Jam sudah menunjukkan pukul 22.00,uncle belum pulang.
Sebenarnya aku tuh udah ngantuk banget,tapi aku masih menahan kantukku sampai uncle pulang.
"Belum tidur sayang?" tanya oma sambil duduk di sampingku.
Aku langsung meletakkan kepalaku di pangkuan oma.
"Belum oma,Tania nunggu uncle pulang", jawabku.
"Kalau udah ngantuk mendingan kamu kekamar ,oma aja yang nunggu uncle mu pulang ", ucap oma.
"Nggak apa apa oma,Tania tunggu di sini aja", jawabku sambil menahan kantuk.
Tak lama terdengar suara mobil uncle.Kemudian uncle muncul di pintu dengan wajah lelahnya.
"Assalamualaikum", ucap uncle sambil tersenyum kepadaku.
"Wa alaikumussalam uncle", jawabku tersenyum membalas senyuman uncle.
Uncle langsung menarik ku kepelukannya.Sambil membelai kepalaku yang tertutup hijab.
Seharusnya aku menolaknya ,tapi entah kenapa aku merasa sangat nyaman di peluk uncle.
"Kamu tau Tania,saat uncle memeluk kamu lelah dan masalah uncle seakan hilang sayang", ucap uncle lembut.
"Uncle", ucapku yang masih di peluk uncle.
"Apa sayang", jawab uncle merenggangkan pelukannya dan menatapku.
"Seharusnya kita nggak boleh kayak gini uncle,Tania sekarang udah besar bukan anak anak lagi", jawabku.
Uncle terdiam dan masih menatapku.
"Kamu benar juga Tania,jadi maunya kamu gimana sekarang?",tanya uncle.
"Tania sama uncle saling jaga jarak", jawabku ragu ragu.
"Oke,uncle ikuti mau kamu", jawab uncle.
"Selamat tidur sayangnya uncle", ucap uncle sambil tersenyum.
Uncle melepaskan pelukannya dan langsung berjalan menaiki tangga menuju ke kamarnya.
Tidak ada lagi acara gendong gendongan ala bridal style.Aku pun menaiki tangga menuju kamarku.
Sampai di kamar aku langsung berbaring setelah melepas hijabku.
"Maafin Tania uncle,tapi ini memang sudah seharusnya,kita bukan muhrim", gumamku sambil menangis.
Malam itu aku nggak bisa tidur.Biasanya sebelum tidur aku bermanja manja sama uncle.Tapi mulai malam ini aku harus terbiasa melupakan kebiasaan ku itu
Aku tertidur setelah lelah menangis.
RASYA PROV.
Rasya juga masih berbaring di kasurnya,gelisah tidak bisa tidur.Dia memikirkan kata kata Tania tadi.
"Kamu benar Tania,kita harus saling menjaga jarak".
"Uncle tidak menyadari kalau kamu semakin dewasa".
"Dan uncle akui setiap di dekat kamu,uncle merasa berdebar debar".batin Rasya.
Dia mengusap kasar wajahnya.
"Mengapa aku benar benar mencintai gadis kecil itu".
"Dia lebih pantas jadi putriku", batinnya lagi sambil mengacak acak rambutnya.
Rasya pun tertidur karena kelelahan.
Besoknya aku bangun sendiri,walauoun biasanya aku di bangunkan oma,sekarang aku membiasakan untuk bangun sendiri,dan selesai mandi aku langsung turun menemui oma.
"Oma", sapa ku melihat oma di dapur.
"Pagi sayang, loh mata kamu koq sembab gitu sayang", tanya oma melihat mataku.
"Nggak apa apa oma",
"Tadi malam Tania nggak bisa tidur", jawabku.
"Uncle belum bangun oma?" tanyaku mencari keberadaan uncle.
"Tadi uncle kamu jogging", jawab oma.
Aku hanya mengangguk dan langsung duduk di sofa dan menyalakan televisi.
Tak lama uncle pulang.
"Assalamualaikum", uncle mengucap salam.
"Wa alaikumussalam" jawabku dan oma bersamaan.
Uncle langsung menuju dapur dan mengambil air minum.
Aku memperhatikan uncle dari ruang tengah.
"Astaga uncle tampanku memang ganteng banget", batinku.
"Kamu nggak bosan kan lihat unclemu ini Tania", ucap uncle tiba tiba.
Blush.....
Pipiku terasa panas,aku malu banget karena ketahuan sedang memperhatikan uncle.
