"Assalamualaikum kamu lagi apa?" tanya Adam dengan senyum manisnya pada Nisa ketika ia video call pada malam sebelum Nisa tidur.
"Wa'alaikumussalam mas, aku lagi istirahat aja sih mas sendiri itu lagi di mana rame banget kayaknya?" ujar Nisa penasaran mendengar keramaian.
"Mas lagi makan sama teman-teman mas tuh tuh kamu lihat kan?" sahut Adam memperlihatkan kamera ponsel nya pada teman-teman nya.
"Hallooo Nisa... "sapa teman-temannya Adam serempak menyapa pada Nisa.
Satria merebut ponsel Adam. "Aduh De makin cantik aja sih Abang jadi geme...s deh sama kamu.." goda Adam pada Nisa.
Nisa yang begitu masih kurang akrab dengan teman-teman calon suami hanya menjawab dengan senyuman. "Aduh De senyuman kamu bikin hati Abang meleleh." masih menggoda Nisa.
Adam merebut paksa ponselnya dari tangan Satria. "Goda-goda calon istri orang mau saya SP kamu!" ancam Adam
"Sorry... pak ketua hehe."
"Maaf ya Nisa teman mas suka gitu maklum dia playboy cap cicak." ucap Adam saat ponselnya kembali di rebut dari tangan Satria.
"Enak aja elu ngatain gue Playboy cap cicak, mentang-mentang udah dapetin Nisa, ah gue kalah cepet sama elu Dam curang elu." gerutu Satria.
"Kalau jodoh gak akan ketukar kawan, nikmati masa jomblo mu." ejek Adam.
"Si alan elu, Nis kamu harus yakini dulu kalau mau nikah sama mas Adam mu ini dia itu mantan nya banyak!" teriak Satria cengengesan.
"Beneran mas yang di bilang sama Abang satria itu, kok aku gak tahu sih." tanya Nisa penasaran.
Adam melempar Satria dengan sendok yang di pegang nya dan Satria mengaduh kesakitan. "Jangan percaya sama omongan syaiton, kamu percaya sama mas, saya gak bakal bohongi kamu." aku Adam yang sebenarnya.
"Bang ada laporan ini dari para warga kalau di daerah x jalan y ada tawuran dan sangat meresahkan warga disana dimana mereka membawa banyak senjata tajam." ucap rekan Adam melaporkan pada Adam dengan tergesa-gesa setelah ia menerima laporan dari warga.
"Siapkan semua peralatan yang kita butuhkan, tambah pasukan tim kita dan segera laksanakan!" titah Adam dengan tegas.
"Siap 86" serempak semua menjawab dengan tangan menghormat.
Dengan buru-buru Adam mempersiapkan dirinya, "Nisa udahan dulu ya kita lanjutkan nanti, Tut Tut Tut." ponsel pun di matikan meninggalkan Nisa yang sedang bingung.
"Mas Adam ada apa ya genting banget kayaknya, lindungi selalu mas Adam ya Allah dimana pun dia berada, amiin." gumamnya mendoakan Adam.
***
Beberapa hari kemudian
Tok... tok... tok. Gedoran pintu membangunkan Nisa yang tengah terlelap dalam tidurnya. "Siapa sih malam-malam gedor pintu gini." Nisa melihat jam dinding menunjukkan pukul 2 dinihari, dengan takut ia melangkah ke depan pintu ingin tahu siapa yang datang tengah malam begini.
Terdengar suara pelan dan lemas memanggil nama Nisa. "Seperti suara mas Adam, ngapain mas Adam malam-malam manggil-manggil aku?" dengan bingung Nisa pun memberanikan diri untuk membuka pintu depannya itu. Saat di buka alangkah terkejutnya Nisa, "Mas Adam... kamu kenapa mas?" tanya Nisa panik melihat wajah Adam yang babak belur penuh luka dan darah.
"Tolong mas Nis bawa saya masuk kedalam, saya takut ganggu orang tidur di sini ini masih malam." pinta Adam dengan pelan dan suara lemas.
"Ishh kamu mas udah babak belur begini masih aja mikirin orang." gerutu Nisa sebal lalu Nisa pun memopoh tubuh Adam yang terkulai lemas membawa nya untuk duduk di sopan ruang tamunya.
