BAB 17 : KEPOLOSAN ARSYAD YANG MENYEBALKAN!
*******************
Malam itu berlalu dengan mereka tidur saling memunggungi di tengah rasa canggung dan gugup mereka. Bahkan Zahra masih belum berani tidur dengan melepas jilbabnya. Masih butuh waktu sedikit lagi bagi Zahra untuk terbiasa dengan ke hadiran Arsyad.
Arsayd menggeliat dalam tidurnya. Mata itu mengerjap. sayup - sayup kumandang azan subuh membangunkannya. Arsyad membalikan badannya ke arah kiri dan terlihat punggung Zahra yang masih tidur membelakanginya.
Arsyad dengan perlahan turun dari ranjangnya. Dia memutari ranjang hinggga berada di sisi kiri ranjang Zahra. Dengan berjongkok Arsyad menatap Zahra yang masih memejamkan matanya.
Arsyad menopang dagu dengan tangan kanannya yang di tumpukan di dengkul kananya.
"Masya Allah, cantiknya istriku!" gumam Arsyad pelan, matanya tak berkedip bahkan tak berpaling menatap kecantikan dan keteduhan wajah polos Zahra yang tertidur.
Kepalanya yang masih tertutup kain hijab yang hanya di ikat simpul sedikit menujukan anak rambutnya.
Dengan ragu tangan Arsyad bergerak untuk menyetuh kepala Zahra. Tapi yang terjadi tangan itu hanya bisa menggantung di atas kepala Zahra tanpa berani mengelus puncak kepala Zahra.
Arsyad menghela napas kasar, "Huhh... Sabar Arsyad. Belum saatnya." gumam Arsyad mengingatkan dirinya.
Dia hanya takut jika dia terlalu terburu-buru Zahra malah akan menghindarinya. Dengan menghela napas pelan, Arsyad berdiri dan bergegas masuk ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu.
Setelah keluar Arsayd berniat membangunkan Zahra. Arsyad mengusap wajahnya yang masih basah oleh air wudhu dan dengan pelan sisa air wudhu itu ia cipratkan ke wajah Zahra.
"Zahra, bangun yuk!" panggil Arsyad lembut sambil terus mencipratkan sisa air wudhu di wajahnya. Hal itu tentu saja membuat mata Zahra berkedip dan dengan perlahan mata itu terbuka.
"Mas," panggil Zahra dengan nada serak khas orang baru bangun tidur. Arsyad tersenyum simpul, "Kita sholat subuh berjamaah, yuk!" ajak Arsyad yang di balas anggukan oleh Zahra.
"Iya, mas!" Zahra bangkit dari posisi tidurnya dan beranjak ke kamar mandi.
Untuk pertama kalinya, mereka sholat berjamaah dengan Zahra yang sudah mempunyai imam yang halal, dan Arsyad memiliki makmum yang halal.
Paginya Zahra menuju dapur untuk menyiapkan sarapan buat Arsyad dan lagi-lagi pria itu mengekor di belakangnya seolah tak mau melepaskan Zahra dari pandangannya sedikitpun.
"Mas, mau Zahra masakan apa?" tanya Zahra pada Arsyad yang berdiri di sampingnya.
"Terserah kamu aja, apapun itu asal kamu yang masak, aku pasti suka." ucap Arsyad dengan senyum yang mengembang.
Setelah sarapan Zahra dan Arsyad berencana menghabiskan waktu mereka hari ini berdua dirumah. Menikmati waktu bersama setelah menikah dan setelah bersama memutuskan memulai semuanya dari awal.
Karena ini hari minggu dan Zahra juga tidak membuka toko jadi dia bisa menghabiskan watku bersama Arsyad. Dia hanya berharap semoga rasa itu akan tumbuh bersamaan dengan mereka yang sering menghabiskan waktu bersama.
Katanya cinta juga bisa datang karena terbiasa. Tapi, sebiasa apapun jangan pernah salah menepatkan rasa cintamu pada seseorang. Jika dia tidak halal untukmu tentu bukan kewajibanmu untuk mencintainya.
Cinta memang tidak pernah salah, tapi terkadang manusia sering melewati batas dalam perihal cinta. Banyak dari mereka yang menganggap cinta sama dengan nafsu padalah dua hal itu sangat berebeda jauh.
Seperti cinta yang Arsyad miliki, cinta yang begitu tulus hingga dia menekan perasaan rindunya kepada Zahra dalam waktu yang sama. Apakah dia bisa memiliki Zahra lebih cepat sebelum saat ini? Tentu saja dia bisa.
Tapi tidak! Karena cinta yang Arsyad miliki bukanlah nafsu ataupun ke egoisan. Dia tahu waktu itu Zahra masih terlalu muda, dia masih memeliki impan dan cita-cita yang begitu besar.
Sosok Zahra yang mandiri dan memikat hati seorang Arsyad untuk pertama kalinya.
Namun, Arsyad lebih memilih menahan perasaan yang begitu menyiksa hatinya. Menyiksa jiwanya akan banyangan Zahra. Dia hanya ingin gadis yang dia cintai tumbuh dengan baik sesuai dengan keinginannya.
Dia hanya ingin Zahranya berjuang karena dia tahu Zahra tak akan membiarkan keluarganya mengemis kepada orang lain.
Banyangan akan masalalu itu berputar dalam memori Arsyad. Membuat pria itu tak kunjung melepaskan matanya dari memandang Zahra. Hatinya terasa berat rasa sesak dan rasa bahagia bercampur menjadi satu.
