"Mas kenapa kok malah diem terus senyum-senyum sendiri gitu? Ada yang lucu?" tanya Nisa bingung.
Adam malah melanjutkan senyuman itu. "Gak apa-apa kok mas cuma lagi senang aja bisa diperhatikan sama calon istri." ujarnya gombal.
Nisa cemberut, "Aku gak nyangka ternyata mas yang aku tahu cowok jutek dan cuek itu ternyata aslinya tukang gombal."
Adam tersenyum, "Mas bukan tukang gombal ah ini dari isi hati yang mas rasakan, gak tahu kenapa melihat kamu tersipu malu gitu bikin hati Abang meleleh de." goda Adam pada Nisa.
Nisa memukul lengan Adam. "Ih apaan sih?" Nisa dengan mimik muka yang imut.
Adam menatap Nisa penuh cinta dan ketika Adam menatap nya Nisa pun menatap nya tak sengaja dan membuat nya menjadi salah tingkah. "Ngomong-ngomong tadi mas bilang ada yang mau di sampaikan, apa mas?" tanya Nisa mengalihkan perhatian saat gugup di hatinya.
"Ah iya mas jadi lupa!" ucapnya sambil tepok jidat. "Gini orang tua kita mama sama ibu kamu sudah mendapatkan waktu yang tepat untuk hari pertunangan kita nanti, seminggu lagi kita akan bertunangan, jadi kamu harus ijin dari kegiatan kamu selama 2 hari." jelas Adam pada Nisa.
Nisa tersenyum dan hanya mengangguk tanda setuju.
"Dan nanti kita pulang ke Bandung bersama-sama ya, kita berangkat pagi saja, bagaimana?" tanya Adam.
"ok" seru Nisa.
***
Pagi ini Nisa dan Adam tengah bersiap-siap untuk berangkat ke Bandung menggunakan mobil Adam yang terparkir di depan kontrakan mereka. "Mas ini mobil kamu mas?" tanya Nisa
"Iya" jawab Adam datar.
"Aku baru tahu kalau ini mobil kamu mas, aku sering lihat mobil selalu terparkir rapi gak pernah di pake aku kira ini mobil bukan punya kamu!" ujarnya.
"Saya gak suka bawa mobil lebih sering bawa motor kalau berangkat kerja lebih simpel." jawab nya.
"Hemm iya sih Jakarta kan sering macet kalau bawa mobil bisa ribet ya."
Adam hanya tersenyum menatap sekilas wajah cantik Nisa pagi ini. "Kamu cantik." pujinya.
"Hadeh.... gombal!" Nisa melengos kan wajah nya ke samping kaca mobil ia tidak ingin wajah merona nya terlihat oleh Adam.
"Lho mas kok malah berhenti ini kan Mash jauh?" tanya Nisa pada Adam saat mobil di berhentikan di sisi jalan.
"Kita cari makan dulu ya mas lapar tadi cuma minum air putih saja." ucapnya menjelaskan.
"Kamu mau makan apa?" tanya Adam.
"Emh kita makan di restoran Sunda aja mas biar kita gak usah nyebrang lagi." tunjuk Nisa pada salah satu restoran yang ada di depan nya.
"Ok" Adam menyetir kembali kendaraan nya dan masuk area parkir restoran yang di tunjuk.
Mereka pun masuk dan memesan makanan yang mereka inginkan, setelah makan nya usai Adam meminta ijin ke toilet. "Mas ke toilet dulu ya kamu tunggu sendiri di sini gak papa ya?"
"Iya gak apa-apa, tapi mas jangan lama-lama ya." pintanya
Saat Adam ke toilet dan Nisa menunggu nya sendiri di teras depan restoran karena sudah selesai makan nya.
Ada seorang bapak yang juga sedang menunggu istrinya di dalam. "Neng lagi nunggu orang ya?" tanya bapak itu.
Nisa tersenyum. "Iya pak" jawab Nisa singkat.
Ketika Nisa sedang ngobrol dengan bapak itu Adam yang sudah selesai datang mendekat ke arah Nisa dan tersenyum.
"Si neng cantik banget ade nya ya a?" tanya si bapak tua itu. "Kalau bapak punya anak bujang bakal bapak kenalin da resep lihat nya teh, udah mah cantik murah senyum lagi." pujinya.
Adam melengos tidak suka pada si bapak tua itu. "Ayok Nisa kita berangkat lagi." ajak Adam kesal.
Nisa tersenyum melihat sikap Adam, dan pamit kepada bapak tua itu sopan.
Di dalam mobil Adam yang diam saja membuat Nisa bertanya, "Kenapa mas kok diem terus sih, mas sakit atau cape?"
Adam hanya melirik ke arah Nisa sekilas. "Mas marah sama aku ya? Emang salah aku apa mas kok jadi marah!"
"Saya sebal sama si bapak tadi udah ajak kamu ngobrol terus dia bilang mau jodohin kamu terus itu lagi dia bilang kamu Ade saya, setua itu kah saya terlihat di mata bapak itu?" ucapnya kesal.
Nisa hanya tersenyum manis kepada Adam. "Gak tua kok mas tapi dewasa." ucap Nisa cekikikan.
Adam semakin menekuk wajahnya sebal karena Nisa malah di buat jadi bahan ledekan.
"Maaf ya mas, aku cuma bercanda kok." Mengusap lengan Adam yang terbungkus jaket menenangkan Adam yang terlihat begitu kesal.
Adam hanya tersenyum tipis menatap Nisa, Nisa pun membalas senyuman Adam.
***
Pertunangan pun berjalan dengan lancar walaupun sederhana dan hanya di hadiri oleh keluarga dan saudara dekat.
