Di dalam kamar yang berukuran sedang, bersih dan nyaman walaupun penghuni nya jarang menempati kamarnya namun ibu Andini selalu membersihkan kamar itu setiap hari.
Nisa langsung merebahkan tubuhnya yang lelah pada kasur yang dulu selalu ia tempati rasa kangen pada kasur saat ia masih tinggal bersama ibunya membuat ia tertidur pulas karena tadi pagi Nisa bangun pagi-pagi sekali.
Pukul dua Nisa terbangun dalam tidur nya ia pun mengucek matanya yang masih sangat mengantuk, namun ia teringat belum melaksanakan kewajibannya menunaikan shalat dhuhur nya.Nisa pun beranjak bangun dari tempat tidur nya.
Setelah kewajiban nya ia laksanakan Nisa termenung dalam lamunan mengingat apa yang membuat nya datang kerumah ibunya ini. Ada kesedihan di dalam hatinya yang membuat ia seketika ingat dengan tetangga yang selama ini ia kenal.
Ada sedikit kecewa Nisa pada ibu nya yang akan menjodohkan ia dengan laki-laki Yang sama sekali tidak ia kenal. Tak habis pikir ibunya berniat seperti itu.
3 jam perjalanan yang ia tempuh membuat badan nya terasa lelah, ketika Nisa sedang memijat mijat kaki nya yang terasa pegal ia di kaget kan dengan suara ponselnya yang berdering sangat keras. Melihat panggilan telpon nya ia pun mengangkat nya dengan cepat.
"Hallo assalamualaikum Nisa elu benar-benar ya jadi temen enggak ada akhlak banget sama gue nis." kesal Rahma pada Nisa yang tidak mengajak nya ke Bandung
Nisa menjauhkan ponselnya dari telinga nya karena suara teriakan dari sahabatnya itu, setelah dia berhenti bicara Nisa pun menjawab nya "wa'alaikumussalam salam maaf Rahma tadi gue lupa kirain lu enggak serius mau ikut gue ke Bandung, sorry." ucapnya
"Tadi gue ke tempat lu sama si Aldo eh lu nya enggak ada untung di kasih tahu sama pak polisi tetangga lu kalau pulang ke Bandung, eh dia kayak kaget pas gue bilang kalau lu mau di jodohin." ucap Rahma pada Nisa yang aneh melihat pak polisi itu terlihat dari sikap nya.
"Kenapa juga elu mesti bilang kalau gue mau di jodohin begitu, lagian gue enggak bakal lama kok disini paling dua hari udah gitu gue balik lagi ke Jakarta gue juga kerja elu tahu sendiri kan." jawab Nisa asal, ntah kenapa Rahma menyebut pak polisi itu merasa Nisa begitu sedih jika mengingatnya.
Setelah telponan dengan Rahma selesai Nisa pun beranjak naik pada kasur nya lagi ia merebahkan tubuhnya memandang langit-langit kamar, sekilas terbayang wajah mas Adam.
"Mas Adam andai saja yang melamar aku itu kamu mas aku pasti langsung terima, tapi itu enggak mungkin aku saja tidak tahu kamu ada perasaan atau tidak sama aku." ucapnya dalam batin
Tok tok tok suara pintu di ketuk terdengar oleh Nisa."Nisa bangun nak ayo kita makan dulu." Suara ibu Andini mengajak anaknya untuk makan.
Nisa pun keluar kamar dan menghampiri ibu dan adiknya di tempat makan.
***
Keesokan harinya Nisa tengah sibuk membantu ibunya membuat kue untuk para tamu yang nanti malam akan datang, walaupun acara nya hanya pertemuan sahabat ibunya namun setidaknya mereka harus menyiapkan makanan untuk para tamu nanti.
Nisa bertugas untuk memanggang kue nya dalam oven di bantu oleh Dimas yang kebetulan hari ini dia libur sekolah. Banyak cerita dan candaan ketika mereka bersama dan sesekali mereka saling adu mulut tak mau kalah, membuat ibu Andini merasa kesal.
Mengawali pembicaraan dengan ibunya yang sedang mengadoni kue nya Nisa pun bertanya."Bu sahabat ibu itu tante melati ya yang waktu itu kita ketemu?".
