"Hooooaaammm"
Anya menguap lebar. Dia buru-buru menutupi mulutnya dengan tangan. Lalu dia mengucek matanya yang masih mengantuk.
"Jam berapa ini?", dilihatnya jam dinding di kamarnya. " Astaga udah jam 5 sore aja. Aku tidur apa pingsan sih?". Anya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Anya lalu menuju kamar mandi. Setelah mandi dan berpakaian, Anya teringat kalau dia tadi menjemur pakaian. Dia pun bergegas ke lantai 3 untuk mengambil pakaiannya. Saat sudah turun, Anya melihat lampu salah satu kamar menyala.
"Ternyata ada orangnya. Kapan kapan aku ajak kenalan. Kalau sekarang mungkin dia cape habis pulang kerja atau kuliah", kata Anya melewati kamar tersebut.
Anya lalu kembali ke kamarnya dan mulai melipat pakaian kering yang dia angkat dari jemuran tadi. Anya juga memasukkan dan merapikan pakaian tersebut dalam lemari.
Tok tok tok
Anya menutup lemari dan bergegas membuka pintu. Tampak sofi dengan membawa piring berisi makanan di tangannya.
" Mbak Anya ini ada makanan, hari ini ibu masak banyak buat semua anak kos. Buat syukuran ulang tahun pernikahan ibu dan bapak katanya", kata Sofi menyodorkan piring.
"Makasih dek, mau masuk gak? Aku bosen sendirian. Temenin ngobrol yuk", ajak Anya.
"Boleh mbak. Tapi aku ambil laptop sama tugasku dulu ya. Aku ngerjainnya disini aja", kata Sofi. Anya pun mengangguk tanda setuju.
" Nanti langsung masuk aja dek, kamarnya gak aku kunci, aku mau makan dulu. Udah laper", kata Anya meringis tidak tahu malu.
Sofi pun kembali ke bawah dan Anya masuk ke kamarnya untuk makan.
Tak beberapa lama kamar Anya terbuka. Sofi menggendong tas dan membawa map berisikan tugas sekolahnya.
"Mbak Anya kalau dah selesai makannya bantu aku ngerjain tugas ya!", kata Sofi sambil nyengir.
" Siap", Anya melanjutkan makannya. Setelah selesai makan, Anya meletakkan piringnya di dekat pintu kamar mandi. Setelah minum Anya mendekati Sofi.
"Tugas apa dek? Mana lihat", kata Anya duduk disamping Sofi.
" Ini lho mbak, tugas laporan magang. Aku gak paham sama bagian ini", Sofi menunjukkan bagian yang dia tidak paham.
"Ini kamu cari pengertian managemen. Terus kamu cari juga masalah pemasaran. Cara cara pemasaran, sama media pemasaran", kata Anya menjelaskan.
"Ok Mbak. Ngomong ngomong Mbak Anya jadi nglamar di bagian apa?", tanya Sofi masih fokus dengan laptopnya.
" Aku mana aja mau dek. Kebetulan dulu aku kerja dibagian keduanya", kata Anya sambil melihat lihat kertas laporan yang Sofi bawa.
"Wah mbak Anya pinter dong. Emang dulu kuliah dimana?", Sofi mulai kepo.
" Di Inggris dek", jawab Anya singkat.
"Beneran mbak? Wah hebat dong", puji Sofi dengan mata berbinar melihat Anya.
" Apaan sih dek, biasa aja kali", kata Anya tersipu. "Eh dek kamar sebelah ada orangnya?", tanya Anya teringat kamar sebelah.
" Iya mbak. Kata Ibu dia juga kerja ditempat aku magang, tapi aku nggak tahu siapa. orangnya tertutup Mbak", kata Sofi.
"Oh", hanya kata tersebut yang keluar dari mulut Anya.
Selanjutnya Anya sibuk mengoreksi tugas Sofi. Jika ada yang salah Anya meminta Sofi segera memperbaikinya. Mereka juga cerita hal sehari hari. Beruntung Anya adalah tipe orang yang mudah beradaptasi dengan sekitar, jadi dia mudah akrab dengan siapapun.
Tak terasa hari sudah malam, tugas Sofi pun sudah selesai. Sofi segera berpamitan kepada Anya. Anya mengantar Sofi sampai depan kamar lalu mengunci pintu.
Anya lalu merebahkan dirinya di ranjang, ia ingin besok menjadi hari keberuntungan sehingga besok Anya sudah bisa mendapatkan pekerjaan. Dia ingin segera memiliki kegiatan yang membantu dirinya melupakan masalalu.
Masalalu yang membuatnya teramat sakit hati dan terluka begitu dalam. Masalalu tentang Adi dan segala yang berkaitan dengan laki-laki baj*ngan itu ingin segera dilupakannya.
Anya sudah lelah dan kini ia mulai terpejam menuju ke alam mimpinya.
**
" Mama jangan sakit ya, Anya sayang mama", kata Anya membelai wajah Bu Rena.
"Mama sayang sama Anya, Anya jangan pergi kemana-mana", kata Bu Rena memegang tangan putri tunggalnya itu.
" Anya tidak kemana-mana Mama, Anya selalu dihati Mama dan Papa. Anya juga baik baik saja. Anya disini sehat Ma, jadi Mama jangan sakit ya", mata Anya berkaca-kaca.
"Jangan bersedih sayang, Mama tidak akan sakit lagi. Mama akan jaga kesehatan Mama. Jadi anak mama jangan menangis ya", kata Bu Rena sambil mengusap kedua mata Anya yang sudah meneteskan airmata.
" Baik Ma, tapi Mama janji akan jaga kesehatan mama dan papa. Mama tidak akan sakit dan mama tidak perlu lagi khawatir dengan keadaan Anya ", Anya tersenyum melihat Mamanya.
" Baiklah mama janji", kata Bu Rena turut tersenyum.
"Kalau begitu Anya pergi dulu, Mama Papa jaga kesehatan. Tunggu Anya ya. Kalau sudah saatnya Anya akan pulang", kata Anya melepaskan genggaman tangan Mamanya. Anya lalu berjalan keluar kamar.
"Anya jangan pergi", teriak Bu Rena.
Nafasnya terengah-engah, Bu Rena bangun dari tidurnya. Pak Budi disebelahnya juga ikut bangun.
"Ada apa Ma?", tanya Pak Budi heran.
" Mama bermimpi Anya Pa, katanya kita tak perlu khawatir. Kita harus jaga kesehatan. Kalau sudah saatnya Anya akan pulang ", jelas Bu Rena.
" Ya sudah, kita harus ikuti kata Anya. Jangan khawatir lagi. Ayo Ma, kita tidur lagi, ini masih dini hari", kata Pak Budi.
Mereka pun merebahkan diri dan melanjutkan tidur mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Cathleya
Thor kasih paragraf atuh biar bacanya nggak ngos2an!
2020-12-16
0