*malam hari di rumah ibu Alin...
"tok...tok...tok.." bunyi pintu di ketuk, saat itu sudah pukul 22:26 jadi semua nya sudah tidur. Ibu Alin yang mendengar suara pintu itu pun keluar "aduh... siapa sih yang datang malam-malam begini?!" gumam nya sambil menggaruk tengkuknya yang sedikit gatal dan keluar dengan rambut yang acak-acakan.
Setelah membuka pintu ia pun terkejut melihat seorang petugas polisi, dengan cepat ia memperbaiki rambutnya yang berantakan. "maaf menggangu bu, kami sudah mendapat kan beberapa bukti dari beberapa tempat yang sering Alin kunjungi" ucap polisi itu.
"ah iya pak, silahkan masuk dulu."ucapnya menyuruh polisi itu duduk di sofa. Mereka pun duduk di sofa dan mendiskusikan tentang barang-barang bukti yang di bawa polisi itu.
"begini Bu, beberapa hari yang lalu kami ke sumur tua yang ada di ladangnya kakek anak ibu dan kami menemukan jas ini dan beberapa baju anak ibu" jelasnya sambil menyodorkan jas hitam Arga yang ia temukan. Tiba-tiba Nam Yeon merasa takut kalo dia akan ketahuan telah berbohong.
"di dalam jas ini ada terdapat kartu identitas seorang siswa SMA, setelah itu kami mencari informasi tentang kartu identitas ini dan teryata adalah milik tuan muda Arga. Kami menanyakan kepada tuan muda Arga dan menanyakan kepada beberapa saksi mereka bilang kalau Anda yang menyiksanya." tambahnya lagi. Ibu Alin gemetar ketakutan tapi masih sempat-sempatnya ia mengelak dan berbohong.
"Anu pak....saat itu saya tau kalau Alin itu pernah ke club malam jadi saya memarahinya. Setelah itu saya menghukum nya untuk tidak keluar kamar, pas saya masuk tidak ada orang nya" ucap Nam Yeon mengelak tuduhan Pak polisi.
Pak polisi pun mengiyakan nya karena terdengar masuk akal "baiklah Bu, kami akan memproses kasus ini lagi. Kami akan memeriksa sumur tua itu lagi dan akan berusaha mencari Alin, kemungkinan Alin jatuh dan mungkin... sudah tewas" Jelasnya dengan sedikit ragu, pak polisi lalu ingin pergi tapi di tahan oleh Nam Yeon.
"Tunggu pak, sebaiknya...hentikan saja pencarian Alin mungkin itu memang takdirnya. Kami juga sudah mengikhlaskan nya, sumur itu sudah lama kering jadi Alin tidak mungkin ada di situ. Kami... percaya kalau Alin baik-baik saja" ucap Nam Yeon dengan wajah yang sedih tapi di lapisi dengan kebohongan.
Pak polisi lalu menghela nafas dan setuju dengan keputusan keluarganya "baiklah jika itu keputusan ibu dan keluarga" ucapnya lalu pergi.
Setelah pak polisi pergi, ia mengelus dada nya yang berdegup kencang dari tadi "huh, untung saja tidak ketahuan.
Syukurlah kalau dia hilang, aku tidak suka dengan anak itu" guman nya dengan nada santai dan lalu kembali tidur.
*istana dunia sihir putih...
Deon Li menyuruh pengawalnya pribadi, Bean untuk memanggil Lukas. Tak beberapa lama pengawalnya pergi, Lukas pun datang ke kamar Deon Li dengan menggunakan sihir teleportasi.
"Ada apa ayah memanggil ku?" tanya Lukas dengan muka balok es.
"kemari, aku ingin bicara dengan mu" perintah Deon Li pada Lukas untuk duduk di sebelahnya.
"Ada apa?" tanya Lukas lagi.
"Jadi begini Alin itu masih terlihat takut dengan kita, jadi tolong bantu dia untuk beradaptasi di sini. Kita harus menunjukkan rasa terima kasih kita kepada Master Ketua Lio Jun Yeo yang telah memisahkan dunia sihir putih dari dunia sihir merah, setidaknya pada cucu nya" pinta Deon Li sambil mendongakkan kepalanya ke langit-langit kamarnya.
Mendengar permintaan dari ayah nya, Lukas tau dia tidak bisa membantah. Ia lalu menghela nafas berat dari mulut nya dan berkata "hah... baiklah akan ku usaha kan" ucap Lukas pasrah karena tidak dapat membantah dan pergi ke kamarnya lagi.
* di rumah Lina...
Lina sedang membantu Alin mengemasi baju dan barang-barang nya kedalam tas, Alin mengemasi semua barang-barang nya termasuk baju yang ia kenakan saat pertama kali ke dunia sihir.
"Alin... apa kamu harus pergi?" tanya Lina sambil memajukan bibirnya.
"yah, mau bagaimana lagi?" sahut Alin sedikit cemberut. Mereka pun lanjut mengemasi barang lagi.
*ke esokan harinya...
Beberapa utusan dan pengawal istana pun tiba di depan rumah Lina siang harinya, Alin pun berpamitan dengan Lina dan Keluarga nya.
"Lina, Renu, tante, Alin ingin pamit pergi. jaga diri kalian baik-baik yah" ucap Alin, ia kemudian pergi bersama dengan para utusan dan pengawal.
"Sampai jumpa lagi Alin" teriak Lina dari kejauhan.
*skip, istana...
Saat sampai di depan gerbang, ada Reyhan yang telah di perintahkan oleh Deon Li untuk menunggu Alin. Setelah Alin berjalan bersama Reyhan, para utusan dan pengawal itu menunduk dan langsung pergi meninggalkan mereka. "eh kamu kan yang ada di academi dan di pasar itu kan? Kamu benar-benar cucu dari Master Ketua Lio Jun Yeo?" tanya Reyhan kagum pada Alin.
"iya, aku di suruh mereka untuk tinggal di istana" sahut Alin dengan senyuman.
"oh, kalau begitu suatu kehormatan untukku bisa menemani mu" ujar Reyhan sedikit menggoda Alin. Alin pun tersenyum malu, tapi dia harus membiasakan diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Mεᧁαи𝓚𝓸𝓼𝓪𝓼𝓱𝓲՞ਊ ՞ HIATUS
semangat thorrrrrr
2021-09-22
2