Setelah berkeliling sebentar di sekitaran rumah Lina, Alin pun duduk di pinggiran danau yang ada di belakang rumah Lina.
"Aaah, bosannnnn. Kapan Lina pulang?" gumamnya sambil melempar batu ke danau.
Tiba-tiba Lina muncul dari samping rumahnya. Saat Lina melihat Alin, kini otak kedua Lina yang bersifat jahil muncul.
"ALIN!!!!, sedang apa hah?" Teriak Lina bermaksud mengagetkan Alin.
"AH, Lina kamu membuat ku kaget saja" ucap Alin sedikit kesal.
"Maaf, maaf aku cuman bercanda" ujar Lina sambil menggaruk kepalanya.
"Alin kita ke pasar yuk, di sana banyak penjepit rambut yang bagus-bagus" ajak Lina seraya berdiri dan mengulurkan tangannya untuk Alin.
"baiklah" jawab Alin sambil meraih tangannya.
Mereka berjalan bersama melewati jalanan setapak dan mereka melewati para penduduk yang lain menuju pasar. Setelah sampai di pasar, Alin terkejut karena aksesoris yang ada di situ mirip dengan aksesoris yang ada pada drama Korea pada jaman dahulu yang pernah ia tonton.
"Wahhh, Lina apa aku salah liat? kenapa aksesoris ini mirip dengan aksesoris kami di dunia manusia pada jaman dulu?"
"benarkah? Yang aku tahu barang-barang ini juga sudah lama dan yang membawa informasi tentang barang ini juga adalah penyihir yang legendaris." sahut Lina masih fokus dengan jepit rambut yang ia pegang.
"huh, apa itu? Lina ayo kita lihat itu!" Alin menarik tangan Lina menuju ke sebuah toko yang menampilkan makhluk yang unik.
"Alin, itu adalah Glom" seraya menjitak kepala Alin sedikit dengan keras.
"Glom? apa itu" tanya Alin sambil mengelus kepalanya yang di jitak oleh Lina.
"Glom itu hewan peliharaan para penyihir, aku ingin sekali membeli nya. Tapi aku tidak punya cukup uang untuk membeli nya" jelas Lina sambil sedikit cemberut.
"uwuuu, sabar yah. Nanti kalo punya uang kita beli sama-sama" ucap Alin sambil sedikit menggoda Lina.
Harinya semakin sore, mereka berdua sudah berkeliling pasar untuk melihat barang-barang tanpa membelinya. Mereka pun memutuskan untuk kembali pulang ke rumah. Mereka berjalan menyusuri jalan yang mereka lalui sebelumnya. Saat mereka sudah tiba di depan rumah, mereka masuk dan berteriak.
"IBU....." teriak Lina dari luar pintu sampai Alin ikut terkejut.
"aduh, lama-lama aku bisa jantungan nih" batin Alin
Mereka masuk dan berjalan ke dapur. Terlihat di dapur, ibu Lina sedang sibuk menyiapkan makan malam untuk mereka.
"Ayo anak-anak kita makan" ucap ibu Lina pada Renu, Lina, dan Alin sambil meletakkan piring terakhir di atas meja.
Alin, Lina dan Renu pun duduk di kursi meja makan. Mereka menatap makanan nya dengan tatapan yang tidak sabar. Alin berusaha menunggu, namun Lina tak kuasa menahan rasa laparnya dan langsung melahap makanan yang ada di atas meja.
"hmm... Maaf kalo Alin lancang. Sebenarnya paman di mana?" tanya Alin ragu seraya memulai percakapan mereka.
Lina yang mendengar kata 'Ayah' merasa sedih, dengan tiba-tiba ekspresi nya berubah menjadi murung. Lina berhenti memakan makanan nya dan sedikit menundukkan kepalanya. Ibu Lina lalu menghembuskan nafas dengan kasar dari mulutnya dan berkata.
"Ayah Lina meninggalkan kami ke dunia manusia bersama istri barunya saat Lina berumur 8 thn, itu lah mengapa aku tidak pernah mengungkit nya di depan orang lain. Tapi tak apa itu hanyalah masa lalu" ucap ibu Lina lalu tersenyum.
Alin pun merasa sedih juga karena mengingat mendiang ayahnya. "Maaf ya Tante, Lina kalau aku terlalu lancang" Ujar Alin sedikit merasa tidak enak.
