Cinta Untuk Anya
"Ya kita putus" , kata Anya dengan kesal. Dia melemparkan HP yang dia bawa ke lantai restoran. Banyak pengunjung yang melihat aksinya, namun dia tidak menggubris mereka.
"Tapi ini semua salah paham Anya, aku bisa jelasin semuanya" , kata Adi memelas.
Anya tidak mempedulikan semua perkataan Adi. Dia sudah sangat muak dengan segala yang Adi katakan.
"Tidak perlu menjelaskan apa yang sudah jelas Adi, aku sungguh lelah. Aku ingin segalanya berakhir. Aku harap ini semua menjadi pembelajaran untukku dan untukmu", kata Anya seraya duduk dan mengatur nafasnya yang tidak teratur karena menahan amarah, benci, dan kekecewaan yang dia rasakan jadi satu.
" Anya kita sudah lama menjalin hubungan ini, tidak mungkin kita berakhir begitu saja ", kata Adi sambil mengambil HP Anya yang sudah rusak tak berbentuk akibat Anya banting. "*Kita akan membicarakan ini dengan ketika emosimu sudah stabil Sayang. Ayo aku antar kamu pulang. Kamu beristirahatlah dan tenangkan pikiranmu. Nanti kalau sudah tenang, kita akan bicarakan ini. HP mu nanti akan aku service. Nanti kalau sudah benar akan aku antar ke rumah".
"Tidak perlu, aku sudah tidak membutuhkan HP itu lagi. Dan untuk sekarang maupun besok dan seterusnya, keputusanku sudah tidak akan berubah. Aku ingin mengakhiri hubungan kita. Aku lelah Adi, sungguh lelah. Maaf jika selama ini memang aku terlalu banyak menuntut kamu ini dan itu. Maaf kalau kehadiran aku di keluarga kamu membuat keluargamu tidak nyaman. Aku sungguh minta maaf. Adi maafkan untuk semua. Sampaikan maafku juga untuk keluargamu. Adi aku pamit. Dan semoga kamu bisa mendapatkan yang lebih baik untukmu dan kamu bisa bahagia. Aku tulus berdoa untukmu*", kata Anya sambil berdiri dari kursi dan mulai meninggalkan restoran.
" Anya, maaf. Tapi tunggu, aku tidak ingin semuanya berakhir ", sahut Adi. Tapi Anya sudah pergi keluar dari restoran tersebut.
Makan siang yang seharusnya menyenangkan, kini malah berubah menjadi akhir hubungan mereka berdua. Adi hanya bisa terduduk lesu. Dipandanginya HP Anya yang masih ditangannya. HP tersebut sudah hancur tak berbentuk, sama hancurnya seperti hatinya dan hubungan mereka.
Selang beberapa menit terpaku, Adi tersadar kalau waktu makan siangnya hampir habis. Dia harus kembali ke kantornya sekarang juga. Posisinya sebagai manager menuntutnya untuk profesional. Dia tidak boleh mencampurkan hal pribadi dengan pekerjaannya.
Adi keluar restoran menuju parkiran. Dia membuka pintu mobil dan mulai menyalakan mesin mobilnya menuju kantornya yang tidak terlalu jauh dari restoran tersebut. Dalam perjalanan Adi hanya menatap kursi sampingnya dengan mata berkaca.
" Andai saja", lirihnya dalam keheningan.
Adi dan Anya sudah menjalin hubungan sekitar 9 tahun sejak mereka masih SMA. Mereka adalah pasangan yang saling setia walaupun hubungan mereka tidak seromantis pasangan lainnya. Mereka menjalani hubungan Backstreet saat SMA dan mulai mengenalkan diri ke keluarga masing-masing saat mereka kuliah.
"Aku kangen masa dulu Anya, saat kita masih remaja. Dimana hubungan hanya tentang aku dan kamu, tanpa ada dia dan mereka" kata Adi dengan suara bergetar. "Mengapa semua harus berakhir Anya? Aku tidak mau Anya".
Sudut mata Adi mulai menggenang, namun dia segera menghapusnya ketika dia sadar dia sudah sampai di parkiran kantornya. Adi menghela nafas panjang. Membuang semua rasa sedih dan frustasi yang dia miliki. Dia membuka pintu mobil dan berjalan masuk ke kantor. Dia tersenyum saat beberapa anak buahnya menyapa. Adi kini sudah sampai di ruangannya. Dia membuka pintu dan mulai duduk di kursinya. Dia mulai menyibukkan diri dengan dokumen dan beberapa laporan untuk menghalau semua pikiran tentang Anya.
**
Sementara Anya kini sudah sampai rumahnya. Dia tidak kembali ke kantornya. Dia menelpon kantor dan mengatakan kepada sekretaris nya kalau dia hari ini tidak enak badan dan pulang ke rumah. Dia juga me meminta sekretaris nya menghandle semua pekerjaannya.
Dia berbaring di kasurnya yang empuk. Dia merasa sangat lelah, namun dadanya lebih tepatnya hatinya merasakan sakit yang teramat. Anya memejamkan mata, namun air matanya tetap saja mengalir. Anya menenggelamkan wajahnya dan mulai menangis dengan keras. Anya mengeluarkan semua kesedihan dan kekecewaannya. Anya sudah tidak bisa lagi berkata apa apa, hanya air matanya yang berbicara betapa sakitnya dia.
" Ya Tuhan apa salahku?"
Hanya kata itu yang mampu keluar dari bibirnya.
Sudah hampir satu jam Anya menangis. Matanya kini terlihat sangat sembab. Dia mulai bangun dari kasurnya. Almari.
Ya Anya menuju almari nya yang besar dan mewah itu. Dia membukanya dan mengambil koper yang ada di bagian bawah. Anya mulai memasukkan baju bajunya kedalam koper.
Setelah itu dia mengambil dompet di atas mejanya. Dia mengambil beberapa lembar uang dan kartu Identitas nya. Semua kartu debit dan kreditnya dia biarkan tetap tinggal dalam dompet.
Dia lalu mengambil kertas dan bolpoin di laci kamarnya. Setelah menulis sesuatu, Anya beranjak pergi keluar rumah. Dia menunggu taksi yang sudah dia pesan. Setelah taksi yang dia pesan datang, Anya masuk ke dalamnya.
"Terminal bis ya Pak", kata Anya kepada sang sopir taksi.
" Siap Non", jawab sopir taksi sembari melajukan taksinya menuju terminal bis yang Anya maksud.
"Adi maafkan aku" kata Anya lirih menatap jalanan kota yang dia lewati. Setetes air mata mengalir pelan dari sudut matanya. Anya segera menghapusnya
"Selamat tinggal semuanya", Anya bergumam.
____________
Salam kenal semuanya. Ini karya pertamaku. mohon bantuan like dan jadikan karya ini salah satu karya favorit para pembaca sekalian. jangan lupa vote juga 😁
terimakasih semuanya.
follow IG : @widiaarinta
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Neng Win
nyimak
2022-07-26
0
Nur Afrida
aku Tdk pernah magay
2021-07-22
0
Herlinda Rameswari
keren
2021-04-20
1