***************
Malamnya Zahra duduk termenung di dalam kamar rumah Arsyad. Setelah resepsi Arsyad membawa Zahra ke rumah mereka. Rumah yang Arsyad berikan sebagai mahar pernikahan mereka. Rumah yang Arsyad bangun khusus untuk Zahra.
Zahra termenung memikirkan jalan takdir yang dia hadapi. Semuanya sangat mendadak dan tiba-tiba.
Wanita manapun juga akan merasakan kebingungan seperti yang Zahra rasakan. Saat kamu menikah dengan pria yang sama sekali tidak kamu kenal, tidak kamu cintai. Dan saat yang sama kamu juga baru kehilangan orang yang kamu cintai.
Yang berjanji untuk tetap setia namun kini pria itu menghianati cinta nya. Semua akan terasa mengejutkan dan menyakitkan, bukan?
Setelah sampai di rumah mewah dan megah itu Zahra tak bisa memikirkan hal positif apapun. Dia bahkan enggan untuk mandi dan masih mengenakan gaun resepsinya. Dia hanya duduk di pinggiran ranjang dengan wajah menunduk menahan genangan air mata yang ingin turun. “Kenapa semua ini terjadi padaku?” hanya itu yang terbesit dalam pikirannya.
Suara pintu terbuka dari arah samping Zahra cukup membuatnya tersadar jika Arsyad ada di dalam kamar yang sama denganya. Pria itu keluar dari kamar mandi usai membersihkan dirinya. Keluar dengan tampilan yang lebih segar dengan rambutnya yang basah.
Arsyad berjalan menuju cermin sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Namun, langkahnya harus terhenti mendengar pertanyaan Zahra.
“Kenapa Anda menikahi saya?”tanya Zahra dengan suara gemetar menahan tangis.
Kening Arsyad mengerut heran. “Apa maksudmu?” Zahra menarik nafas panjang. Dia memantapkan hati untuk mengatakan semua isi hatinya pada Arsyad.
Zahra berdiri dengan sedikit kerepotan karena gaun panjangnya.
Zahra berjalan mendekat ke arah Arsyad. Dan berdiri tepat di hadapannya membuat Arsyad mengehentikan kegiatannya dan meletakan handuk basahnya di atas meja.
Dia menatap Zahra dengan hatinya yang mendadak gelisah.
“Apa Anda tahu, jika aku ingin menikah dengan orang yang aku cintai? Apa Anda tahu jika aku mencintai seorang pria?”
Sejenak Arsyad terdiam. Perasaan sesak menghantam rongga dadanya, “Ya, aku tahu. Aku tahu kamu mencintai seorang pria bernama Riswan. Aku tahu semua tentangmu.”jawaban Arsyad membuat Zahra menatap terkejut pria di hadapannya.
“Kamu tahu? Lalu, kenapa kamu menikahiku?! Aku-aku tidak akan pernah bisa bahagia menikah dengan orang yang tidak aku cintai! Kenapa? Kenapa harus aku?!” Zahra menjerit pilu menarik kerah kaos Arsyad.
“Lalu, perjanjian? Perjanjian apa yang ummi dan adikku maksud? Apa keluargaku memiliki hutang dengan keluargamu?”
“Apa maksudmu?” tanya Arsyad tak suka mendengar pertanyaan Zahra.
“Huh, kamu pikir aku bodoh! Aku tidak mengenalmu selain kamu hanya seorang dosenku. Kemudian kamu datang dan melamarku. Aku mencoba untuk menerima semua takdirku. Tapi, apa yang aku dengar mengenai perjanjian di balik pernikahan ini. Jika memang, keluargaku memiliki hutang dengan keluargamu aku akan mencoba untuk melunasinya. Tapi, tidak dengan pernikahan ini. Aku tidak bisa.”tuduhan Zahra membuat hati Arsyad tercabik-cabik.
Tuduhan yang di berikan oleh wanita yang selama ini dia nanti. Tuduhan dari wanita yang sangat dia cintai.
“Apa aku seburuk itu di matamu?”Arsyad menatap Zahra pilu.
Tatapan sarat aku luka terlihat jelas di mata Arsyad. Tapi sayang, Zahra menutup hatinya untuk memahami semua itu karena ke egoisannya.
“Tidak,”tampik Zahra “Tidak seburuk itu sebelum kamu mengatakan kalau kamu tahu jika aku mencintai orang lain dan kamu tetap menikahiku!”lanjutnya membuat Arsyad marah.
“Lalu apa?!”emosi mulai menguasai Arsyad. Tangannya terkepal dengan giginya yang bergemeletuk menahan amarah. “Lalu apa? Memangnya kenapa jika aku menikahimu!”
“Kamu tidak bisa menikah dengan wanita yang tidak mencintaimu!”sahut Zahra tak mau kalah membuat Arsyad naik pitam. Emosi dan sakit hati kini menguasainya.
“Bagaimana denganmu? Apa pria yang kamu cintai mau menikah denganmu? Huh?! Apa pria brengsek itu mau memperjuangkanmu!”teriak Arsyad mencengkam kedua bahu Zahra dengan amarah. Zahra terkejut melihat perubahan raut wajah Arsyad yang memerah.
“Apa kamu pikir aku tidak tahu, jika pria yang kamu cintai itu menghianati cintamu! Aku tahu jika pria itu lebih memilih menikah dengan wanita yang di jodohkan dari pada MEMPERJUANGKANMU?! Kamu yang bodoh, Zahra. Karena kamu masih belum sadar jika pria itu sama sekali tidak mencintaimu!”
“Ti-tidak. Kak Riswan tidak seperti itu!”