"tidak apa-apa Alin, kita semua mempunyai masa kelam tersendiri, benarkan?" jawab Lina dengan senyuman yang lebar.
Alin pun membalas dengan tersenyum kepada Lina, lalu mereka makan bersama-sama. Setelah selesai makan mereka pergi kekamar bersiap untuk tidur. Lina masuk lebih dahulu ke dalam kamar dan mengambil 1 bantal dan menjatuhkan nya ke lantai.
"Alin kamu tidur di sini yah" ujar Lina seraya menunjuk kasurnya.
"kenapa? lalu kamu akan tidur di mana lagi? kamu kan kemarin sudah tidur di ruang tamu." tanya Alin.
"Aku akan tidur di bawah, aku tidak akan pantas tidur bersama cucu master ketua" ucap Lina menggaruk kepalanya, merasa agak canggung.
"Ini kan rumah mu, kau juga temanku. Kau temani aku tidur di atas sini yah?" sahut Alin dengan mata yang memelas.
Lina tak tahan dengan ekspresi itu, ia akhirnya mengalah. Dia naik ke atas kasur dan tiduran di samping Alin.
"baiklah, baiklah".
Malam harinya mereka tidur dengan sangat pulas, tiba-tiba Lina tidak sengaja menendang Alin sampai jatuh dari kasur dengan keadaannya masih tidur.
"huh, sepertinya aku tidur sofa saja" batin Alin.
Pagi harinya, mereka masih tertidur dengan pulas di dalam kamar. Ibu Lina mendatangi kamar Lina lalu berteriak dari luar
"Lina, Alin bangun! kalian harus pergi ke academy. cepat bangun" teriak ibu Lina dari luar pintu kamar.
Alin dan Lina pun langsung bersiap dan memakai pakaian seragam mereka. Kemaren ibu Lina telah mendaftarkan Alin dan mengambilkan baju seragamnya.
"kami berangkat!!! hehehehe" teriak mereka bersamaan.
*di academy sihir...
Di academy sihir itu ada 5 orang yang populer di academy. Yang tidak lain adalah anak-anak dari orang-orang yang berpengaruh di istana Dunia Sihir putih. Yang beranggotakan Yeni, Reyhan, Lukas, Neli, dan Sarah "KIMAFI" (KI\=Kids MA\= Master FI\=five).
Ketika ingin masuk ke dalam mereka berdua masuk ke gerbang academy, mereka di hampiri oleh KIMAFI. Mereka datang menghampiri Alin dan Lina dengan aura yang sangat angkuh. Salah satu anggota KIMAFI maju dan menghampiri Lina
"Heh Lina, kemaren aku liat ibu kamu ke academy. Aku dengar-dengar ibumu mendaftar seorang anak. Anak har*m mana lagi hah? Apa gadis ini? heh" ucap Yeni dengan nada yang ketus dan anggota KIMAFI yang lainnya hanya diam melipat tangan di depan dada.
Lina hanya bisa tertunduk sedih di bully oleh temannya. Alin merasa kasihan pada Lina. Alin memberanikan diri untuk melawan mereka. Sebelum nya Alin tidak pernah melawan seseorang dan selalu menutupi dirinya. Tapi kali ini berbeda, keluarga Lina sudah berbaik hati untuk memungut nya kini giliran dia membalas budinya.
"Heh kamu, Lina itu keluarga baik-baik. Walaupun latar belakang ayahnya tak jelas, tapi dia orang yang baik" sahut Alin dengan nada yang sedikit tinggi.
"Anak tidak jelas dari mana lagi kamu, berani menentang kami?" ujar Sarah dengan nada yang ketus.
"kalian itu yang....". sebelum Alin menyelesaikan kalimatnya, ia langsung di tarik oleh Lina.
"sudah Alin jangan bicara lagi!" bisik Lina sambil menarik Alin menuju kelas.
"bukannya itu gadis yang menolong aku beberapa hari yang lalu, ternyata dia gadis yang menarik juga" batin Lukas sambil berbalik memandangi punggung mereka yang semakin menjauh.
"Awas saja kalau gadis itu bisa merebut dan meleleh kan hati dinginnya Lukas." batin Yani dengan mata yang melotot melihat Alin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments