Beberapa bulan telah berlalu dan hari ini adalah hari yang paling di tunggu-tunggu oleh siswa-siswi angkatan terakhir SMA. Yaitu adalah hari kelulusan.
Sebagai salah satu siswi angkatan terakhir di sekolahnya, Alin tentu saja sangat senang pada hari ini. Pagi-pagi sekali ia bangun dari tidurnya untuk bersiap dengan semangat yang menggebu-gebu.
Baru saja Alin membuka matanya, ia sudah langsung membersihkan dirinya dan bersiap bersama dengan semangat itu. Sekarang Alin hanya perlu mencari baju untuk pesta dansa yang akan dilaksanakan setelah pengumuman kelulusan nanti.
Namun seingat Alin ia tidak memiliki baju yang bisa dikenakannya untuk ke pesta dansa. Sekali lagi Alin kembali mengeceknya dan memeriksa lipatan demi lipatan baju dalam lemari. Tapi tak ada satupun.
"Aishhh... tidak ada.. Bagaimana nanti aku mengikuti pesta dansa nya? Atau tidak usah ikut saja?" Gumam Alin mulai frustasi.
...Brukk...
"Awhhh... Sakit..."
Hampir saja Alin putus asa, tapi tanpa terduga sebuah kotak terjatuh menimpa kepala Alin pada detik-detik terakhir saat menutup lemari. Kotaknya agak berat, rasanya juga lumayannn sakit. Alin mengelus lembut kepalanya tadi sambil mencari keberadaan sang kotak yang menimpa kepalanya.
Ketika ia sudah menemukan kotak yang telah menjadi tersangka penimpa kepalanya, Alin terheran dengan isi kotak itu. Kotak itu kini telah terhambur semua isinya.
Tapi yang jelas, ada dua helai kain yang terlihat berasal dari kotak tersebut. Yang satu berwarna putih dan yang satunya lagi berwarna biru malam, sangat indah warnanya.
"Hmn, apa itu?" Gumam Alin.
Alin pun mulai membenahi kotak itu bersama dengan isi-isinya. Saat ingin meletakan nya di atas meja, secarik kertas jatuh dari dalam kotak. Alin mengambilnya dan membaca tulisan yang tertulis di sana.
Secarik kertas kumal berisikan sebuah keindahan yang melebihi berlian, tulisan indah yang di tulis dengan hati...
.
.
Alin, saat kau melihat surat ini mungkin kakek sudah tiada..
Tapi ingatlah satu hal, kakek akan terus menjadi bintang mu untuk selamanya...
Bintang akan menuntunmu pergi ke suatu tempat, tempat yang sangat mengerikan. Tempat yang cocok untuk kau membangun kebahagiaan yang baru...
Kakek tidak bisa membantu banyak, jadi bertahanlah. Aku tau kau pasti bisa cucu ku, Alin...
Salam dari
Kakek mu, Lio Jun Yeo
.
.
Surat yang ditulis dari hati oleh sang kakek sebelum kepergiannya...
Tanpa Alin sadari bulir-bulir air mata berjatuhandengan deras di kulit pipi nya yang halus. Rasa haru dan rindu yang Alin rasakan membuat benteng pertahanan nya runtuh, dia sudah tidak sanggup untuk menahan air mata yang sudah tak terbendung itu.
Kakeknya Alin, Jun Yeo sungguh hebat. Bahkan pada akhir hayatnya sekalipun, kakek masih memperhatikan Alin, sangat, benar-benar sangat memperhatikan Alin. Dia telah berhasil mendidik dan mempersiapkan cucu tersayangnya ini menjadi seorang gadis baik yang kuat untuk menghadapi dunia.
Alin membentangkan kedua kain itu. Mata Al
Dengan air mata yang masih berlinang, Alin memeluk sejenak baju-baju yang telah diberikan itu.
Bau parfum kakek yang khas masih menempel samar pada baju-bajunya. Alin benar-benar merasa dejavu saat mencium aroma parfum kakek yang menempel di sana, ia menjadi sangat rindu dan haru pada kakek.
"Terima kasih, kakek." Gumam Alin sambil tersenyum lega.
*Alin melepaskan surat kakeknya dan mengambil baju yang ada di paling atas tumpukan kain pada kotak itu. Putih warnanya, juga ada pernak-pernik indah yang berkilauan dengan sangat indah ada di sekeliling baju itu.
Saat ia membentangkan bajunya, Alin sangat kagum, indah dan benar-benar elegan. Untuk sejenak Alin menikmati memandangi keindahan itu.
"Cantik sekali. Kakek tidak perlu kuatir, Alin pasti akan bahagia di sini."
Puas sudah hati ketika melihat bahwa masih ada yang peduli padanya. Alin melipat baju itu, memasukkannya kedalam tas dan menyisihkan kotak tadi kembali ke lemari.
