"Mbak, sudah sampai terminal ini. Mbak tidak turun?", suara sopir taksi mengagetkan Anya yang sedang melamun.
"Jadi Pak, maaf saya tidak dengar. Bisa bantu saya turunkan koper saya Pak?", kata Anya sambil beranjak turun dari taksi.
Sopir taksi ikut turun dan membantu Anya mengeluarkan koper dari dalam bagasi. Anya mengambil beberapa lembar uang di tas selempangnya dan memberikannya pada sopir taksi.
" Terimakasih Pak", kata Anya sambil berlalu menuju agen bus antar kota.
Sampai di agen bus, Anya dilayani seorang perempuan. Anya menanyakan tiket bus yang tercepat yang bisa dia dapatkan hari itu juga.
Setelah beberapa menit terlibat percakapan, Anya mengeluarkan beberapa lembar uang dan memberikannya pada perempuan di depannya. Anya pun segera menerima tiket bus yang diberikan perempuan itu.
Anya lantas melihat ke kanan dan ke kiri seperti mencari sesuatu.
"Mbak toilet dimana ya?", tanya Anya pada perempuan di tempat agen bus tadi.
"Mbak ini lurus aja, kanan jalan ya, dekat mushola disana", kata perempuan tersebut sambil menunjukkan arah toilet.
"Okay mbak makasih ya", jawab Anya bergegas.
Setelah dari toilet, Anya masuk ke dalam bus yang akan mengantarkannya ke tempat dimana dia akan memulai segalanya dari awal. Tanpa seorangpun tahu siapa dia dan asal usulnya.
Bis pun mulai berjalan keluar dari terminal. Anya memang sengaja memilih bus malam agar tidak ada seorangpun yang dapat mengenalinya. Saat bus mulai keluar dari kotanya, tanpa terasa air matanya mengalir.
" Ya Tuhan semoga pilihanku tidak salah. Aku sayang Mama Papa, tapi aku tidak bisa terus disini. Mama Papa, Anya akan kembali setelah Anya menemukan kebahagiaan Anya. Entah itu kapan. Anya sayang Mama Papa. Semoga kalian selalu sehat" Doa Anya dalam hati.
**
"Suruh semua orangmu mencari anakku. Anakku menghilang. Dan cari tahu masalah apa yang membuatnya pergi, aku tunggu kabar segera", kata Pak Budi disambungan telepon.
" Baik Pak saya mengerti dan segera akan saya laksanakan", jawab seseorang.
Pak Budi mematikan telepon genggamnya. Dia masuk kembali ke kamar rawat inap istrinya. Dia duduk kursi samping ranjang dan memegang tangan istrinya. Dia berjanji akan menemukan Anya dan segera membawanya kembali. Pak Budi berdiri menuju sofa di kamar tersebut, ia merebahkan dirinya dan mulai tertidur.
**
Adi yang tadinya sudah mengantuk dan mulai memejamkan matanya untuk tidur langsung bangun setelah mendapat telepon dari Rara. Dia kaget saat mendengar berita kalau Anya menghilang. Adi berfikir apa mungkin Anya benar benar menghilang.
"Ah bodo amat lah, tidur lagi aja besok ada meeting penting. Paling juga cuma ngambek biasa. Besok aku bujuk biar mau balikan lagi. Palingan juga sekarang lagi pergi menyendiri di villa keluarganya seperti kemarin kemarin kalau ada masalah sama aku. Pikirin besok ajalah. Ganggu orang tidur aja" gumam Adi sambil kembali merebahkan badannya kembali.
Adi tidak ingin kerja kerasnya selama ini mencapai posisinya sebagai manager harus dipertaruhkan hanya karena sifat kekanak-kanakan yang dimiliki Anya.
Memang selama ini setiap Anya ada masalah dengan Adi, Anya selalu menyendiri di villa keluarganya.
Tanpa Adi tahu bahwa keadaan sekarang sudah sangat berbeda.
**
Di dalam bis Anya tidak dapat tidur. Dia masih memikirkan orangtuanya yang dia tinggalkan tanpa pamit. Hanya sepucuk surat yang dia tinggalkan di meja kamarnya untuk Mama Papanya. Dia hanya berharap Mama Papanya membaca suratnya dan dapat memahami keputusannya.
Anya memang sudah bertekad untuk memulai semua dari awal. Dia ingin menjadi Anya yang baru. Bukan Anya anak Papa Budi, konglomerat di kotanya. Bukan Anya pemimpin perusahaan digital dan pewaris Budi group.
Memang benar Anya adalah anak tunggal Budi Subekti pemilik Budi Group yang mempunyai perusahaan diberbagai bidang, kontruksi, properti, entertainment, retail, dan hotel.
Namun Anya sudah tidak mempedulikan semua yang dia miliki dan akan dia miliki. Dia sekarang ingin menjadi Anya yang baru. Anya yang bukan lagi kekasih Adi. Lelaki yang sudah 9 tahun mengisi hatinya dan hari-harinya.
"Ah Adi sialan, mengapa aku harus mengingat lelaki baj*ngan dan keluarganya yang sangat tidak tahu diri itu?" umpat Anya dalam hati.
Anya kembali merasakan dadanya teramat sakit mengingat Adi dan segala tentang Adi. Anya merasa menyesal mengapa dia dulu mengizinkan Adi masuk ke dalam hatinya dan membiarkan menempatinya begitu lama.
Air mata Anya kembali mengalir deras mengingat sakit hati yang dia rasakan.
Dia memejamkan matanya berharap air mata itu berhenti mengalir. Lama kelamaan Anya tertidur dalam tangisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Elviza mela
kok bikin pusing ya.. masalah nya sebenarnya apaa.. ada apa dg adi dan keluarganya
2022-02-14
0
Novianti Ratnasari
memang ada masah apa sich yg bikin mereka bertengkar
2020-12-31
0
Entina Sinaga
berbelit belit, pusing
2020-12-19
1