***************
Seminggu berlalu, Arsyad mencoba menekan perasaannya untuk tidak mengubris perasaan Zahra yang masih tersisa untuk pria itu. Yang dia pikirkan adalah pernikahan mereka yang berlangsung hari ini. Akhirnya penantiannya akan segera berakhir dan Zahra akan menjadi istrinya, ibu dari calon anak-anaknya kelak.
Memikirkannya saja membuat Arsyad tak henti-hentinya tersenyum. Bermalam-malam dia melatih dirinya untuk tidak salah melafazkan ijab kabul.
Hingga hari ini di sebuah masjid megah dia menjabat tangan penghulu dan mengucapkan ijab kabulnya.
“Saya terima nikah dan kawinnya Zahra Khadijah Abdullah binti Usman Abdullah, dengan emas 20gram, satu unit rumah dan seperangkat alat sholat_” Zahra yang duduk di samping Arsyad sontak terkejut dengan mahar yang Arsyad sebutkan. Dia tidak menyangka jika Arsyad akan memberikan mahar sebesar itu.
"SAH?" tanya penghulu kepada para saksi.
“SAH!”jawab semua orang yang menjadi saksi terikatnya Arsyad dan Zahra menjadi suami dan istri.
Air mata ummi runtuh saat itu juga. Melihat putri yang di sayanginya akhirnya menikah dengan orang yang tepat. Haikal pun tak kala haru-nya melihat sang kakak kini resmi menjadi istri seorang Arsyad Malik Al-Mubarak.
Setelah penghulu melafazkan doa untuk kedua mempelai. Zahra menitikan air mata dalam doanya
"Ya Allah, semoga hamba bisa menjadi istri yang baik untuk seseorang yang kini menjadi suami hamba. Dia yang sama sekali tidak hamba ketahui perasaannya! Bantu hamba ya Allah agar bisa berbakti kepadanya!" lirih Zahra berdoa dalam hati.
Setelahnya Zahra dan Arsyad berhadap-hadapan. Masing-masing dari mereka mencoba mendalami makna yang tersirat dari mata mereka. Arsyad yang menatap dalam mata Zahra dengan tatapan penuh cinta dan luka yang tersembunyi.
Sedangkan Zahra menatap dengan tatapan keraguan dalam hatinya, membuat Arsyad meringis dalam hati. Menyadari kenyataan bahwa pernikahan ini mungkin akan kembali menguji hati dan cintanya pada Zahra.
"Ku rasa ini akan menjadi lebih berat! Ya Allah, bantu aku membimbing istriku menjadi makmum yang baik dan bantu aku membuat dia mencintaiku." batinnya.
Zahra mengambil tangan Arsyad dan mengecupnya lembut membuat hati Arsyad berdesir hebat.
Kemudian tanpa menunggu persetujuan Zahra, Arsyad menagkup kedua pipi Zahra. Matanya membulat ketika bibir Arsyad mengecup kening Zahra lembut penuh cinta. Perasaanya seketika menghangat, bibir tipisnya mengukir senyuman begitupun dengan Arsyad dia sangat bahagia mendapati Zahra sebagai istrinya.
*************
Malam harinya acara resepsi langsung di selengarakan di hotel milik keluarga Mubarak. Zahra masih tak menyangka kini dia telah menjadi menantu keluarga paling populer di indonesia , keluarga Al-Mubarak.
Dengan langkah anggun di dampingi Arsyad yang tak hentinya memandang takjub wanita yang sedang di gandengnya saat ini. Zahra gadis yang selama ini hanya hidup dalam khayalannya kini telah bersanding dengannya.
"Jangan terus menatap saya seperti itu!" protes Zahra masih dengan bahasa formalnya.
Arsyad tersenyum tampan, "Kenapa? Apa salahnya aku menatap istriku." menyebutkan kata istri membuat Zahra salah tingkah sendiri.
"Aku masih tak menyangka secepat ini menjadi istri orang! Dan lagi, pria ini sama sekali tidak aku ketahui kenapa dia mau menikahiku." batin Zahra masih dirundung kebingungan.
Sambil berjalan menuruni tangga, Arsyad mendekatkan bibirnya ketelinga Zahra, "Kamu sangat cantik. Istriku!" bisik Arsyad membuat pipi Zahra merona.
Zahra menyikut perut Arsyad agar sedikit menjauh, "Jangan mengodaku pak dosen!" kesal Zahra. Arsyad hanya terkekeh mendengar panggilan Zahra padanya.
"Apa aku masih dosenmu? Aku ini sekarang suamimu. Atau kamu masih mau belajar dengan mantan dosenmu ini. Heum?" tanya Arsyad dengan suara mengoda membuat Zahra mendelik kesal kearahnya.
"Terserah!" ketusnya.
"Hmmm..., aku masih ingat kata ‘terserah’ itu juga sering kamu teriakan saat kita beradu argumen di kelas. Benar, kan?"Arsyad mengedipkan sebelah matanya.
