BAB 19: MERINDUKANMU!
**************
Pagi itu masih sama seperti biasa, suasana kembali cangung antara Arsyad dan Zahra. Setelah sarapan bersama dalam diam Arsyad langsung pergi ke kantor. Tapi, satu hal yang tak pernah Arsyad dan Zahra lupakan.
Setiap dia berangkat kerja dia akan pamit pada Zahra dan tak lupa mengecup kening Zahra. Begitupun Zahra mencium tangan Arsyad sebagai suaminya juga tak lupa mendoakan agar Arsyad selalu selamat dalam perjalananya.
Menjelang siang kali ini Zahra di buat bingung dan gelisah hati. Tak tahu akan ada hal apa yang akan terjadi, tapi sungguh perasaannya tak tenang. Terlebih dia merasa jika Arsyad masih marah padanya. Dia ingin berkunjung ke toko rotinya, mencoba mencari suasana baru agar pikirannya lebih tenang.
Zahra duduk di kursi teras rumah. Tangannya sedang membolak balikan ponselnya. Berulang kali dia ingin menghubungi seseorang tapi kembali dia urungkan. "Ishhh, kesel deh. Masa mau nelpon suami sendiri harus grogi sih!" rutuk Zahra pada dirinya sendiri.
Dia berniat meminta izin Arsyad, walau dia tahu Arsyad sudah pasti mengizinkanya tapi, bagaimana pun Arsyad adalah suami Zahra. Dan Zahra wajib meminta izin kepada Arsyad untuk keluar rumah. "Akkhh... Masa bodolah! Coba aja dulu!" dumel Zahra kesal sendiri.
Dengan sigap dia menekan nomor Arsyad dengan tangan bergetar. Antara gugup, takut dan deg degan. "Bismillah...," ucap Zahra saat mendekatkan ponselnya ke samping telinga dan terdengar nada sambung.
Tuttt...
Tutt...
Arsyad baru saja duduk di kursi ruangannya, saat Zahra menelepon. Dia baru saja menyelesaikan rapat bersama staf devisi pemasaran perusahaannya. Arsyad tersenyum tipis saat tahu Zahralah yang menelepon.
Saat Arsyad menjawab pangillan itu, dia menjawab dalam diam tanpa mengucapkan sepatah katapun hanya keheningan yang mengisinya tanpa ada suara atau sapaan. Ntahlah, ego kini menguasainya. Dia merasa harus Zahra yang berbicara lebih dulu.
Sedangkan di sebrang sana, Zahra mati-matian menahan rasa gugupnya saat Arsyad menjawab pangilannya. Bingung harus mengatakan apa! Berulang kali bibirnya ingin mengucapkan sesuatu tapi kembali bibir itu terkatup rapat.
Arsyad melihat ponselnya dan terlihat bahwa panggilan masih tersambung tapi Zahra tak kunjung bersuara. Hingga suara yang dirindukannya terdengar saat dia hampir saja memutuskan panggilan.
"Assalamualaikum, Mas!" Arsyad tersenyum, suara itu terdengar lagi oleh Arsyad. Suara yang begitu dia rindukan.
Arsyad tersenyum walaupun Zahra tak bisa melihatnya, "Waalaikumsalam, Zahra." darah Zahra berdesir ketika mendengar suara lembut dan dalam Arsyad.
Sesuatu dalam hatinya seolah mengatakan bahwa dia sangat merindukan suara Arsyad. Sangat! Hingga ada kelegaan dalam hatinya.
"Emmm...,mas. Zahra mau minta izin, boleh?" tanya Zahra dengan ragu.
Arsyad mengernyit, "Izin apa? Bukan izin untuk pergi dariku kan?" ucap Arsyad dengan nada jenaka. Seolah mengatakan dia bercanda.
Terdengar suara Zahra menggerutu tak jelas, "Mas ih, Zahra cuman mau minta izin ke toko roti Zahra sebentar saja."suara Zahra yang menggerutu terasa menggemaskan di telinga Arsyad.
"Benarkah? Apa hanya itu?"tak puas, Arsyad kembali menggoda istrinya.
"Iya,Mas. Emang ada lagi?" tanya Zahra bingung.
"Ehmm...,tidak ada! Pergilah dengan pak ujang, nanti pulangnya aku jemput,"
"Tapi_,"
"Tidak ada bantahan Zahra!" sela Arsyad cepat membuat Zahra mendegus kesal.
"Baiklah... baiklah... Apapun itu untuk suamiku." ucapan Zahra tanpa sadar membuat Arsyad lagi-lagi terseyum seolah bebannya terlepas begitu saja.
"Suami? Emang suami kamu siapasih?" goda Arsyad dengan nada manja.Zahra mulai salah tingkah sendiri bahkan kini dia duduk dengan gelisah di kursinya,
"Mas ih, suami Zahra kan cuman mas Arsyad. Enggak mungkinkan bisa nambah suami lagi hehehe," ucap Zahra dengan candaan garingnya tapi cukup untuk membuat hati Arsyad kembali menghangat.
"Sudah pandai bercanda ya," kata Arsyad lagi yang justru kini membuat wajah Zahra sudah memerah malu. Ya, beruntung Arsyad tak melihatnya jika tidak dia akan bertambah malu.
"Mas, ih. Jangan godain Zahra terus dong," rengek Zahra membuat Arsyad tertawa lepas.
Yang bisa dibayangkannya adalah wajah menggemaskan Zahra saat ini.
"Sudah-sudah! Aku minta maaf. Pergilah, hati-hati di jalan!"
"Iya, mas. Mas jangan lupa makan siang ya," kata Zahra lembut penuh perhatian. Mungkinkah hati Zahra sudah terbuka untuk Arsyad? Semoga saja memang benar!
"Iya, pastinya!" jawab Arsyad cepat.
"Assalamualikum Mas!"
"Waalaikumsalam istriku." jawab Arsyad membuat hati Zahra tak karuan wajahnya terlihat bahagia, bibirnya tak henti untuk terus tersenyum.
Hampir panggilan terputus sebelum Arsyad dengan cepat menyela, "Zahra!" panggil Arsyad membuat Zahra kembali mendekatkan telinganya dengan ponsel.
"Iya, Mas. Kenapa?"
"Aku merindukanmu!" bisik Arsyad lirih. Beberapa detik tak ada balasan membuat Arsyad murung. Zahra tersenyum lebar mendengar ungkapan Arsyad membuat hatinya menghangat, "Aku juga merindukamu, Mas!" kini ucapan tulus Zahralah yang membuat hati Arsyad bersorak gembira.
PIP
Panggilan terputus, setelahnya Arsyad mengerjap-ngerjap mata dengan ekspresi lucunya, mengatupkan bibirnya membentuk garis lurus dengan wajah senyum sumringahnya.
"DIA MERINDUKAKU!"teriak Arsayd heboh sambil melomat-lompat dengan girang di sertai joget sambil menggoyangkan kedua telunjuknya di atas kepala. Berjingkrak heboh sambil tertawa lepas, dia bahagia bahkan sangat bahagia.
"Katakan jika ini tidak mimpi Ya Allah? Katakan padaku jika dia benar merindukanku!"
***************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Rinjani
Arsyad ihhh cinta betul2 buat salting
2023-01-04
0
Dhevy yuliana
hai hai hai jangan lupa mampir yuk di karya-karyaku berjudul
Suami Dingin Itu Adalah Guruku dan Story Of Yulianika
matur Suwun
2022-02-24
0
Iscamp Peter Violett
bahagia itu mudah y,...cuman denger bgtu aja dah kaya menang lotre....wkwkkwk
2021-08-28
0