*FLASHBACK ON.
Chan Lu terus-menerus menggoda Lukas namun tak berpengaruh sama sekali. Beberapa menit kemudian Lukas mendengar bunyi Alin yang sedang menangis kesakitan.
"Ampun Bu.... sakit huhuhu. Ampun..."
"Alin?!" batinnya mengkhawatirkan Alin.
"tuan mau ke mana" tanya Chan Lu bingung.
Lukas lalu pergi ke arah suara dengan cepat dan melihat Alin yang meringkuk sambil menangis di lantai. Ia lalu melihat Nam Yeon yang ingin memukul Alin, dengan cepat ia menahan tangan ibunya Alin.
*FLASHBACK OFF.
...****************...
Alin terus berlari, berlari dan berlari sambil menangis tanpa henti. Tanpa ia sadari hari mulai petang dan ia sudah tiba di dekat sumur. Setelah mendekati sumur, ia perlahan menurunkan kecepatan larinya lalu terjatuh dengan tiba-tiba sambil menangis sesenggukan.
"Aku kira hiks.. ibu benar-benar hiks...berubah seperti dulu hiks...hiks... tapi nyatanya itu hanya kebohongan belaka hiks....hwaaaa..... huhuhuhu...." Gumam nya dengan tangisan yang nyaring.
Dari kejauhan Lukas sudah bisa mendengar tangisan Alin, ia lalu menghampirinya. Tanpa Alin sadari Lukas menghampirinya, lalu berjongkok di sampingnya.
"hey, jangan menangis lagi yah" ucap Lukas dengan nada yang lembut seraya menenangkan Alin.
"Lukas....huhuhu....hiks...hiks..." tangis Alin sambil menghadap Lukas.
"Kemari, kalau kamu ingin menangis menangis lah sepuasnya" ucap Lukas lalu memeluk Alin seraya menyandarkan Alin di dadanya.
"Kenapa selalu aku hiks...yang harus di salahkan hiks...Aku sungguh tidak tau apa-apa...mereka sangat jahat hiks...hiks...huhuhu..."tangis nya lagi sambil menenggelamkan kepalanya ke pelukan Lukas.
"Tidak hanya kamu yang pernah di salahkan, semua orang pernah di salahkan. Mungkin ada yang lebih buruk dari pada kamu. Jadi kamu harus bersyukur, sudahlah jangan menangis lagi yah" ucap Lukas menasehati Alin sambil menenangkan nya.
"bagaimana sih hiks... tadi kan di suruh nangis hiks... sepuasnya hiks...kenapa sekarang disuruh berhenti, kalian sama saja Lain dari mulut lain dari hati hiks... menyebalkan huhuhuhu...." tangis Alin lagi karena kesal.
"Terserah kamu saja" ujar Lukas pasrah saat mendengar tangisan Alin yang semakin kencang.
Lukas lalu duduk di tanah sambil memeluk Alin. Alin lalu menangis sejadi jadinya sampai akhirnya ia lelah dan tertidur. Lukas melepas jas nya lalu menyelimuti Alin.
Hari pun menggelap, pandangan pun juga menggelap. Lukas lalu mengayunkan tongkatnya dan muncullah sebuah lentera yang terang.
Setelah beberapa lama, Lukas pun memutuskan untuk membawa Alin pulang karena hari sudah larut di dunia manusia. Ia lalu menggendong Alin dan mengucapkan mantra untuk pulang ke dunia sihir.
"Kasihan juga, ternyata...di balik senyuman nya yang manis itu ada sebuah cerita kehidupan yang pahit." Batin Lukas kasihan pada nya seraya menatap muka Alin.
*Mereka tiba di dunia sihir...
Beberapa detik kemudian mereka tiba di dunia sihir, Lukas lalu mengayunkan lagi tongkatnya dan mereka pun telah tiba di depan gerbang istana. Para penjaga lalu membukakan gerbang untuk mereka.
Para penjaga pun melongo saat melihat Lukas menggendong Alin sendiri. Biasanya ia akan memanggil Utusan atau pengawal untuk membawa kan seseorang. Setelah mereka masuk, para pengawal pun berkerumun ngegosip.
"Sepertinya mataku katarak, apa aku salah liat? Pangeran Lukas menggendong putri Jiu?!" ujar salah satu Penjaga yang bernama Henil keheranan.
"Mungkin rusak, kita pergi ke tukang pandai besi saja yuk." Sahut penjaga bernama Ruki dengan bodohnya.
"Bodoh!!" teriak yang lainnya bersamaan, lalu mereka pun kembali ke posisi berjaga di depan gerbang.
* Di dalam istana
Lukas kemudian mengantarkan Alin ke kamarnya. Lagi dan lagi para penjaga melongo saat melihat Lukas menggendong Alin. Setelah masuk ke dalam kamar Alin, ia lalu meletakkan nya dengan lembut di atas kasur. Saat ia berbalik tiba-tiba...
"Ibu...maafkan Alin, sebenarnya Alin salah apa....huhuhu...." ujar Alin mengigau sambil mengerutkan dahinya.
Saat Lukas mendengar suara Alin yang mengigau, ia langsung berbalik lagi ke arah Alin. Ia lalu menyentuh dahi serta leher Alin menggunakan telapak tangannya.
"Seperti nya dia demam, aku akan memanggil tabib dulu" gumamnya saat merasakan dahi Alin yang memanas.
Lukas lalu keluar kamar Alin dan memerintahkan pengawal untuk memanggil kan tabib pribadinya sekaligus temannya, Kael segera. Setelah beberapa lama Kael pun datang dengan terengah-engah.
"huh..huh.. Siapa yang sakit? hah?" tanya Kael sambil terengah-engah setelah berlari.
"dia" jawab Lukas singkat dengan muka datar nya seraya menunjuk ke arah Alin.
"Wahhh, ternyata balok es sudah punya cewe baru nih" ucapnya seraya menggoda Lukas.
"Periksa saja dia dulu" ucap Lukas kesal seraya membuang muka.
"oke, oke" sahut Kael seraya menganggukkan kepalanya.
Kael kemudian mulai memeriksa Alin dari suhu badan hingga denyut nadinya. Lukas kemudian duduk di kursi sambil mengamati Kael yang sedang memeriksa Alin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
@fisi@
lanjutannya mana thor
2020-11-19
2