Anya berdiri dan beberapa pelamar lelaki melihatnya dengan tatapan kagum akan kecantikan Anya. Anya lalu menulis namanya di daftar hadir dan mulai berjalan masuk ke dalam aula mini.
"Gak usah percaya diri dulu kamu. Mana mungkin perempuan modal cantik doang bisa ketrima di perusahaan ini", kata Nisa tepat saat Anya melewatinya.
Anya menoleh ke Nisa yang ternyata sudah memberitahu secara gamblang ketidaksuakaannya kepada Anya.
"Makasih loh dah bilang aku cantik. Aku sampai kaget. Nanti di dalam kamu jangan kaget ya mbak", kata Anya dengan senyum sinis. Lalu Anya meneruskan jalannya masuk ke dalam aula mini diikuti tatapan tajam Nisa.
Anya masuk ke dalam ruangan dan duduk di kursi yang sudah disediakan. Terlihat 4 orang yang duduk di depannya. 2 orang pria dan 2 orang perempuan. Si pria tampan dan seorang lelaki paruh baya, serta 2 orang perempuan yang usia nya belum terlalu tua tapi tidak bisa dikatakan muda, sekitar usia 30an. Nampaknya mereka akan mewawancarai Anya.
Tak berapa lama Nisa masuk ke dalam ruangan dan menyerahkan daftar hadir kepada salah satu dari orang yang sudah duduk.
" Nama kamu siapa?", tanya seorang diantara mereka.
"Kanaya Putri Subekti, saya biasa dipanggil Anya", jawab Anya sambil tersenyum.
"Langsung saja apa yang kamu tahu tentang perusahaan ini?", tanya orang itu lagi.
Anya lalu menjelaskan tentang perusahaan tersebut dengan detail, bahkan nama pendiri perusahaan tersebut juga Anya jelaskan. Saat Anya menjelaskan, laki-laki tampan yang tadi sempat membuat heboh menoleh kepada Nisa dan tak lama kemudian Nisa memberikan map coklat berisi dokumen kepada lelaki tersebut. Sedangkan yang lain terlihat terkesiap dengan penjelasan Anya.
"Apa yang bisa.."
"Kamu kenapa nglamar di perusahaan ini?", tanya pria tampan dengan menyela pertanyaan salah satu perempuan.
"Mohon maaf, saya harus jawab yang mana? Karena tadi ibu itu sedang bertanya tapi Anda langsung memotong pertanyaannya. Saya rasa Anda tidak sopan memotong pembicaraan orang lain", tanya Anya disambut dengan tatapan kaget orang-orang di depannya. Pria tampan yang tadinya membaca dokumen di tangannya tiba-tiba melihat ke arah Anya dengan tatapan tidak suka.
"Kamu bilang saya tidak sopan?", kata pria itu dengan nada tajam.
"Memang yang Anda lakukan tadi tidak sopan Tuan, anda memotong pembicaraan orang lain. Kalau Anda ingin bertanya setidaknya tunggu ibu tadi menyelesaikan pertanyaannya", jawab Anya dengan tersenyum.
"Kamu tidak tahu dengan siapa kamu bicara?", tanya pria tersebut dengan nada tinggi. Ia tidak terima dikatakan tidak sopan.
"Maaf tuan, tidak penting kita bicara dengan orang yang kedudukannya tinggi maupun yang tidak, tapi selama itu tidak sopan kita wajib membenarkan", lanjut Anya masih dengan senyumnya.
" Berani sekali kamu bicara. Kamu tidak tahu dengan siapa kamu bicara tadi?", Nisa kini ikut menyela.
"Untuk apa kita takut ketika kita benar. Lagipula setinggi apapun kedudukan seseorang jika dia tidak sopan dan menghargai orang lain, orang lainpun tidak akan menghargainya. Walaupun didepan orang-orang terlihat baik, namun belum tentu dibelakang mereka juga baik. Karena mereka bawahan yang tidak dihargai, bisa jadi mereka juga tidak menghargai atasannya", kata Anya membuat pria tampan didepannya melongo.
" Kamu", belum selesai Nisa berkata, tangan pria tampan memberinya kode untuk diam. Nisa langsung menutup mulutnya namun pandangannya masih tajam melihat Anya.
"Baiklah. Sekarang apa yang kamu lakukan jika perusahaan ini terlilit hutang namun ada mega proyek yang harus didapatkan. Apa yang bisa kamu lakukan untuk meyakinkan pihak kontraktor dan investor agar mau bekerjasama?", tanya pria tampan.
Semua yang ada disana terkejut. Bukannya ini wawancara untuk mencari staf biasa, namun kenapa pertanyaan yang diajukan seakan sedang mencari chief manager?
Anya tersenyum pada semua orang disana, yang justru mendapat tatapan heran orang-orang di depannya.
"Maaf Tuan, sepertinya bukan kapasitas calon pelamar kita untuk menjawab pertanyaan seperti itu", kata Nisa menyela
" Biarkan dia yang menjawab, kamu diam saja", kata Mario sambil tersenyum.
"Baiklah saya akan jawab. Pertama yang saya lakukan adalah menghitung hutang beserta bunganya. Lalu saya juga menghitung aset perusahaan yang dimiliki mulai dari aset bernilai besar hingga kecil. Selanjutnya saya akan buat perencanaan proyek tersebut dengan matang, dari proyek tahap awal hingga proyek tersebut mendapat profit. Lalu saya akan melakukan perhitungan merinci tentang pengeluaran dan pendapatan. Saya akan juga menghitung semua pendapatan sehingga bisa menutup hutang namun tetap memberikan profit kepada perusahaan maupun investor. Hal terburuk yang saya akan saya lakukan adalah, saya akan menjual beberapa aset sehingga bisa menutup setidaknya setengah hutang jika memang dari hasil perhitungan saya sebelumnya tidak menutup hutang atau tidak menghasilkan profit yang diharapkan", jawab Anya dengan mantap. Senyum Anya masih tersungging, semua orang dihadapnya hanya melihatnya dengan melongo, kecuali pria tampan di depannya yang melihatnya dengan tatapan kagum.
" Kamu kenal siapa saya?", kata pria tampan memecah keheningan.
______________
jangan lupa vote, like dan share nya teman teman. jadikan juga sebagai salah satu novel favorit semua pembaca.
terimakasih semuanya.
follow IG : @widiaarinta
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Cathleya
Keren, lanjut thor!
2020-12-16
1