Uncle tertawa puas melihat ekspresiku.Dan dia langsung naik menuju ke kamarnya.
Saat aku dan oma baru mau mulai sarapan uncle turun.
Dia baru selesai mandi dan rambutnya masih basah.Aroma maskulin tercium saat dia duduk di sebelah ku.
Tuhan,maafkan hamba Mu ini yang makin cinta pada uncle ku ini", batinku.
"Hei, koq melamun lagi", tiba tiba uncle megibaskan tangannya.
Aku terkejut dan gugup karena ketahuan melamun lagi.
Oma hanya tersenyum melihat tingkahku.Aku cepat cepat menyelesaikan sarapan ku.
Hari demi hari berlalu aku sibuk dengan ujianku dan hari kelulusan ku.
Uncle juga sepertinya sibuk dengan pekerjaan kantornya.
Dan interaksi kami berdua...???
Kami seperti dua orang asing yang baru kenal.Tidak ada candaan atau gurauan.
Uncle berubah jadi lebih pendiam.Kami sangat jarang berbincang.
Sejujurnya aku merindukan uncle yang dulu.Yang slalu menggodaku dengan gombalannya.
Tapi kami memang makin menjauh,uncle benar benar menuruti kemauanku.
Sampai hari itu,uncle memberitahu kami bahwa uncle akan berangkat keluar negeri untuk mengurus sebuah proyek disana.
Aku menangis,aku tidak sanggup membayangkan uncle akan meninggalkan aku.
Oma memeluk dan menenangkan aku.
Aku berlari ke kamarku dan menangis di tempat tidurku.
Ku dengar pintu kamarku di ketuk dari luar.
"Tania", kudengar suara uncle.
"Uncle boleh masuk?" tanya uncle kemudian.
Aku membuka pintu dan kulihat uncle berdiri disana dengan tatapan mencemaskanku.
"Uncle mau bicara serius sama kamu", ucap uncle.
Aku pun duduk di hadapan uncle.
"Tania,maafin uncle karena tiba tiba akan meninggalkan kamu keluar negeri", ucap uncle memulai pembicaraan kami.
"Tapi ini harus uncle lakukan untuk kebaikan kita", lanjut uncle.
Aku masih diam dan menunggu uncle melanjutkan kata katanya.
"Kamu tahu nggak Tania,uncle belakangan ini sangat tersiksa karena harus menghindari kamu terus", ucap uncle sedih.
"Uncle benar benar sayang sama kamu Tania", mata uncle sudah berkaca kaca.
Aku pun mulai menangis lagi.
"Uncle harus menjauhi kamu,karena uncle takut,seandainya uncle selalu di dekat kamu,uncle takut melewati batasan yang seharusnya.", lanjut uncle lagi.
"Besok sore uncle berangkat", ucap uncle.
Aku masih diam dan menangis
"Sebelum uncle berangkat uncle ingin menanyakan sesuatu sama kamu", ucap uncle serius
"Ada apa uncle?" tanyaku.
"Saat usia kamu cukup untuk menikah,mau nggak kamu jadi istri uncle?" tanya uncle sambil menatap mataku dalam dalam.
Aku hanya terdiam dan bingung.
"Uncle tunggu jawaban kamu sampai besok,sebelum uncle berangkat", ucap uncle sambil keluar kamar.
Uncle keluar meninggalkan ku yang masih terdiam memikirkan perkataan uncle barusan.
Aku benar benar nggak tahu harus bagaimana.Di usiaku yang masih remaja sudah dilamar uncle tampan yang sudah dewasa?
Oh Tuhan......
Aku benar benar bingung.
"Aku harus bicarakan hal ini sama oma", gumamku.
Aku langsung keluar kamar dan turun untuk mencari oma.
Kebetulan oma sedang berada di kamarnya.Ku ketuk pintu kamar oma sebelum masuk ke kamarnya.
"Oma", panggil ku pelan.
Oma langsung menoleh padaku.Aku menghampiri oma dan langsung memeluk oma.Aku menangis di pelukan oma.
Oma membelai kepalaku,oma sepertinya merasa kalau aku sedang ada masalah.Oma menarik pelan tangan ku dan mengajakku duduk di sisi tempat tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
malirisia
ceritany romantis bgt suka
2021-02-07
1
RuLy Damayanti
uncle rasya nya sebenernya disini umur brpa to? gak dikasih tw dari awal .. cuma ada umur tania aja ..
2020-12-10
4
Sandriani
thoor umurx jangan kejauhan....
2020-12-07
1