Selesai makan, Anya lalu membereskan bungkus makanan dan membuangnya di tempat sampah. Setelah minum Anya mulai membuka kopernya dan mulai menata pakaiannya di dalam almari dan memasukkan beberapa dokumen yang Anya bawa ke dalam laci kecil di dalam almari. Koper Anya yang sudah kosong diambilnya dan diletakkan di atas almari.
Lalu Anya mengambil peralatan mandinya, semua Anya bawa masuk ke kamar mandi untuk di tata. Setelah itu Anya kembali ke kamarnya. Dilihatnya kamar kosan yang lumayan luas itu. Kamar ukuran 4x4 meter itu memiliki fasilitas ranjang, kipas angin, almari, meja kursi, serta kamar mandi. Untuk televisi dan dapur berada diluar. Karena dapur dan ruang televisi digunakan bersama sama.
"Aku harus beli rak serbaguna, alat makan, sapu, keset, dan jemuran baju yang kecil", ujar Anya beberapa saat setelah mengamati kamar barunya itu.
Dikamar Anya memang ada tempat sampah, namun tidak ada sapu.
" Ribet ternyata ngekos. Ku kira cuma tinggal tidur aja, semua fasilitas udah ada. Nyatanya gak semua ada", keluh Anya. "Astaga kenapa aku mengeluh? Anya kamu pasti bisa. Jangan mengeluh".
Anya kemudian semangat kembali dan mencoba untuk bisa menerima keadaannya sekarang.
Karena hari sudah sore, Anya lalu mandi dan beristirahat dengan merebahkan tubuhnya di kasur. Anya lalu mengambil remot TV dan menyalakan TV. Dipilihnya acara TV yang menurutnya menarik.
**
Jadi kamu baru tahu baru tahu Anya pergi dari rumah? Kemana kamu waktu Rara kasih kabar kamu kalau Anya pergi dari rumah?", tanya Pak Budi dengan sangat marah, " Dan sekarang kamu bisa bisanya tanya Anya pergi dari rumah? Pacar macam apa kamu? Kurang apa Anya sama kamu dan keluargamu sampai kamu tidak peduli padanya?".
"Saya benar-benar tidak tahu Om kalau Anya pergi", jawab Adi terbata. Belum pernah dilihatnya Pak Budi semarah ini.
" Terus apa yang kamu tahu?", murka Pak Budi. "Sekarang jelaskan kalian ada masalah apa?"
"Kami tidak ada masalah apa apa Om, sungguh. Saya juga tidak tahu kenapa Anya kemarin tiba tiba marah. Saya juga baru pertama kali ini lihat Anya marah, bahkan sampai dia membanting HP nya sendiri. Sungguh Om saya tidak tahu", jawab Adi sambil menunduk. Dia takut untuk melihat wajah marah Pak Budi.
"Kenapa Anya sampai membanting HP? Apa yang dia baca atau dia lihat di HP nya?", tanya Pak Budi kembali.
" Saya juga tidak tahu Om. Tiba-tiba Anya begitu marah dan langsung membanting HP Om. Anya bahkan langsung memutuskan hubungan kami tanpa saya tahu sebabnya", jawab Adi lagi.
"Sekarang HP Anya dimana?", tanya Pak Budi sedikit melunak.
" Di tempat servis HP Om ", jawab Adi mulai melihat Pak Budi.
" Ya dimana tempatnya?", tanya Pak Budi mulai kesal.
"Saya service di Jalan Pahlawan Om. Nama tempatnya Pahlawan Service center Om", jawab Adi.
Pak Budi lalu mengambil HP di sakunya dan menelpon seseorang.
" Ambilkan HP Anya yang sedang di service di pahlawan service center di jalan pahlawan. Bilang pemiliknya aku yang menyuruh. Dia anak temanku", perintah Pak Budi dan dijawab baik oleh seseorang disambungan telepon.
"Kamu pergi sana. Kalau Anya sampai ketemu dan ternyata penyebab kepergian Anya adalah kamu atau keluargamu. Kamu harus terima akibatnya", usir Pak Budi dengan nada ancaman.
" Baik Om, permisi ", jawab Adi sambil berlalu keluar ruangan. Dia ingin menjawab ancaman Pak Budi tapi sepertinya tidak ada gunanya. Setelah keluar ruangan, Adi melihat Rara sudah menunggunya meminta penjelasan.
" Adi, dimana Nona Anya? Kamu pasti tahu kan?", tanya Rara to the point.
"Aku gak tahu Ra, beneran deh", jawab Adi frustasi.
" Trus kamu ngapain di suruh ketemu Tuan?", selidik Rara.
"Om tanya aku dimana Anya. Aku udah bilang gak tau, tapi entahlah. Om Budi sangat marah sekarang", kata Adi sambil menghela nafas panjang. " Aku pergi dulu Ra".
Adi berjalan meninggalkan Rara yang masih penuh dengan tanda tanya. Adi menelusuri koridor menuju lift. Dia masuk lift lalu berjalan keluar menuju parkiran.
Adi masuk kedalam mobil, menyalakan mobilnya dan kembali pulang ke rumahnya.
Tiba di rumahnya, Adi memarkirkan mobilnya di garasi rumahnya. Dia lalu masuk rumah.
"Adi, Ibu disini kenapa kamu nyelonong masuk aja?", seru Ibu Rina melihat anaknya masuk rumah.
" Maaf Bu", jawab Adi lalu menghampiri ibunya dan mencium tangan ibunya. "Adi lelah Bu, mau istirahat dulu".
" Ya udah sana mandi trus rebahan sana. Habis ini Ibu masak buat makan malam", kata Ibu Rina lalu menuju ke dapur.
Saat makan malam tiba. Bu Rina memanggil Adi dan adiknya Dina untuk makan malam bersama. Saat semua sudah duduk di meja makan, mereka mulai makan tanpa ada percakapan diantara mereka.
"Kamu kenapa Di? Kok diam aja? Wajahmu juga ditekuk", suara Bu Rina membuka pembicaraan.
" Aku putus sama Anya Bu. Om Budi marah sama Adi karena Anya sekarang minggat dari rumah", jawab Adi dengan tidak semangat.
"Anya minggat Di?", tanya Bu Rina tidak percaya.
" Iya Bu Anya pergi dari rumah sejak kemarin kita bertengkar ", jawab Adi lagi.
" Bukannya bagus Mas kalau perempuan itu pergi?", sahut Dina.
"Maksud kamu apa dek?", tanya Adi menatap Dina dengan tajam.
______________
jangan lupa vote, like dan share nya teman teman. jadikan juga sebagai salah satu novel favorit semua pembaca.
terimakasih semuanya.
follow IG : @widiaarinta
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments