Pagi itu Pak Budi bangun tidur dan melihat ke ranjang tempat istrinya terbaring. Mama Rena masih tidur lelap. Pak Budi lalu beranjak ke kamar mandi untuk mencuci mukanya.
Keluar dari kamar mandi Pak Budi mengambil HPnya dan menelpon seseorang.
"Bawakan aku ganti baju dan peralatan mandi. Dan bawakan juga sarapan untukku", kata Pak Budi.
" Baik Pak", jawab seseorang di ujung telepon sana.
Tak berapa lama seorang perawat masuk ke kamar membawakan nampan berisi sarapan, susu dan beberapa obat untuk Mama Rena.
"Maaf Pak ini sarapan dan obat yang harus diminum Ibu Rena", kata perawat dengan sopan karena dia tahu pasien dan orang yang dia ajak bicara adalah pemilik rumah sakit ini.
" Taruh di meja saja, istriku belum bangun. Nanti akan aku pastikan dia makan dan minum obatnya", jawab Pak Budi sambil duduk di sofa.
"Baik Pak, saya permisi dulu", kata perawat tersebut setelah menaruh nampan di atas meja samping ranjang pasien.
"Ya, dan terimakasih", jawab Pak Budi.
Perawat tersebut keluar dengan nafas lega. Dia mengira kalau pemilik rumah sakit ini adalah orang yang sombong, namun ternyata sangat baik dan sopan, bahkan kepadanya yang hanya seorang perawat.
Tak beberapa lama pintu kamar diketuk seseorang.
" Masuk", sahut Pak Budi masih duduk di sofa.
Seorang pria masuk membawakan tas agak besar berisi pakaian dan tas kecil berisi makanan untuk sarapan tuannya.
"Ini Tuan pesanan anda, ini pakaian anda dan ini sarapan anda", kata pria tersebut meletakkan tas yang dibawanya ke meja depan tuannya.
" Terimakasih. Oh ya Prio, bagaimana di rumah? Semua aman?", tanya Pak Budi.
"Aman Pak", jawab Prio yang tak lain adalah supir sekaligus asisten pribadi Pak Budi.
" Tolong anakmu suruh menghandle semua pekerjaan Anya selama Anya belum kembali", ujar Pak Budi sambil membuka sarapannya.
"Baik Tuan, saya permisi dulu", kata Prio beranjak dari hadapan majikannya.
" Baiklah, terimakasih ya. Dan satu lagi, dari dulu sudah aku katakan, panggil aku bapak bukan tuan. Dari pertama kerja sampai sekarang masih panggil tuan. Kamu orang kepercayaanku dan kamu juga sudah aku anggap keluarga, kenapa selalu memanggilku tuan", kata Pak Budi sambil menyuap makanan ke mulutnya.
"Tidak apa apa Tuan", kata Prio membuka pintu lalu pergi.
Pak Budi memang tidak bisa makan sembarangan. Dia harus makan masakan rumahnya. Selain untuk menjaga kesehatannya, dia juga menjaga agar dia tidak diracuni orang lain lagi.
Karena dulu Pak Budi sempat diracuni dan beruntung dia masih hidup. Dan setelah diselidiki, lawan bisnisnya yang melakukan itu semua.
Baru separuh makanan yang Pak Budi makan, Bu Rena bangun.
" Sayang kamu sudah bangun? Ayo lekas sarapan dan minum obatnya", kata Pak Budi mendekat ke ranjang istrinya.
"Iya Pa, aku sudah bangun dan sudah mendingan", jawab Bu Rena menoleh ke arah suaminya. Dilihatnya di meja makanan yang belum habis dimakan Pak Budi. " Kamu habiskan sarapan mu dulu baru aku mau sarapan"
"Kamu itu, selalu mendahulukan aku daripada dirimu sendiri. Padahal sekarang lihat, dirimu dirawat. Malah memikirkan aku yang sehat ini", kata Pak Budi membelai rambut istrinya.
" Makanlah, atau aku tidak mau makan", rajuk Bu Rena.
Pak Budi kembali duduk di sofa dan menghabiskan makanannya. Sambil tersenyum Pak Budi merasa sangat beruntung memiliki istri seperti Bu Rena yang sangat perhatian dan menyayangi dirinya dan anaknya dengan begitu besar.
"Pa, bagaimana Anya? Sudah pulang?, tanya Bu Rena.
Pak Budi yang sudah selesai makan membereskan tempat makan yang dia gunakan. Lalu berjalan menuju Bu Rena dan duduk disampingnya. Dia mengambil piring makanan untuk istrinya dan mulai menyuapinya.
" Papa, kenapa tidak jawab?", kata Bu Rena sambil membuka mulutnya menerima suapan makanan dari suaminya.
"Anya pasti pulang. Mama tidak perlu khawatir. Sekarang yang terpenting Mama sehat dulu, Anya sudah dewasa dan dia pasti pulang", kata Pak Budi masih menyuapi Bu Rena.
Setelah makanan habis, Pak Budi mengambilkan Bu Rena minum dan obat. Bu Rena pun meminum obatnya.
"Pa, Mama mau ke kamar mandi", kata Bu Rena.
Pak Budi lalu memapah Bu Rena menuju kamar mandi di sudut ruangan. Bu Rena masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya.
**
Sementara itu bis yang ditumpangi Anya sampai di terminal sebuah kota kecil. Anya beranjak dari duduknya, turun dari bis dan meminta awak bus mengambil kopernya di bagasi. Setelah mengambil kopernya, Anya berjalan keluar mencari angkutan umum. Setelah mendapat angkutan umum, Anya duduk paling depan dekat sopir.
"Baru pulang kampung Mbak?", tanya sopir angkutan tersebut saat melihat Anya membawa koper.
" Iya Mas", jawab Anya.
"Memang Mbak baru pulang dari negara mana? Hongkong, Malaysia apa Singapura?", tanya sopir lagi.
" Saya dari Kota A Pak", jawab Anya sambil tersenyum sinis. "Dipikir aku ini TKI (Tenaga kerja Indonesia) apa?", gumam Anya dalam hati.
" Maaf Mbak saya kira jadi TKI. Tapi mana mungkin mbak jadi TKI ya, cantik gini. Kenapa tidak jadi model atau artis saja mbak? Kan sekarang banyak ni artis sama model yang modal cantik doang ", kata sopir sambil tertawa.
Anya menanggapi perkataan sopir itu dengan tawanya. Lalu beberapa saat kemudian mereka terdiam dengan pikiran mereka masing-masing.
" Pak depan kiri ya, pertigaan itu", kata Anya kepada sopir sambil menunjuk pertigaan di depan mereka.
"Ya Mbak siap", kata sopir tersebut.
Saat sampai pertigaan, angkutan umum tersebut berhenti. Anya bersiap turun dan menyodorkan uang kepada sopirnya.
" Gratis mbak, karena mbaknya cantik dan mau tertawa mendengar guyonan garing saya", kata sopir sambil tertawa.
"Wah masnya baik banget, makasih lho Mas", jawab Anya sambil tersenyum lebar.
Anya lalu turun dari angkutan kota dan menuju sebuah bangunan yang bertuliskan " Menerima kosan putri". Anya masuk ke dalam bangunan bergerbang tersebut, lalu menemui pemilik kosan tersebut.
Setelah berbincang beberapa saat Anya diantar pemilik kos tersebut ke lantai 2 bangunan tersebut.
"Mbak Anya ini kamarnya, semoga Mbak Anya betah disini", kata Bu Sinta pemilik kos tersebut.
" Terimakasih Bu, semoga saya betah", kata Anya tersenyum.
Bu Sinta pamit kembali ke rumah utamanya. Setelah Bu Sinta tidak terlihat, Anya masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintunya.
"Kamarnya nyaman", kata Anya sambil melihat dalam kamarnya. "Semoga semuanya disini membuatku nyaman. Semoga jadi awal yang baik".
Anya langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang dan mulai terlelap. Anya merasakan lelah teramat setelah menempuh perjalanan semalaman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Ade Sari
jadi penasaran
2021-03-21
1
Felicia
Sudah ku Boom Like ceritamu Thor
mohon balasannya yah thor singgah ke
🌺🌺🌺 Ceritaku Sad Marriage
🌺🌺🌺 My Poor Mama
2020-11-15
1
Mama Saldat
ceritanya bagus
2020-11-13
1