**************
Dua bulan telah berlalu setelah acara pernikahan Riswan dan Kirana (Istrinya). Zahra kini juga kembali pada kegiatan awalanya. Kuliah dan bekerja terlebih dia yang sudah berada di akhir semester dan akan segera menghadapi sidang skripsi jadi harus fokus pada pelajarannya.
Karena itu akhirnya lambat laun Zahra mulai mengikis perasaanya pada Riswan dan berusaha untuk menjauh. Terlebih usai mendengar kabar kepindahan Riswan dari rumah yang dulu ia tempati tepat di samping rumah Zahra.
Alasanya sang istri tidak suka tempat itu dan memilih tinggal di rumah papanya. Alhasil Riswan mengemas barang-barangnya dan ikut pindah ke rumah orang tua istrinya, tepat seminggu pernikahan mereka.
Para tetangga sekitar juga kurang menyukai kepribadian istri Riswan yang katanya terlalu sombong.
Kali ini Zahra tak hanya di sibukan oleh pekerjaanya saja, melainkan tugas makalah dari para dosen yang menumpuk membuat kepalanya serasa mau pecah.
Terlebih karena ada seorang dosen baru yang selalu menyulitkan Zahra dengan tugas yang bejibun.Seperti saat ini, dia harus di hadapkan kembali dengan tugas makalah dari dosen baru yang tampan, siapa lagi kalau bukan Arsyad.
"Masing-masing 5 orang perkelompok! Tugas makalah tentang Manajemen Keuangan! Di kumpulkan minggu depan, paham!" kata Arsyad dengan suara lantangnya. Membuat para mahasiswa menggerutu sebal.
Sedangkan Zahra, dia masih sibuk memikirkan buku-buku yang harus dia cari untuk referensi makalahnya hari ini.
Sebenarnya dia merasa sedikit terbantu dengan Arsyad sebagai dosen penganti untuk mereka karena berkat Arsyad, Zahra bisa lebih mengerti tentang pelajarannya. Penyampaian Arsyad yang lugas, tegas dan fokus membuat Zahra lebih gampang menyimpannya di memori kepalanya.
Saat Zahra tengah sibuk berkelana dengan alam pikirannya, seorang temannya menepuk bahu Zahra dari baris belakang. Membuat Zahra sedikit kaget, karena Zahra tipe pendiam dan tak banyak bicara saat berada di kampus.
"Zaaa!" tegur Lia, teman sebaris Zahra.
Zahra tergagap. "Eh-eh, iya!" Zahra menoleh kearah Lia.
"Ada apa Lia?" tanyanya.
"Lo mau gak jadi anggota tim kita? kebetulan kita kurang satu orang lagi."
“Huh?” Zahra membeo
“Aku?” lanjutnya menunjuk dirinya sendiri. "Kelompok kalian?" tanya Zahra tak yakin.
"Iya, bareng Kak Adnan, Nafisah, Kak Reza, Gue, sama Lo Zaa. Mau, ya?" tanya Lia dengan memasang wajah memohonnya.
Zahra melirik kebelakang Lia sudah berkumpul anggota yang Lia sebutkan tadi. Mereka tersenyum dan melambaikan tangannya kearah Zahra. Kecuali satu orang, Kak Adnan ketua kelompok.
Zahra hanya balas tersenyum, "Yakin mau ajak aku?" tanya Zahra memastikan.
"Yakinlah!" tegas Lia.
Zahra menghela napas dalam lalu menghembuskannya perlahan. "Baiklah!" kata Zahra sambil menampilkan senyum manisnya.
Zahra ikut bergabung dengan kelompok yang di pimpin oleh Kak Adnan berusia sekitar 24 tahun, mungkin? Setelah kelas Arsyad selesai Zahra dan kelompoknya mulai berdiskusi di kantin. Ya, kantin adalah tempat yang cocok. Makan sambil berdiskusi itu adalah kenikmatan yang HQQ bagi para mahasiswa.
"Kita bagi-bagi tugas!" celetuk Kak Reza lebih dulu angkat suara, padahal bukan dia ketuanya.
Pletak...
Sebuah sendok mendarat mulus di jidat kak Reza membuatnya meringis. "Kampret loo Adnan?! Kenapa kepala gue, lo timpuk ? Ntar keseksian kepala gue hilang gara-gara benjol gimana!" protesnya mendaramtisir.
"Lebay lo...! Kepala plontos juga, ganteng dari mana?" cibir Kak Adnan dengan ekspresi datar nya.
Ya kak Adnan termasuk senior yang femouse di kampus karena dia yang gayanya keren dan datar banget sedatar tembok dan dingin kayak kutub utara. Sekalinya bicara, bakalan panjang bikin merinding dengan di tambah ceramah dan kata-kata nyelekitnya.
"Disini gue ketuanya! Paham lo semua!" titah Kak Adnan dengan suara khasnya yang mengerikan membuat Zahra seketika merinding.
"Ya ampun, sadis banget nih senior?" batin Zahra gelisah. Tanpa sadar dia menelan saliva nya susah payah sangkin takutnya.
Nafisah dan Lia yang duduk di samping Zahra terkikik geli melihat ekspresi Zahra yang ketakutan. Nafisah menyikut tangan Zahra, membuat Zahra menoleh ke samping kirinya.