Antara mimpi atau tidak kini dia bisa memiliki Zahra sebagai istrinya.
Zahra masih terfokus pada filim yang di tontonya di layar televisi hingga dia tidak menyadari bahwa Arsyad terus menatapnya.
Bahkan dia juga tidak menyadari jika tangan mereka saling mengenggam erat. Lebih tepatnya Arsyad terus mengenggam tangan Zahra tanpa memberi celah tautan itu terlepas.
Hingga beberapa saat kemudian, Zahra mulai merasa tenggorokannya kering. "Zahra ambilin minum dulu ya!" Zahra berdiri beranjak pergi hingga.
Deggg...
Dia menyadari ada sesuatu menahannya dan saat dia menoleh. Dia melirik kearah tanganya yang masih tertaut dengan jari-jari Arsyad yang mengengamnya erat.
"Mas?" panggil Zahra pelan namun jelas dia terkejut. Hatinya terasa perih saat dia akhirnya menyadari jika mata Arsyad terus mengikutinya.
“Ada apa, mas?”tanya Zahra lirih. Dia kembali duduk di samping Arsyad. Lalu mengenggam tangan Arsyad.
Arsyad tersenyum getir. “Aku hanya takut jika aku melepaskan tanganmu, kamu akan meninggalkanku. Sungguh aku tidak bisa jika kamu menjauh dari padanganku.”hati Zahra bergetar.
Sungguh dia tidak bisa membayangkan apa arti dirinya bagi seorang Arsyad? Kenapa pria ini begitu takut kehilangannya.
“Zahra berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu. Jika suatu saat tautan tangan kita terlepas maka kamu harus mengapaiku kembali.”
Zahra mengusap lembut rahang Arsyad sambil tersenyum. Seolah menyakinkan pria itu bahwa dia tidak akan pernah meninggalkanya. Ada atau tidak ada cinta, dia akan tetap bersama Arsyad.
"Kamu mau kemana?" Arsyad bertanya saat Zahra melepaskan tangan Arsyad dan berdiri.
Zahra menggeleng kepala heran dengan sifat Arsyad.
”Tadi kan Zahra ambil minum,”
“Tidak usah! Jangan jauh-jauh dariku. Suruh bibi saja!”sela Arsyad memasang wajah cemberut yang menggemaskan.
“Tapi mas_,”
“Gak usah!”
Zahra mendengus kasar, “Baru saja dia bersikap romantis dan manja kenapa sekarang dia jadi menyebalkan sih. Sebenarnya suamiku ini spesies apa?”batin Zahra terheran-heran.
Zahra berdecak kesal, "Zahra cuman ke dapur, Mas!" kata Zahra sambil menggigit bibir bawahnya gemas. Gemas dengan tingkah suami polosnya ini.
"Yaudah ,aku ikut!" sela Arsyad cepat.
"Ya Allah. Tapi mas_,"
Arsyad menatap Zahra melas. "Aku ikut, ya?" katanya dengan tatapan memohon. Membuat Zahra semakin gregetan.
"Yaudah!" tukas Zahra cepat. Dan akhirnya Zahra berjalan dan otomatis Arsyad ikut bersamanya. Karena Arsyad sama sekali tidak membiarka tautan tangan mereka lepas. Membuat Zahra mati-matian untuk tidak mengumpat karena dia tahu dosanya mengumpat suami apalagi dalam hati.
Menuju dapur Zahra menghentak-hentakan kakinya kesal kelantai sambil menggerutu tak jelas."Mas... Lepasin tangan Zahra...," kini Zahra sudah dengan nada merengek. Namun Arsyad acuh seolah tak mendengar.
"Isshh...!" Zahra mencebik kesal, "Lepasin atau jangan pegang tangan Zahra lagi selamanya!" ancam Zahra karena sudah tak tahu lagi harus berbuat apa.
Dan benar saja sontak tautan itu terlepas, tentu Arsyad takut jika itu sampai terjadi.
Arsyad menggeleng cepat, "Tidak.... Tidak!" sela Arsyad cepat dengan tampang polosnya. Ralat! Mungkin pura-pura polos di hadapan Zahra.
Zahra mengerang kesal, "Ya ampun! Mimpi apa aku punya suami model begini!" gerutu Zahra.
Dia menggeleng frustasi membiarkan Arsyad terus menatapnya. Zahra mencoba membuat teh manis hangat.
Namun tiba-tiba tubuh Zahra menegang. Nafasnya tercekat jantungnya berdebar kencang membuatnya susah bernafas saat dia merasakan sebuah tubuh yang kekar memeluknya dari belakang dan sebuah tangan melingkari perut Zahra.
Siapa lagi kalau bukan Arsyad!
"MASS! BOLEHKAH AKU MENCEKIKMU!" teriak Zahra geram. Namun sayang itu hanya terjadi di dalam hatinya.
**************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Dhevy yuliana
hai hai hai jangan lupa mampir yuk di karya-karyaku berjudul
Suami Dingin Itu Adalah Guruku dan Story Of Yulianika
matur suwun
2022-02-23
0
Merzin Prismi
sabar ya zahraaaaa....
2021-12-15
0
Rini Akbarini
lho kok gtu...
harusnya bersyukur lho dipeluk suami tercinta...
gak banyak lho suami model arsyad...
hayo ngaku ada gak yg suaminnya peluk2 dari belakng seperti arsyad saat masak ???
jarang kan???
😍😍😍😍
2021-05-15
1