Arsyad melepaskan cengkaraman tanganNya dari bahu Zahra. Tapi satu pukulan Arsyad arahkan pada cermin di hadapannya. Satu pukul dan cermin itu pecah berkeping-keping.
“JANGAN MENYEBUT NAMA PRIA LAIN DI HADAPANKU?!” cermin itu pecah dan darah segar melangir di kepalan tangan Arsyad.
Nafas Zahra tercekat, dia terperanjat mendengar bentakan Arsyad.
“APA SEBEGITU BURUKNYA AKU DI MATAMU! APA KAU TAK BISA SEDIKIPUN MENERIMAKU?!" sentak Arsyad marah. Cengkraman pada bahu Zahra kembali dia rasakan dan kini terasa sangat kuat membuat Zahra meringis sakit. Sambil memandang Arsayd takut.
Zahra menunduk dengan tubuh bergetar, dia sangat takut. Arsyad melonggarkan sedikit cengkramaanya dan meraih dagu Zahra untuk mendongak menatapnya.
"Tatap mataku!" pinta Arsyad lirih.
Zahra mencoba menatap mata Arsyad. Hatinya tertohok saat akhirnya dia melihat mata itu menyiratkan perasaan terluka yang teramat dalam. Zahra menyadari bahwa dirinya salah dan sangat salah besar memberikan tuduhan kejam itu pada Arsyad.
"Apa aku seburuk itu di matamu?" Arsyad melembutkan suaranya. Dia tahu Zahra sudah gemetar ketakutan karena sikapnya. Arsyad berbalik memungungi Zahra.
Dia memejamkan matanya sejenak menahan rasa sakit yang teramat dalam mengikis hatinya. Air mata itu lagi-lagi terjatuh hanya karena seorang Zahra.
Arsyad mengusap air matanya kasar. Sedangkan Zahra kembali tertunduk dengan air mata yang sudah mengalir deras di pelupuk matanya. Arsyad berbalik menatap Zahra yang tertunduk.
“Zahra. Aku sama sekali tidak keberatan saat kamu mengatakan jika kamu tidak mencintaiku. Namun, saat kamu menuduhku menikahimu karena sebuah alasan hutang. Itu sangat menyakitkan Zahra. Dan lagi, kamu membela pria yang jelas sudah tidak ada hubungannya dengamu. Kenapa kamu begitu tega padaku? Apa kesalahanku padamu?”
Suasana tangis dan kelam kelabu menyelimuti malam pertama mereka. Tangis, sakit semua menjadi satu.
"Maaf. Aku tidak bermaksud membentakmu. Tapi kata-kata dan tuduhan itu terlalu menyakitkan untukku." ucap Arsyad begitu lirih. Dia berjalan mendekat dan mengusap lembut pujuk kepala Zahra yang tertutup hijab hingga sebuah kecupan sarat akan cinta dan luka iya tanamkan di sana.
Cukup lama Arsyad mengecup kepala Zahra sambil mejamkan matanya, bersama dengan Zahra yang semakin merasa bersalah bahwa tuduhannya itu sama sekali tidak benar. Setelah kecupan itu terlepas dengan Arsyad mengatakan sesuatu yang membuat Zahra terpuruk di atas rasa bersalahnya.
"Kamu suka ataupun tidak, kini kamu adalah istriku. Jika kamu tidak suka padaku. Maka aku yang akan pergi." ucap Arsyad melangkah pergi keluar dari kamar meninggalkan Zahra dengan perasaan terluka.
Tubuh Zahra luruh ke lantai berasaman dengan pintu kamar itu sudah tertutup rapat. Gaun juga hijabnya telah basah dengan banyaknya air mata yang mengalir deras. Zahra terus memukul-mukul dadanya yang bertambah menyesakan.
Untuk pertama kalinya dia menjadi wanita yang sangat jahat. Menjadi wanita yang sangat kejam dan memberikan tuduhan yang sangat kejam. Terlebih itu kepada pria yang baru saja menjadi suaminya. Pria yang telah mengikatnya dengan ikatan suci pernikahan namun, dia justru membuat hati pria itu terluka. Terlebih Zahra mengatakan bahwa dia mencintai pria lain. BODOH! Hanya umpatan itu yang terus Zahra aungkan.
Hiks...
Hikss...
Hikss....
Isak tangis Zahra menggema di kamar itu dengan air mata yang mengalir deras di pipinya.
"APA YANG SUDAH AKU LAKUKAN?!" teriak Zahra di barengi isak tangisnya. Menyesal hanyalah satu kata yang pantas bagi Zahra saat ini.
Zahra mencium bau anyir dari jilbabnya dan kemudian di sadar jika ada bercak darah yang berasal dari tangan Arsyad yang terluka karena memukul cermin yang pecah berkeping-keping seperti hati Arsyad yang hancur.
“Darah? Ba-bahkan aku membuatnya terluka?!” Zahra menutup mulutnya dan mencengkam kepalanya yang terbungkus jilbab. Membuat jilbab itu kini tak beraturan. “DOSA BESAR APA YANG TELAH AKU LAKUKAN?!”jerit Zahra pilu, darah itu bahkan terlihat menetes di lantai dan hilang di ujung pintu. Dia yakin jika kini Arsyad merasa sangat sakit. Tapi sakit di tanganya bahkan tidak bisa mengurangi rasa sakit di hatinya.
*********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Rinjani
zahra ada pria yg tulus sayang eee loe jahat😢🤲🤲
2023-01-03
0
vllp
ah nggak ngerti aku thor 😔
2021-09-07
0
Iscamp Peter Violett
Zahra dibutakan oleh cinta pertama nya
2021-08-07
0