"Iya nak tante Melati itu, kita ketemu waktu reunian temen kampus ibu." sahut ibu tanpa memandang wajah Nisa karena sibuk.
"Bu apa ibu yakin mau menjodohkan aku dengan anak nya Tante Mel." tanya Nisa pelan dan hati-hati.
Ibu Andini menatap sesaat pada wajah Nisa lalu ia pun tersenyum. "Nisa ibu enggak akan maksa kamu kok, ibu cuma mau memperkenalkan kamu saja dengan anak Tante Mel, itu pun Tante Mel yang mau."
"Maaf Bu Nisaaa." belum sempat bicara ibu nya pun kembali bicara pada Nisa.
"Kamu tenang saja ibu sama Tante Mel enggak akan maksa kok sama kamu ataupun anaknya Tante Mel kalau kalian tidak mau, tapi kalau kalian suka dan mau alhamdulilah ibu bersyukur." jawab ibu Andini dengan senyuman nya.
"Cie kak Nisa mau nikah euy." sahut Dimas cengengesan yang langsung kena lemparan lap pada wajahnya oleh Nisa.
"Ih kak Nisa wajah tampan aku jadi kena lap ini." gerutu Dimas kesal akan kakaknya itu.
"Habis nya kamu ledekin kakak mulu, kamu seneng ya kalau kakak nikah biar kamu enggak ada yang ganggu." pekik Nisa kesal pada adik kandung nya itu.
"Sudah-sudah kalian jangan ribut mulu ayo cepat selesaikan kerjaan kalian Tante Mel dan keluarga nya bakal datang sore ini." omel ibu Andini pada kedua anaknya itu.
***
Sore hari setelah persiapan acara membuat kue selesai dengan rapi dan untuk makan besar nya pun sudah tersaji di atas meja makan. Ibu Andini yang melihat anak nya belum siap menyuruh Nisa agar cepat mandi dan berdandan.
"Nisa ayo kamu mandi lalu siap-siap sebentar lagi tante Mel dan keluarga sampai, kamu dandan yang cantik ya." perintah ibu sambil tersenyum
***
Di tempat keluarga Tante Melati
Adam yang telah selesai dari pekerjaan nya langsung berangkat ke Bandung untuk bertemu dengan kedua orang tua nya yang telah sampai lebih dulu di rumah tantenya, adik kandung dari mama nya itu, Adam mendapat pesan dari mama nya ingin bertemu disana.
Sedikit terlambat karena pekerjaan nya tadi tidak bisa di tinggalkan begitu saja, mengingat dia adalah seorang polisi. Mamanya pun terus-menerus menelpon nya. Dengan mengendarai sebuah motor ninja Adam pun dengan cepat melajukan motornya supaya cepat sampai.
Beberapa jam kemudian Adam pun sampai di Bandung, memarkirkan motor nya di depan halaman rumah tantenya itu lalu Adam pun mengetuk pintu untuk menemui mama dan papanya yang berada di dalam.
"Assalamualaikum." ucap Adam sambil mengetuk pintu berkali-kali.
"Wa'alaikumussalam sebentar." terdengar sahutan dari dalam rumah menandakan bahwa ada orang disana
Pintu pun terbuka seorang pelayan tantenya yang bernama bi Inah tersenyum melihat seorang laki-laki yang ada di depan nya.
"Eh aden Adam ya, apa kabar den dah lama sih enggak pernah kesini tambah ganteng aja sih den." puji nya senang melihat keponakan majikan nya datang
Adam tersenyum, "baik bi, saya sehat terima kasih pujian nya." sahut Adam membalas ucapan pembantu tante nya itu. "Mama dan papa ada di sini kan bi?" tanya Adam
"Ada den mari silahkan masuk nyonya melati dan tuan Bram ada di dalam bersama nyonya Karina." jawab bi Inah sopan.
Adam pun langsung masuk menemui mama papa dan tantenya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Hany Hutagalung
hehehe...
deg degan nih 🤭🤭
2021-07-16
2
Lasmi Kasman
kok aku yg senang
2021-07-02
1
Niniek Triana Wardhani
koq wangalaikumsalam. seharusnya kan waalaikumsalam
2021-03-17
0