Dosenku Suamiku
************
Orang bilang jatuh cinta itu adalah hal yang menyenangkan. Akan terasa membahagiakan jika orang yang kita cinta ternyata juga membalas cinta kita. Namun, akan terasa menyakitkan jika cinta kita bertepuk sebelah tangan. Atau mungkin, akan lebih menyakitkan jika orang yang kamu cinta dia juga mencintaimu namun kalian tidak bisa saling memiliki. Lalu bagaimana?
Semua itu harus di rahaskan oleh wanita muda bernama Zahra Khadijah Abdullah. Seorang mahasiswi jurusan Manajeman di usianya yang menginjak 22 tahun. Bersamaan dengan kesibukan kuliahnya tapi dia justru terjebak dalam sebuah rasa yang bernama CINTA.
Dia mencintai seorang pria yang dia anggap pria yang baik. Selama 6 bulan dia memendam cinta pada pria bernama Riswan Alfarisi. Pria yang tinggal tak jauh dari rumahnya itu telah mencuri hatinya.
Setiap hari Zahra akan memandangi Riswan dalam diam di saat mereka bertemu ataupun berpapasan. Cinta yang di simpannya terasa menyakitkan hingga akhirnya dia memutuskan untuk mengungkapkan isi hatinya pada Riswan.
Dia berpikir bahwa sebuah perasaan itu harus di ungkapkan. Hari sebelumnya dia telah membuat janji dengan Riswan agar bertemu dengannya di masjid setelah sholat Zuhur. Dia berniat mengatakan perasaannya pada Riswan secara langsung sebelum dia pergi bekerja.
Dan di sinilah mereka, duduk sedikit berjauhan dan terhalang tiang penyangga teras masjid.
“Ekhmmm...” Riswan berdehem karena Zahra tak kunjung bicara. Sedang dia juga ingin mengatakan sesuatu pada Zahra.
Riswan mengintip dari balik tiang penyangga. Zahra sedang meremas gugup gamisnya melihat Zahra tak meresponnya diapun kembali memanggil Zahra.
“Zahra?!”tegurnya
Membuat Zahra terbangun dari lamunanya. Dia bingung harus mengatakan bagaimana kepada Riswan.
“Ada hal apa?”tanya Riswan. Pria dengan kulit putih dan hidung mancungnya itu merasa heran dengan sikap Zahra yang terlihat gugup bertemu dengannya.
Zahra diam, hingga dia hanya mengatakan satu kalimat yang membuat Riwan tertegun dan diam membatu. “Aku ingin kamu jadi imamku.”
Deg,,,
Riswan tahu apa maksud dari perkataan Zahra, dia mengerti dengan jelas bahwa saat ini Zahra sedang mengutarakan perasaannya.
Detak jantung Riswan maupun Zahra berkali lipat cepatnya. Debaran jantung yang mendominasi situasi mereka yang terasa cangung dan kikuk.
Zahra menunduk dengan pipinya yang bersemu merah. Dia akui jika dia merasa malu, tapi dia juga merasa lega dalam hatinya. Paling tidak Riswan sudah tahu perasaannya.
“Zahra,”panggil Riswan terdengar lirih. Zahra menunggu kalimat lanjutan Riswan dengan perasaan gelisah dan harap-harap cemas. “Aku juga ingin kamu jadi makmumku. Tapi, mungkin kita tidak di takdirkan untuk bersama.”
Zahra tertegun mendengar ucapan Riswan. Dia senang karena Riswan juga mengingikan Zahra menjadi makmumnya itu artinya Riswan juga menyukainya. Tapi, apa maksdunya mereka tidak bisa bersama. Pikir Zahra.
“Apa maksudnya, kak?” dia bertanya, dengan perasaan tak karuan Zahra menoleh menatap Riswan yang ternyata sudah berdiri dan berjalan ke arahnya. Riswan berhenti tepat di hadapan Zahra.
“Maaf, Zahra. Dua hari lagi aku akan menikah.”
Oksigen Zahra seketika terampas begitu saja, hatinya terasa begitu sesak. Detik itu juga hati Zahra di hancurkan berkeping-keping oleh Riswan cinta pertamanya. Pria yang dia harapkan menjadi imam dalam hidupnya. Sekarang yang dia lihat pria itu menyodorkan sebuah kartu undangan di hadapannya.
“Kak Riswan bercanda? Ini tidak lucu kak.”sela Zahra dengan suara bergetar menahan tangis.
Riswan menatap Zahra pilu. “Zahra, aku juga ingin kamu yang menjadi makmumku. Tapi maaf, dua hari lagi aku harus menikah. Kita tak akan bisa bersama.”wajah Zahra berubah pias. Dengan setitik air mata yang tergenang di sudut matanya.
“Aku harap kamu bisa datang di acara pernikahanku. Maafkan aku!”Riswan meletakan undangan pernikahnya di pangkuan Zahra dan pergi meninggalkan Zahra yang masih terdiam tanpa ekspresi.