Sedang Zahra hanya menggeleng pasrah dan tersadar jika dia mendapatkan suami yang menyebalkan.
“Bahkan setelah menikah pun Anda semakin menyebalkan!”Arsyad pura-pura terkejut mendengar perkataan Zahra, “Benarkah?” tanya Arsyad merangkul mesra pundak Zahra.
“Aku seperti itu, hanya padamu. Sayang.”pipi Zahra merona karena panggilan ‘sayang’ dari Arsyad. Yang Zahra sadari ternyata bukan hanya tambah menyebalkan. Arsyad juga bertambah 5x lipat modus dan gombalannya.
"Wahh.. Menantu mama cantik sekali!" suara itu berasal dari Maya ibunya Arsyad yang sudah menunggu mereka di bawah tangga. Saat mereka turun dan berada di hadapan sang mama dan mertua. Maya segera memeluk menantu tersayangnya itu.
“Kamu sangat cantik, sayang!”puji maya pada menantunya. Zahra tersenyum simpul. "Terima kasih,maa!" kata Zahra tulus.
Zahra benar-benar terlihat menawan dengan gaun pengantin berwarna biru dengan ujung kain yang menjuntai kebelakang membuatnya seperti permaisuri. Di tambah balutan hijab baby blue yang membuatnya tampak mempesona.
Satu persatu tamu menyalami mereka memberikan ucapan selamat. Hingga seseorang pria datang dan langsung merangkul Arsyad dengan keras, "Selamat ya bro! Akhirnya penantian lo gak sia-sia!" kata orang itu yang tak lain Jefri sahabat Arsyad.
Zahra mengernyit seolah mengenali orang itu, "Maaf, apa kita pernah bertemu?" tanya Zahra menginstupsi dua orang yang tersenyum ria bersama.
Jefri tersenyum, "Tentu saja nona manis! Aku polisi yang sama yang sering berhadapan dengan adik nakalmu itu."
Zahra terkejut. "Benarkah?!" dia masih ingat betul ketika Haikal masih menjadi anak berandalan dan suka sekali membuat onar hingga Zahra berulang kali harus menebusnya di kantor polisi. Dan pria itu adalah polisi yang selalu berurusan dengannya setiap Haikal tertangkap.
Arsyad mengangguk, mengiyakan ucapan Jefri agar Zahra tak bertambah bingung. "Dia memang seoang polisi. Dan Jefri ini adalah sahabatku."
“Sahabat?”batin Zahra bertanya. “Apa semua ini hanya kebetulan atau memang sudah di rencanakan?” pikiran buruk mulai menguasai kepala Zahra. Dia bingung dengan semua kejadian yang dia alami hari ini.
"Saya ingin ke toilet sebentar!" pamit Zahra. Dia ingin menenangkan pikiran nya sejenak."Mau aku temani?" tanya Arsyad lembut.
"Tidak. Terima kasih!" sela Zahra cepat dan mulai mengangkat sedikit gaunnya agar dia mudah untuk berjalan. Kemudian segera pergi menuju dapur tepatnya mencari toilet.
"Dia masih saja Formal padamu?"celutuk Jefri.
Arsyad hanya tersenyum tipis, "Dia masih memerlukan waktu!"ucapnya membuat Jefri tak bisa berkutik lagi. Jefri tak habis pikir sebesar apa cinta Sahabatnya itu pada Zahra hingga membuat Arsyad terus bertahan atas setiap sikap dan penolakan Zahra. Sebesar apa cintanya hingga dia tetap bertahan walau hatinya selalu terluka?
Sementara itu saat Zahra berada di ambang pintu dapur Zahra tak sengaja sayup-sayup dia mendengarkan ummi dan Haikal berbicara. "Akhirnya masalah penjanjian beberapa tahun yang lalu selesai juga ya ummi!" ucap Haikal bernafas lega setelah meneguk segelas air.
Zahra yang mendengar itu mengernyit heran. "Perjanjian? Perjanjian apa?" gumam Zahra bertanya-tanya. Terdengar lagi ummi menyahuti ucapan Haikal.
"Kamu benar, nak. Kalau perjanjian itu tidak terjadi beberapa tahun lalu, ummi yakin hal ini tidak akan pernah terjadi. Keluarga Mubarak sangat baik kepada kita terutama pada kakakmu." Perkataan ummi jelas membuat perasaan Zahra di landa ke khawatiran.
"Ada apa ini? Apa yang aku tidak ketahui selama ini? Ummi menyembunyikan apa dariku.” pikiran negatif mulai menyelimuti kepala Zahra. “Perjanjian apa yang mereka bicarakan?”
**************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Rinjani
apa ada hub kenakalan Haikal atau kecelakaan iiii abu2 nih Thor
2023-01-03
0
Hendra Yenni
Mkn ada hubungannya dgn kecelakaan ayah zahra.
Keluarga arsyad yg menabrak, dan perjanjian itu
2021-10-23
0
Sweet Girl
aku juga bingung Zahra....
aku Ndak mengetahui apa apa....
serahin othor aja da.....
2021-04-28
0