Kembali lagi ke Jakarta bersama, Adam sudah melingkar kan cincin pada jari manis Nisa, tanda pengikat di antara mereka berdua. Cincin yang berlapis emas putih yang di pakaikan di jari manis Nisa sedangkan di jari manis Adam cincin berlapis perak.
"Wih mantul tuh yang baru aja tunangan." goda Rahma pada Nisa ketika ia melihat cincin di jari manisnya.
Nisa tersenyum bahagia, "Ya doain ya."
"Doain apa nih segera kawin maksud lu?" tanya Rahma dengan seringai di wajah nya.
"Ih nikah kali Ma masa kawin sih." Nisa tak setuju.
"Sama aja." sergah Rahma.
"Eh si Aldo belum datang?" tanya Rahma
"Belum Ma dia mah masih tidur kali di rumah nya, coba deh elu telpon dia ada dimana?"
Rahma memanggil Aldo di telepon dan Aldo pun mengangkat nya. "Masih dimana elu Do udah siang ini."
"Gue hari ini gak bisa masuk Ma badan gue gak enak banget elu bilangin sama dosen yang ngajar ya gue gak masuk." pintanya lirih
"Ya udah elu istirahat deh biar cepat sembuh." by by by.
"Kenapa dia?" tanya Nisa heran.
"Si Aldo sakit, dia gak masuk hari ini." sahut Rahma.
"Bisa sakit dia?" tanya Nisa bercanda.
Nisa dan Rahma pun tertawa. "Nanti kita kerumah yuk jengukin dia!" ajak Nisa.
"Okay"
Siang ini kebetulan jam kuliah sudah selesai, Nisa dan Rahma berniat untuk menjenguk Aldo sahabat nya itu sebelum Nisa pergi bekerja pada sore hari. "Eh bentar Ma gue kasih kabar dulu sama mas Adam biar dia gak usah jemput gue." tutur Nisa.
Nisa pun membawa ponselnya dari tas dan memencet tombol hijau memanggil nama Adam, tak lama panggilan pun di angkat. "Assalamualaikum mas hari ini aku mau jenguk Aldo jadi mas gak usah jemput aku ya nanti pulang dari Aldo aku langsung berangkat kerja ." jelas Nisa memberi kabar.
Adam pun mengijinkan nya, Nisa dan Rahma pun pergi menjenguk Aldo dengan menggunakan mobil Rahma.
Sesampainya di rumah Aldo yang terlihat sepi itu, Rahma dan Nisa melangkah ke depan pintu dan mengetuk nya.
Tok...tok... tok "Assalamualaikum." ucap salam Nisa dan Rahma barengan.
"Wa'alaikumussalam." sahutnya dari dalam.
pintu pun terbuka seorang pembantu Aldo membuka kan pintu. "Cari siapa ya?" tanyanya.
"Aldo nya ada? Kita sahabat nya Aldo tadi pagi dia bilang kalau dia sakit jadi kita mau jenguk dia." urai Rahma ramah.
"Oh begitu masuk deh non den Aldo ada di kamarnya lagi tidur mungkin." sahut bibi itu.
Rahma dan Nisa pun beranjak ke atas tangga mengikuti bibi yang berjalan menuju dimana kamar Aldo berada. "Den ada temen Aden nih datang katanya mau jenguk Aden." bibi itu berucap.
Pintu kamar pun terbuka, "Eh kalian mau ngapain kesini?" tanyanya heran.
"Eh temen kita oon ya Nis, kita mau jenguk elu lah Do masa kita mau minta makan, eh gak apa-apa sih kalau ada mah hahay." canda Rahma.
Aldo cuma diam saja menanggapi candaan Rahma males rasanya meladeni Rahma saat ini. "Masuk deh!" ajak Aldo
"Elu sakit apa sih Do ampe elu gak masuk kuliah?" tanya Nisa khawatir jarang-jarang Aldo tidak masuk kuliah.
"Tahu ni badan gue tiba-tiba gak enak gitu pas tadi pagi." jawab nya pelan.
"Elu dah periksa Do, penyakit jangan di biarin." seloroh Rahma.
"Udah tadi dokter dah kesini dan gue juga dah minum obat, agak enakan sih sekarang." Aldo menjelaskan.
"Syukur deh Do kalau dah baikan kita khawatir aja kalau elu sakit makanya kita langsung on the way kesini buat jenguk elu." ucap Rahma.
"By the way rumah elu sepi amat si Do bokap elu belum pulang?" tanya Rahma hati-hati.
"Mana mungkin bokap gue pulang kerjaan nya banyak sibuk ampe lupa ama gue anak nya sendiri." ucapnya kesal bercampur sedih dan kecewa.
Rahma dan Nisa saling pandang melihat raut Aldo yang berubah jadi sendu. "Elu yang sabar ya bokap elu kerja kan buat elu juga jadi elu harus ngerti, kita selalu ada kok buat elu jadi jangan merasa sendiri ya." ucap Nisa lembut menghibur Aldo.
"Ih apaan sih elu ngomong gitu bikin gue merinding." seloroh Aldo menyembunyikan perasaan sedihnya.
makasih Nisa Rahma kalau gak ada elu berdua gue sedih banget gue kesepian, tapi ada kalian berdua dalam kehidupan gue, gue bahagia banget hidup gue gak berasa sendiri.
"Jangan di tahan kalau mau mewek mah Do." goda Rahma saat dia melihat sahabatnya itu berkaca-kaca.
Hahaha mereka pun tertawa bersama...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Lasmi Kasman
sahabat sejati
2021-07-02
1
Darsih suranto
trio kwek kwek... sahabat sejati
2021-03-15
0
🌸EɾNα🌸
ceritanya keren ditunggu up nya Thor 👍
jangan lupa feedback ke ceritaku ya
"Kekasih Simpanan Tuan Muda"
makasih 🥰
2021-02-03
1