Riswan pergi, pria itu juga menangis. Hatinya juga ikut terluka karena dia harus menyakiti perasaan wanita yang juga dia cintai.
Tapi, dia bisa apa? Pernikahan ini juga bukan keinginannya. Bukan kehendaknya melainkan titah dari keluarga dan orang tuanya.
Perjodohan yang telah di atur oleh keluarga besar Riswan. Keluarga kaya dan terpandang. Apa kalian kira keluarga kaya itu 100% akan hidup bahagia? Tak akan bisa di jamin.
Karena sebagian besar dari mereka lebih mementingkan kehormatan, tradisi, pandangan orang juga status dan harta.
Mereka sama sekali tak peduli pada kebahagiaan anak-anak mereka. Mereka yang berpikir bahwa harta bisa membahagiakan anak. Belum tentu seperti itu, harta memang penting.
Tapi, kasih sayang dan keberadaan orang tua yang merestui perjalanan anaknya juga sangat mereka butuhkan. Bukan hanya harta, tapi juga kasih sayang.
Riswan mencintai Zahra, itu memang benar. Tapi, apa yang bisa dia lakukan. Dia juga tidak ingin membantah orang tuanya hanya untuk kebahagiaanya. Dia bisa melawan, tapi dia tidak bisa membuat orang tuanya jatuh sakit karena ulahnya.
Dia sudah di jodohkan dengan perjanjian bisnis antara keluarga. Dia akan menikahi wanita yang tidak dia kenal dan juga tidak dia cintai. Apa yang bisa dia lakukan selain menerima?
Ya, mungkin memang benar. Cinta tak harus memiliki karena mungkin saja suatu saat kita akan menemukan cinta yang tak pernah kita sangka. Yang tak terduga, sekarang selain pasrah dan mengikhlaskan kita tak bisa berbuat apapun.
************
Wanita itu adalah mahkluk yang teralu mudah untuk menyenangkannya tetapi juga sangat mudah untuk menyakiti hatinya. Mudah membuat mereka tersenyum namun juga mudah membuat mereka menangis.
Hati mereka akan terlalu rapuh ketika di hadapkan oleh perasaan cinta, kekecewaan, yang teramat dalam.
Wahai wanita mengapa kamu begitu sakit saat kamu tidak memiliki dia yang kamu cintai?
Mengapa kamu menangis saat cintamu tak terbalas?
Apa karena kamu terlalu lemah?
Atau karena kamu terlalu bodoh?
Tentu saja tidak!
Jawabannya adalah....
Karena kamu....
Terlalu TULUS dalam MENCINTAI
Padahal apa yang kamu anggap baik belum tentu dialah pilihan terbaik Allah untukmu.
Namun kamu terus memaksakan diri mencintainya. Bukan salah kamu, karena cinta datang tanpa di undang dan membuatmu lupa bahwa cinta juga bisa mengelabuimu.
Kamu yang memilih namun akhirnya kamu juga yang tersakiti.
Mengapa tidak kamu serahkan kepada dia (Allah) yang memiliki hati semua hambanya?
Jika memang doa dalam sujudmu tidak juga dapat membuka hatinya, maka ikhlaskanlah.
Lepaskanlah yang baik demi mendapatkan yang lebih baik sesuai dengan apa yang kamu butuhkan bukan sesuatu yang hanya kamu inginkan.
Kesedihan meliputi hati dan pikiran Zahra hingga dia memilih mengambil cuti kerjannya. Dia memilih beristirahat di rumah, menangis hingga malam.
Dia merutuki dirinya yang begitu bodoh telah jatuh cinta. Apalagi dia merasa dia telah mencintai orang yang salah.
Bagaimana bisa Riswan memintanya untuk datang ke acara pernikahanya. Apa pria itu sama sekali tidak memikirkan hati Zahra.
Hingga akhirnya Zahra terlelap dalam tidurnya dengan posisi duduk bersandar di kepala ranjangnya dengan masih menyisakan jejak air mata yang sudah mulai mengering serta mata sembabnya.
Subuhnya zahra terbangun saat mendengar kumandang azan. Matanya mengerjap menyesuaikan cahaya lampu, tangannya berusaha menutup cahaya lampu yang bersinar tepat diatasnya.
Setelah beberapa menit Zahra akhirnya bisa menurunkan tangan kirinya yang sedari tadi berada di depan mata nya menghalau cahaya.
"Awwwsss!" ringis Zahra saat mencoba bangun dan merasakan nyeri di pinggang dan juga lehernya karena tidur dalam posisi duduk bersandar.
"Astagfirullah.... pegel banget badan aku!" keluhnya.
Kemudian berusaha merenggakan otot lehernya mencoba memiringkan ke kanan dan ke kiri, perlahan nyeri itu hilang. Dan dengan perlahan Zahra bangun dari ranjang segera bergegas ke kamar mandi mengambil wudhu dan melaksanakan sholat subuh.
Pagi harinya jam 07.30 Zahra bersiap-siap pergi ke kampus. Setelah mandi dan berpakaian rapih Zahra duduk di depan meja riasnya untuk berdandan. Zahra tersenyum miris menyaksikan pantulan wajahnya di cermin.