Dengan menaiki kendaraan umum yang murah, Alin berangkat ke sekolah dengan hati yang berbunga-bunga. Senyuman nya seakan melekat di setiap jalanan yang di lewati nya, orang-orang pun turut membalas senyum manisnya.
Sesampainya di sekolah, ramai sekali suasana, itu karena seluruh siswa-siswi kelas bawah di undang untuk turut hadir memeriahkan suasana. Tentunya sekolah juga memperbolehkan para siswa-siswi untuk membawa masing-masing satu kerabat untuk ikut memeriahkan suasana.
Nim Lan pun juga ada di sana, tentu saja dengan Chan Lu. Mereka ada di pojokan memandangi Alin dengan sinis dari kejauhan. Terlihat sekali mereka sangat tidak senang melihat ada senyuman di wajahnya.
"Cih! Naik kendaraan murahan saja bangga!" Gumam Nim Lan tidak suka.
"Sudahlah, dia hanya menang di nilai saja. Lihat saja penampilan nya yang kampungan! Muka kucel, baju murahan, tidak punya barang mewah, berbeda dengan mu yang terlihat modis ini." Sahut Chan Lu yang sama menatap sinis Alin.
Kini acara pengumuman untuk kelulusan telah di mulai. Satu per satu para siswa-siswi berprestasi di panggil ke atas untuk mengambil piagam dan trofi mereka, terlihat bangga sekali orang-orang, tentu saja Alin juga ada diantara orang-orang itu.
Sekarang giliran untuk murid yang paling berprestasi. Rangking 3 telah di panggil... Rangking 2 pun telah di panggil dan...
"Siswa terbaik kita tahun ini sangat menakjubkan! Walaupun hanya bergantung pada beasiswa, semangat nya tidak biasa-biasa saja. Apa kalian tau siapa dia?!" Tanya MC yang berbicara di atas panggung itu.
Mendengar itu semuanya menegang, mereka semua sedang menunggu dan berharap, bahwa namanya lah yang di panggil. Dengan super serius semuanya menanti.
"Siswa itu adalahhhh............."
"Jiu Xiao Alin!"
Seketika mendengar itu Alin langsung melompat kegirangan dengan rasa haru. Teman-teman langsung menggerumuni Alin dan mengucapkan selamat atas keberhasilan nya.
"Wah.. Alin selamat yah, Kau sangat hebat! Memang tidak bisa di ragukan lagi kemampuan mu itu.." puji sahabatnya Nia seraya menepuk bahu nya Alin.
"Terima kasih Nia, kau memang sahabat terbaik ku." balas Alin sambil tersenyum lebar.
"Tentu saja!"
Nia sekarang memang melihat Alin dalam sisi yang beruntung dan bahagia, tapi dia tidak pernah melihat Alin dari sisi kehidupan yang sesungguhnya. Tak pernah ada satupun orang sekolah yang tau tentang sisi kelam kehidupan Alin yang menderita dan menyedihkan.
Entah itu takdir atau memang kemalangan untuknya?
Setelah beberapa jam acara kelulusan berlangsung akhirnya berakhir juga dan sekarang waktunya mereka beristirahat untuk memasuki acara selanjutnya.
Acara selanjutnya adalah pesta dansa yang akan di laksanakan aula sekolah. Para anak primadona pun bersiap sedari istirahat tadi untuk berdandan dan mengganti baju mereka. Tak terasa jam sudah menunjukkan waktunya untuk berdansa.
Acaranya terlihat ramai dan meriah. Semua orang berjoget-joget sebelum waktunya berdansa. Namun hanya Alin yang hanya menyendiri di pojokan aula sambil menikmati sirup di gelasnya.
Tiba-tiba saja, ketika Alin sedang asik mengamati gelas sirup nya, sebuah
"Nona, apakah anda bersedia berdansa dengan saya?" Tanya Arga seraya mengulurkan tangannya.
Dengan malu-malu Alin menerima tawaran dari Arga yang terlihat menggoda.
"Hm, aku mau."
Nim Lan yang melihat itu menjadi iri kepada Alin dan menelpon ibunya untuk mengadu-adu. Nim tidak menyangka akan hal itu, ia yang sudah menyukai Arga dari dulu saja tidak bisa mendekati nya. Namun Alin dengan mudahnya bisa berdansa secara langsung dengan Arga. Nim Lan sudah sangat kesal langsung mengambil handphone dari saku dan menelpon ibu nya.
Tak butuh waktu yang lama telpon itu langsung di angkat oleh Nam Yeon yang sedang bersantai di ruang tamu bersama dengan suaminya.
"Halo, ada apa Nim Lan? acaranya lancar kan?" sapa Ibu Alin pada Nim Lan.
