Alin terdiam, ia memperhatikan setiap gerak gerik tangan Lukas yang dengan telaten membantunya memakai dan merapikan setiap sisi gaun nya. Sesekali ia diam-diam melihat wajah Lukas, jujur saja saat ini Alin merasa sedikit kagum dengan ketampanan pangeran dingin itu.
Rambut perak lebat yang dimilikinya, postur tubuh dan wajahnya yang sempurna, apalagi dengan mata biru laut nya yang seakan bisa menghipnotis semua orang dengan pesona dari semua aura nya itu. Tentu saja Alin juga mengakui itu beberapa saat yang lalu, tapi walaupun begitu ada hal yang membuat nya terkadang ingin menjauh dari tatapan Lukas.
"Kalau di lihat-lihat, pangeran Lukas ternyata tampan juga... Tapi...dia terlihat sangat menyeramkan kalau marah." Batin Alin ketika memperhatikan Lukas.
Beberapa menit pun telah berlalu, akhirnya gaun Alin telah terpasang cantik pada badannya yang ramping dan kecil itu. Saat ini, Alin masih saja terus melamun menatap Lukas yang sedang berlutut merapikan gaunnya.
"Alin?" Panggil Lukas mendongakkan kepala.
Tak ada sahutan darinya.
"Wei, Alin!" panggil Lukas lagi dengan nada yang sedikit tinggi. Alin pun terpekik dan refleks menjawab.
"Ah, iya. Apa? Kenapa, pangeran?"
Sekarang Lukas menatap sinis Alin, ia menghembuskan nafas kasar dan mengalihkan pandangannya tanpa menjawab sedikitpun.
"Ehmm.. Anu.. Apa yang ingin pangeran katakan tadi? Maaf saya melamun."
Lukas beranjak dari tempatnya, masih dengan muka sinis tanpa bersuara. Alin pun merasa frustasi dan gelisah dengan respon Lukas, hatinya merasa tidak enak padanya.
"Pangeran?" Untuk yang kesekian kalinya, Alin mencoba mengambil perhatian pangeran kutub.
"Ck! Panggil Lukas! Setelah penobatan nanti langsung berkemas, kita ke dunia manusia. Tidak ada pertanyaan lagi!"
Akhirnya Lukas bersuara, Alin merasa sedikit lega mendengarnya. Tapi lihatlah seberapa sinis dan dinginnya respon itu, hampir di luar ekspetasi Alin.
"A-Iya." Jawab Alin.
Kemudian Lukas meninggalkan Alin di sana sendiri yang masih larut dalam kekagumannya terhadap keterampilan pangeran kutub itu.
"Waww! Coba saja kalau pange- Eh! Lukas itu tidak menyeramkan, dia pasti sudah menjadi idola dan panutan ku di sini!"
Selepas itu Lukas menemui para perias di luar yang sebelumnya di usir oleh Alin. Semuanya tertunduk, tak berani menatap muka dan raut khas nya Lukas, dingin dan sinis.
"Masuk!" Yup, singkat, padat dan jelas, tentunya juga menyeramkan.
"Baik, pangeran."
Mereka semua langsung masuk kedalam kamar tanpa basa-basi lagi dan Lukas pun duduk di salah satu bangku di situ, menyandarkan punggungnya sambil memejamkan mata sejenak seraya menunggu.
Sepertinya sudah sekitar setengah jam berlalu semenjak segerombolan penata rias masuk. Alin sudah selesai dengan riasannya, cantik sekali! Sungguh! Para penata rias itu sangat terkagum-kagum melihat kecantikan Alin yang sekarang terpancar.
"Wahh! Nona cantik sekali! Tanpa riasan saja nona sudah cantik, apalagi kalau sudah di rias begini..." Puji salah seorang penata rias kagum dengan Alin.
"Iya benar, nona cantik sekali..!" Puji penata rias yang lainnya bersamaan.
Tentu saja Alin langsung tersipu malu , ia merasa senang sekaligus salah tingkah mendengar nya. Ia pun hanya bisa cengesan sebagai respon dari pujian mereka.