"Tenang aja, Kak Adnan bukan orang yang sadis kok!" bisik Nafisah di telinga Zahra. "Tapi dia orang yang kejam... Hihihihi..." sambung Nafisah disertai dengan kikikannya. Membuat Zahra semakin bergidik ngeri.
"Hentikan tawa kunti lo itu Nafisah!"sergah suara Kak Adnan membuat mulut Nafisah terkatup rapat. Kak Reza menggumamkan kata 'Syukurin' pada Nafisah yang dibalas delikam tajam oleh nya.
"Zahra!"
"I-iya, kak!" ucap Zahra tergagap kaget pasalnya Kak Adnan memanggil Zahra tiba-tiba dengan suara datarnya.
"Kamu bagian mencari referensinya."
"Iya kak."
"Pilih buku Manajemen Keuangan terbaik!"
"Iya kak." jawab Zahra lagi.
"Cari di perpus atau toko buku!"
"Iya kak."
Tiba-tiba kak Adnan membanting buku yang di pegangnya ke meja kantin hingga suara itu terdengar cukup keras mengagetkan semua orang. "Apa kau tidak bisa selain mengatakan, Iya!" sentak Kak Adnan. Membuat Nafas Zahra tercekat. Jantungnya berdetak sangat cepat, dia sudah sangat ketakutan.
"Maaf!" hanya kata itu yang bisa di katakan Zahra dengan kepalanya yang merunduk.
Tanpa mereka sadari ada seseorang yang memperhatikan mereka dari barisan meja kantin. Seorang pria yang sudah mengeram marah, tanganya terkepal erat. Dia sangat marah melihat orang yang di nantinya di bentak oleh orang lain. "Berani sekali dia membentak Zahra!" desis Arsyad marah. “Ingin rasanya ku patahkan tangan bocah itu!”
"Eitsss..., santai dong ketua! Sensi amat sih loo? Liat tuh member baru kita jadi ketakutan! Dia angota baru, dasar gak punya otak ya loo?!" hardik Kak Reza merasa tak terima karena Adnan bersikap berlebihan pada Zahra.
"Baiklah, baiklah. Kita bahas yang lain." elak Adnan mencoba mengalihkan pembicaran. Sekilas dia melirik pada Zahra yang hanya menunduk tak mau menatapnya. "Aku rasa aku memang sudah berlebihan padanya!"sesal Adnan dalam hati.
***************
Siang harinya sebelum pergi ke cafe tempatnya bekerja, Zahra menyempatkan diri untuk membeli beberapa buku yang dia butuhkan.
Perlahan kakinya menelusuri setiap rak dimana buku-buku tersusun rapi. Hingga iya menemukan buku yang dia cari, 'Prinsip Manajemen Keuangan' Zahra mengambil buku itu, dia membalikan buku itu untuk melihat bagian belakang sinopsis bukunya.
"Nah, ini dia buku yang aku cari!" seru Zahra senang.
Dia hendak berbalik, namun...
Tangannya bersenggolan dengan seseorang hingga buku Zahra dan buku yang orang itu bawa ikut terjatuh.
"Maaf!" kata Zahra, kemudian dia membungkuk untuk mengambil bukunya dan buku orang itu.
Namun alis Zahra mengkerut dan senyum geli terukir di bibirnya saat membaca judul buku yang di pilih orang itu 'Cara Meluluhkan Wanita Keras Kepala!' "Astaga, emang ada ya buku begini! Aku saja baru tahu!" batin Zahra geli.
Zahra menepuk sampul buku itu untuk menghilangkan debu yang menempel, "Ini buku Anda!"kata Zahra menyerahkan buku itu pada orang yang berdiri di sampingnya.
Zahra menoleh ke arah orang itu dan betapa terkejutnya ia. "Pak...,!" pekiknya membelalakan mata.
"Ya ampun, yang benar saja!"Zahra menutup mulutnya dengan kedua tangannya menahan tawa agar tak menggelegar.
"Anda membaca buku seperti ini? Tidak mungkin!" Wajah Zahra berasa melihat filim horor. Dia sangat kaget dan menggeleng tak percaya.
"Pak Arsyad! Bagaimana mungkin, Anda?"
"Aku bukan BAPAKMU!" teriak Arsyad langsung merampas buku itu dan melongos pergi dengan wajahnya yang merah menahan malu. Tawa Zahra langsung pecah ketika menyadari bahwa dia bisa menyaksikan ekspresi langka dari Arsyad. “Dia, menggemaskan!”gumam Zahra tersenyum geli.
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
*Jangan lupa Love dan likenya...
Thank you
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Rinjani
Adnan kenapa marah apa suka ma Zahra ..yaa Dosen baru marah krn Zahra di bentak waduh ketahuan baca buku menaklukan wanita😄😄🤣🤭
2023-01-03
0
Dhevy yuliana
hai hai hai jangan lupa mampir yuk di karya-karyaku berjudul
Suami Dingin Itu Adalah Guruku dan Story Of Yulianika.
Matur Suwun
2022-02-22
0
Wiwin Erya
hahahaha lucu
2021-12-17
0