"Kenapa mas apa yang terjadi sampai kamu terluka seperti ini?" tanya Nisa semakin panik saat melihat wajah Adam yang penuh dengan luka.
"Mas tadi pas pulang bertemu dengan banyak preman mereka langsung mengeroyok mas dan membawa tas berisi peralatan yang saya bawa setiap hari dan handphone mas juga ada di tas itu." jelas Adam merintih.
"Ya udah sekarang mas gak usah mikirin macem-macem dulu, mending kita ke rumah sakit aja ya kita obati dulu luka nya." ajak Nisa penuh perhatian.
"Gak usah kerumah sakit, biar di obati di sini aja, ini luka biasa kok di bersihkan pakai air anget juga mendingan lagian ini juga udah malam." tolak nya lembut.
"Tapi mas aku khawatir kalau lukanya parah kalau kamu gak mau ke rumah sakit." ujarnya penuh kecemasan.
"Gak usah gak apa-apa." masih tidak mau.
"Ya udah aku obati aja ya, sebentar aku bawa dulu obat nya. ucap Nisa lalu ia pun dengan cepat membawa air hangat untuk membersihkan lukanya dan membawa obat dari kotak p3k.
Adam membuka baju seragamnya yang begitu membuat nya tidak nyaman, hanya kaos dalam dan celana seragam yang ia pakai saat ini.
Dengan sigap Nisa membersihkan luka Adam dan penuh perasaan memberikan ia obat pada luka yang terlihat lebam dan sobek. "Aww" pekik Adam saat Nisa membersihkan nya dengan cairan alkohol.
"Sakit mas, tahan ya ini gak bakal lama kalau mas bisa tahan sakitnya, biar gak infeksi luka kamu nya nanti." jelas Nisa lembut.
Membuat Adam tersenyum bahagia mendapatkan perhatian dari orang yang terkasih.
"Apa mas punya musuh atau orang yang pernah bermasalah dengan kamu mas, aku kok jadi takut ya khawatir aja kalau kamu kenapa-kenapa." tanya Nisa saat ia serius mengobati luka Adam.
Adam tersenyum kecil, "Mas merasa tidak memiliki musuh tapi pekerjaan mas berhubungan dengan banyak kejahatan mungkin salah satu di antara penjahat itu tidak terima sehingga mereka membalas dendam nya." jelas Adam santai.
"Mas kok santai banget sih dengan kejadian ini apa mas gak takut kalau mereka berbuat jahat lagi." ucap Nisa khawatir.
saya gak mau buat kamu takut dan khawatir saya juga akan mencari tahu siapa yang berani memukul saya dan apa alasannya.
Adam tersenyum, "Tenang aja ada Allah yang selalu menjaga kita." ujarnya pasti.
Nisa tidak bisa berkata-kata lagi mendengar nama Tuhan yang di bawa itu sesuatu yang pasti, pasti Allah yang selalu menjaga kita, selalu berdoa dan selalu dekat dengan Nya.
"Emh Nisa, mas malam ini nginep disini bolehkan? Kunci kontrakan mas di dalam tas sedangkan tas nya kamu tahu sendiri." ucapnya penuh permohonan.
"Ya kalau mas mau tidur di sofa sih gak apa-apa, aku kasih ijin sebelum mas minta kunci cadangan sama ibu kontrakan." jawab Nisa mengijinkan.
"Iya gak papa di sofa juga nyaman kok yang penting mas bisa istirahat malam ini." ucapnya sambil tiduran di sofa dan memejamkan matanya.
"Ya udah mas istirahat aja, luka nya udah aku obati semoga besok mas udah sehat lagi ya." ucapnya lembut.
"Terima kasih ya.." jawab Adam dengan tersenyum.
Nisa pun meninggalkan Adam setelah memberikan nya bantal dan selimut, membiarkan Adam untuk beristirahat. Waktu sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Sedangkan Nisa pergi ke kamar mandi mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat malamnya.
Setelah sholat nya selesai Nisa melihat kembali keadaan Adam yang sudah tertidur dan menyelimuti tubuh Adam dengan selimutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Siti Sopiah
jangan jangan suruhan pak rangga ya
2021-05-09
0
Ami Salmi
kyk nya suruhan pk rangga
2021-04-20
0
Darsih suranto
resiko jd polisi gitu y ternyata
2021-03-15
0