"Menyedihkan kamu Zahra!" gumam Zahra lirih pada dirinya sendiri.
Mata sembab dan wajahnya yang pucat menunjukan betapa menyedihkannya Zahra kali ini.
Bagaimana tidak? Dia baru pertama kali mencintai dan cintai itu juga yang membuatnya tersakiti.
Zahra terkekeh bukan karena bahagia, tapi karena dia berusaha menutupi kesediahannya, " Bukan begini caranya Zahra! Kamu percaya Allah dan inilah ujian yang harus kamu hadapi. Selalu ada hikmah di setiap pristiwa." Ingatkan Zahra pada dirinya sendiri dan kembali berusaha tersenyum.
Setelah mengoles bedak tipis di wajahnya dan memakai Hijabnya Zahra berdiri tegak di depan cermin itu. Kemudian dia memakai tas selempangnya, dan tersenyum cerah di depan cermin.
"Bismillah, waktunya menunjukan pada dunia bahwa aku sudah baik-baik saja.”tutur Zahra kembali bersemangat seolah berusaha melupakan rasa sakit yang di terimanya kemarin sore. Kenyataan yang sangat buruk.
Zahra tersenyum cerah saat keluar dari kamarnya dia melihat Ummi dan Adiknya sedang menyiapkan sarapan. Dia berjalan mendekat ke arah Umminya
Cup
Satu kecupan sayang mendarat di pipi Umminya yang sedang menata piring di meja makan yang berada tepat di depan kamarnya.
Rumah yang tak terlalu besar itu bergabung dengan ruang tamu dan juga meja makan yang hanya terhalangi oleh sofa tamu saja.
"Pagi Ummi ku tersayang, bidadari syurgaku." Sapa Zahra pada Umminya yang di balas kecupan hangat di pipi kiri Zahra. "Pagi Malaikat Syurga Ummi!" ucap Ummi dengan senyum yang menenagkan.
"Dih, Haikal dicuekin mentang-mentang udah ada kak Zahra!" protes suara itu yang tidak lain adalah Haikal (adiknya) yang sibuk menuangkan Nasi Goreng ke piring.
Zahra terkekeh, "Ulu...ulu... ada yang cemburu nih? Malu sama umur pak!" goda Zahra dengan mengedipkan matanya pada Haikal.
Haikal mendelik kesal ke Zahra, "Enak aja! Haikal tuh masih muda tahu! Masih di deminin sama dedek-dedek gemes lagi... wleekkk" balas Haikal yang tak mau kalah.
"Bodo amat!" kata Zahra yang sudah memberengut membuat Ummi dan adiknya tertawa melihat wajah Zahra yang menggemaskan saat kesal.
Setelah sarapan Zahra dan Haikal pergi ke sekolah mereka masing-masing. Sekolah mereka berbeda arah, Haikal yang masih menduduki bangku SMA kelas 2 harus pergi dengan menggunakan angkot. Sedang Zahra harus ke kampus dengan menggunakan motor matic nya.
Dalam perjalanan raut wajah Zahra berubah menjadi murung kembali. Tak ada senyum yang cerah seperti tadi pagi, perlahan air matanya kembali turun. Dia tidak lagi menghapus air mata itu toh wjaahnya kini tertutup helm.
Wanita sangat suka membohongi perasaanya . ketika bibirnya berkata bahwa dia baik-baik saja padahal nyatanya dia sedang tidak baik.
Wanita itu penipu ulung yang cukup buruk, tapi sebagian dari mereka banyak yang sudah handal. Diam diam menyimpan rasa sendirinya lalu berujung mengakhiri hidup karena selalu berpikir bahwa mampu menahan beban hati sendiiri.
Nyatanya lebih baik kita menangis dan melampiaskan kemarahan kita dari pada memendam rasa sakit itu.
Seperti Zahra, dia memilih untuk melampiaskan semuanya dalam bentuk air mata. Namun, satu hal yang harus Zahra tahu. Bahwa habis gelap terbitlah terang, setelah semua air matanya pasti Tuhan telah persiapkan kebahagian untuknya suatu saaat nanti.....
Xxxxxxxxxxxxxxxxx
#Bersambung....
Terima kasih sudah mampir...
jangan lupa tekan love nya yakk... like juga... bantu share ya teman2....
See youuuu....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Rinjani
baru baca ee di tolak ma cinta pertama eee mau nikah patah hati deh
2023-01-03
0
Kimie Meonk
Dateng aj Zahra... aq jga prnh ngalamin dulu.. aq DTG n pura2 bahagia.. dgn berbinang SMA cek lain biar di kira move on. tpi hati spa yg tau.. bahkan smpe skrg pun rasa itu msh ad... tersimpan rapi dana...🤫🤫🤫 jdi curhat . huuuuh... lanjut BCA aah!!!
2022-01-24
0
Fara Khailda
br bc udah melow gini😔perih bngt pertama x mengenal cinta malah air mata yg didpt😭😭😭😭
2021-09-13
0