"Awalnya lancar, tapi... saat anak ibu yang tidak tau diri itu menampakan diri, tuan muda Arga putra dari presdir Kion itu jadi terpikat akan dirinya. Dan aku sekarang tidak bisa berdansa dengannya." Jawab Nim Lan ketus.
Ibu Alin pun menjadi sangat marah dan bertanya pada Nim Lan. "Dasar anak itu, tidak tau diri!!! Di mana kalian sekarang?!" ucap nya sambil marah-marah.
"Kami sekarang ada di sekolah"
Alin tidak tahu apa-apa karena sedang asik berdansa dengan Arga, sebelumnya ia juga merasakan perasaan yang kuatir tapi ia tidak menghiraukan nya. Nam Yeon menceritakan semuanya kepada Woon Yan, Woon Yan yang tadi sedang menonton TV menjadi sangat marah dan langsung mengambil kunci mobilnya.
Mereka melajukan mobil dengan cepat. Ibu dan Ayah tirinya masuk melewati gerbang sekolah dengan kesal seraya menghentakkan kakinya dengan keras. Ibu Alin masuk ke dalam aula sekolah dan menarik Alin dengan paksa keluar aula, ia menampar muka Alin dan menyobek baju Alin.
"Ibu, ibu, kenapa Bu... apa salah Alin. Alin tidak melakukan apapun, ampun Bu sakit.. huhuhuhu..." teriak Alin kesakitan sambil menangis.
Orang-orang yang ada di situ hanya melihat kejadian itu dari jauh, karena tidak mau ikut campur. Arga yang melihat Alin di siksa merasa kasihan dan langsung bergegas menghampiri mereka. Ia menepis tangan Nam Yeon yang ada pada Alin, lalu menyelimutinya menggunakan jas yang ia kenakan sekarang.
"APA APAAN KALIAN INI! Memangnya apa salah Alin?!" teriak Arga.
Arga menjadi sangat marah kepada mereka, ia membentak dan memarahi Nam Yeon yang telah memperlakukan Alin seperti itu. Alin hanya bisa tertunduk sambil menangis tersedu-sedu. Ia merasa malu, takut, sedih dan kesakitan. Namun Nam Yeon seperti di cuci otaknya, ia sama sekali tidak peduli dengan Alin.
"TERSERAH AKU MAU AKU APAKAN ANAK INI!! DIA ANAK KU, KAU TIDAK BERHAK!" Bentak Nam Yeon yang tidak mau kalah.
Nam Yeon menarik Alin dengan paksa ke dalam mobil yang sudah ada suami nya. Alin sungguh pasrah dengan nasib nya, ia hanya bisa terisak. Begitu juga dengan Arga, ia tidak berhak mengurusi urusan mereka.
Kedua orang tuanya itu membawa Alin ke Gubuk tua. Alin dilempar oleh Woon Yan ke tanah dengan sangat keras, ia hanya bisa terdiam merasakan sakitnya siksa mereka. Woon Yan yang emosi memukul kaki Alin berkali-kali dengan sebuah balok yang ada di sekitar mereka.
"Kau berani sekali memperlakukan anakku seperti itu!" Bentak Woon Yan
"DASAR TIDAK TAU MALU! pergi kau dari sini. Bersihkan semua barang mu dari sini dan langsung pergi sana!" Tambah Nam Yeon lagi.
Tidak ada pilihan lain bagi Alin, ia harus menurutinya. Ia hanya mengangguk pelan, lalu berjalan pincang ke dalam gubuknya. Pada saat itu juga ia teringat akan pesan kakeknya.
"Jika ibu mu mengusir mu dari gubuk ini, kamu harus memakai baju itu dan pergi ke sumur yang ada di ladang. Jagalah dirimu baik-baik."
Ia mengganti baju gaun yang di sobek oleh Nam Yeon tadi dengan baju biru malam yang ada di kotak pemberian kakeknya. Alin lalu membawa beberapa baju, jas Arga dan senter.
Saat ia keluar, ibu dan Ayah tirinya masih di luar dengan tangan dilipat di depan dada. Alin berjalan pergi dengan pincang, pergi meninggalkan mereka menuju ke sumur yang di maksud kakek tersebut. Alin biasanya pergi menaiki motor bersama kakek, karena jarak sumur tua nya yang cukup jauh dari gubuk dan rumahnya.
Berjam-jam Alin berjalan, tak terasa hari mulai mengelap. Alin sangat kelelahan berjalan selama berjam-jam, sehingga ia jatuh tersungkur ke tanah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Mεᧁαи𝓚𝓸𝓼𝓪𝓼𝓱𝓲՞ਊ ՞ HIATUS
semangattttttsss
2021-09-02
2
Dhina ♑
Astaghfirullah, kegelapan bukan hanya karena malam hari, tapi kegelapan menyergap hidup Alin 😭😭
2021-06-17
2
coco
like
dear star udah up jangan lupa mampir
2021-06-01
3