutkan?" tanya Lukas dengan nada dingin sambil duduk di tepi ranjang.
"a..aku kira kalian akan memenggal kepalakuuuu huhuhuhu....., kalian membuatku takut hiks...hiks... huhuhu.." ujar Alin sambil menangis sesenggukan. Lukas pun melongo melihat Alin dengan mudahnya menangis.
"Dasar gadis cengeng, istirahat lah" ucapnya dingin lalu pergi. Alin pun merebahkan tubuh nya di kasur dan menangis sejadi jadinya sambil menutupi wajahnya dengan bantal.
*Aula istana
Lukas pun kembali ke Aula yang di mana Deon Li masih berada di situ. "bagaimana dengan gadis itu tadi Lukas?" tanya Deon Li dengan senyuman yang sangat gembira. Lukas pun duduk di samping Deon Li.
"heh.., gadis cengeng begitu apa bisa jadi seorang putri" tanya Lukas Ketus. "kenapa?" tanya Deon Li penasaran.
"baru saja di panggil sudah ketakutan dan menangis, apa lagi kalau di hukum mati betulan" jawab Lukas dingin. "huh, kalau kamu terus menerus dingin seperti ini mungkin kamu tidak akan mendapatkan kekasih. Atau mungkin saja Alin jodohmu, dia juga kelihatan manis dan menarik. Benarkan?" ucap Deon Li menasehati Lukas.
"sudahlah, aku ingin tidur" ucapnya lalu pergi dari Aula istana meninggalkan Deon Li.
*Kamar Alin
"aku kira aku akan benar-benar di bunuh, Aku kira aku akan mati saat usia ku yang muda, aku baru saja 4 hari di sini dan aku sudah di takuti seperti iniiii huhuhu... menyebalkan" gumam nya sambil menangis lagi di bawah bantal yang ia peluk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
𝓐𝓼𝓱 𝓑𝓞𝓞♕︎⚥︎
ceritanya bagus banget Thor 💐
2021-07-21
3
cahaya
suaka banget sama ceritanya
2021-06-04
2