"Ah..! Tidak, kalian juga cantik!"
Kamar Alin menjadi sedikit riuh karena berbagai pujian dari penata rias itu. Tentu saja Lukas yang ada luar kamar menjadi penasaran akan hal yang membuat mereka lama dan riuh di dalam.
"Ck! Lam-
Ketika Lukas membuka pintu kamar Alin yang tidak tertutup rapat itu, ia menjadi mematung melihat sosok Alin yang ada di depannya, matanya lekat menatap Alin untuk beberapa saat. Entah apa yang terjadi padanya, apakah dia terpesona?
"Lukas? Lukas?" Alin berhasil membuyarkan pikiran Lukas.
"Aa.. Hmm... Kita pergi, waktunya tinggal 15 menit lagi." Lukas langsung tersadar dari lamunannya dan sontak mengalihkan pandangan dari Alin.
Setelahnya Alin pun hanya mengangguk mengerti, dan mulai mengikuti setiap langkah panjang dari kaki Lukas yang berjalan di depannya. Belum saja mereka jauh berjalan dari kamar Alin, Lukas sudah melihat beberapa orang yang familiar datang mendekat pada mereka.
Tentu saja orang-orang itu tidak lain adalah Master Ketua dengan beberapa istri nya, tentunya ada ibu Lukas juga di sana. Lukas menghela nafas kasar sambil memutar bola matanya malas ketika segerombolan orang itu berjalan ke arah mereka. Tidak ada yang salah, mereka menyambut Lukas dan Alin dengan senyuman manis!
"Wahh..! Calon putri baru kita terlihat sangat serasi sekali di samping putra kita. Hehehe.. Bagaiman kalau kalian di jodohkan? Kalian cocok sekali! Cantik! Tampan!" Puji Yu Shi, ibu Lukas, memuji dan menggoda mereka berdua.
"Hehehe..."
Alin hanya bisa bisa tertawa canggung mendengarnya, bukannya dia tak mau, tapi tampang kepribadian Lukas itu membuatnya seram. Sementara Lukas hanya diam menatap ke arah lain, tanpa bersuara dan merespon sedikitpun perkataan dari mereka.
"A..iya yah, benar! Hahahaha... Tapi jangan begitu Yiu shi, sayangku... biarkan mereka memilih pasangan mereka sendiri." Ucap Deon Li dengan bijak mengatasi candaan dari istrinya.
"Haha.. Iya, iya, hanya bercanda..." Sambung Yuu Shi masih terkekeh.
Seketika wajah Alin menjadi merah karena malu, ia hanya bisa tersenyum canggung kepada para pemimpin itu. Sedangkan Lukas terlihat sangat cuek.
Ketika melihat rombongan putri dan pangeran melewati mereka, Lukas cepat-cepat bergabung dengan mereka di belakang beserta Alin yang masih mengekor di belakangnya.
...----------------...
Singkat cerita acara pembukaan dan sambut-sambutan para petinggi dunia sihir untuk Alin telah selesai, sekarang adalah waktunya untuk penobatan.
Di ruang aula istana yang besar nan megah itu, Alin berdiri ditengah-tengah aula menghadap pemimpin tertinggi dunia yang sekarang di pijaknya ini. Sungguh momen yang sulit untuk di rasakan oleh orang biasa, tapi disitu lah Alin berdiri... Dengan mangkuk emas di atas meja.
..."Jiu Xiao Alin, Cucu dari Lio Jun Yeo, Anak dari Lio Won Yeo, yang merupakan murni anggota keluarga kerajaan.. Bersediakah kau mengabdi pada Dunia Sihir Putih, menjaganya, melindunginya, dan rela meninggalkan apapun dari dunia mu untuk Dunia Sihir Putih? Dan bersediakah kau menjadi panutan, contoh, teladan yang baik untuk masyarakat disini? Ucapkan sumpah mu di hadapan ku, para petinggi dan tetua di sini dengan tetesan darah mu.."...
Suara Deon terdengar lantang menggema di seluruh sudut dan sisi dari aula istana. Ini adalah sumpah yang sakral, dengan jarum suci dan mangkuk emas dewi bulan.
..."Saya berjanji akan melakukan apa yang telah di ucapkan pada sumpah ini. Saya bersumpah atas nama Master Ketua, para petinggi dan tetua dalam tetes darah ini, saya akan melakukan kewajiban sebagai putri di D****uni****a Sihir Putri."...
Jarum suci ditusuk pada jari telunjuknya hingga meneteskan darah pada mangkuk emas. Inilah sumpah yang di ucapkan Alin atas nama darahnya..
Suara gemuruh pun mulai terdengar menyorakan nama Alin dan bertepuk tangan untuk putri baru mereka itu. Deon Li pun tersenyum puas dan merasa sangat senang sekali, akhirnya keturunan keluarga kerajaan yang sebelumnya hampir terhapus kini ada di hadapan mereka.
"Beri salam untuk putri Jiu kita." Ucap Deon Li yang sekilas menundukkan kepalanya.
"Salam sejahtera untuk putri Jiu!" ucap semua orang bersamaan sambil menunduk.
Gemuruh sorakan sukacita dan kagum pun memenuhi ruangan aula. Penobatan Alin telah selesai dan ia sudah resmi bergabung kembali menjadi anggota keluarga kerajaan sekaligus seorang putri di sana. Sungguh! Momen yang mungkin tidak akan pernah terlupakan.
...----------------...
Beberapa saat setelah penobatan selesai, semua orang perlahan mulai keluar dari aula, menyisakan KIMASEF yang sedang sibuk memilah-milah berkas di salah satu meja di situ. Alin yang tidak tau harus pergi kemana pun diam duduk tak jauh dari mereka, mengamati sambil melamunkan apa yang bisa terisi pada kepalanya.
Reyhan yang melihat Alin menyendiri di sana merasa kasihan, ia menghampiri Alin dan duduk sejenak mengobrol dengannya.
"Hei, putri baru..." Sapa Reyhan dengan nada menggoda.
"Ah! Iya, halo..." Balas Alin.
Alin tersentak kaget dengan kedatangan Reyhan yang tiba-tiba, untung saja Alin tak sampai berteriak saking terkejutnya.
Reyhan... Salah seorang pangeran tampan yang termasuk dalam anggota organisasi tertinggi dunia sihir putih. Isi-isi kepribadian anggota KIMASEF sangat bervariasi, seperti layaknya martabak manis yang memiliki berbagai macam rasa.
Salah satunya adalah Reyhan dan Lukas yang dominan berkepribadian bertolak belakang. Jika Lukas adalah pangeran yang dingin dan cuek, Reyhan adalah pangeran yang hangat dan penuh perhatian pada siapa pun.
"Alin, kita pergi ke taman yuk" ajak Reyhan.
"boleh" ucap Alin mengiyakan ajakan Reyhan.
Mereka pun pergi ke taman tanpa mengganti baju. Saat di taman Alin melihat Lina dan Renu, lalu ia menarik Reyhan untuk menghampiri mereka.
"Lina!!" teriak Alin memanggil Lina seraya melambaikan tangannya.
Lina pun mengarahkan pandangannya ke arah suara yang memanggil nya. Saat ia melihat Alin, ia pun melambaikan tangannya juga sambil tersenyum.
"Alin, apa acara penobatan nya lancar" tanya Lina.
"Lancar, Eh Renu apa kabar?" jawabnya Seraya menanyakan kabar Renu.
"baik kak" jawab Renu.
"Alin, pangeran Reyhan kita ngobrol ke sana yuk" ajak Lina pada mereka berdua.
"Oke" ujar Reyhan mengiyakan ajakan Lina.
Mereka pun mengobrol dan tertawa bersama di kursi yang di pinggir taman.
*45 menit kemudian....
"Alin, ayo kita kembali. Yang lain pasti mencari kita." Ajak Reyhan seraya berdiri.
"oh iya, Lina kami pulang yah sampai bertemu lagi" ucap Alin lalu melambaikan tangannya dan Lina pun membalasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments