Seperti biasa setelah pulang dari kampus Nisa langsung on the way ke tempat kerja nya, sesampainya disana ia bertemu dengan pak Rangga ketika ia keluar dari ruangannya.
"Selamat sore pak Rangga?" sapa Nisa dengan sopan.
"Sore" sahut nya cepat lalu ia pun berjalan dengan angkuh melewati Nisa yang berdiri disana membuat Nisa mematung menatap nya.
kenapa dengan pak Rangga? apa dia marah ya sama aku gara-gara kemarin aku pulang bareng mas Adam, tapi kan apa salahnya kalau aku gak pulang bareng dia toh aku menemaninya sampai acara selesai.
Nisa menghela napas nya berat. "Aku jadi merasa gak enak sama pak Rangga." gumamnya.
Setelah sholat magrib di musholla yang di sediakan Nisa kembali bekerja untuk menggantikan temannya yang juga akan melaksanakan shalat, ketika keluar dari musholla Nisa bertemu dengan Rahma sahabat nya itu.
"Hay Nisa..." sapa Rahma girang.
"Ma elu lagi ngapain disini?" tanya Nisa aneh sahabatnya ada disana.
"Ya gue mau sholat lah ngapain lagi kalau datang ke musholla selain sholat." sahut Rahma cepat.
"Ishh gue tahu kalau ke mushola buat sholat, maksud gue elu ada perlu apa tiba-tiba datang ke tempat kerja gue." jelas Nisa kesal.
"Hehe gue ada perlu sama om gue Nis kata nyokap gue om gue lagi galau katanya, marah-marah mulu bawaannya." jelas Rahma.
Nisa tersenyum sambil manggut-manggut kepala. "Pantesan tadi aku sapa dia jawab nya ketus gitu." batin Nisa.
"Ya udah gue duluan ya Ma mau balik kerja lagi." ujarnya.
"Ok, ntar gue kesana deh." jawab Rahma.
Nisa hanya tersenyum berbalik arah untuk kembali lagi ke tempat kerjanya.
Setelah kembali mengerjakan tugasnya Nisa baru ingat kalau pak Rangga tadi dia lihat sedang keluar dan Nisa lupa memberi tahukan pada Rahma kalau pak Rangga sedang tidak ada di ruangan nya.
Ketika Nisa terdiam sebuah suara terdengar membuat Nisa tersadar dari diam nya. "Woy... bengong mulu ni lagi mikirin apa sih? Kawin?" suara Rahma mengagetkan.
"Ih Ma ngagetin mulu sih jadi orang kalau gue punya penyakit jantung gimana?" Nisa kesal.
"Ya kerumah sakit lah, susah amat sih hidup elu!" sahut Rahma cekikikan. "Sorry... sorry."
"Elu mau ketemu sama pak Rangga dia lagi gak ada di ruangan nya, tadi gue lihat dia pergi dari sore!" jelas Nisa pada Rahma.
"Iya gue tahu, gue di suruh nunggu katanya, om gue mau balik lagi kesini." urainya.
Nisa hanya menjawab dengan beroh ria saja.
Tak lama pak Rangga pun datang dan langsung mengajak Rahma ke dalam ruangan nya tanpa melihat atau pun menoleh pada Nisa, tidak tahu apa yang mereka akan bicarakan yang jelas Nisa tidak mau tahu urusan orang lain.
Jam kerja sudah selesai, saat nya Nisa pulang, malam ini Nisa tidak di jemput oleh Adam karena Adam pun masuk piket malam. Saat Nisa akan memesan ojol keluar lah Rahma dari ruangan pak Rangga.
"Nisa elu udah selesai kerja, mau pulang?" tanya Rahma.
"Iya gue mau pulang, Ma elu juga mau pulang ya?" tanya Nisa balik.
"Gue mau nyari makan dulu sama om gue yang ganteng yang gak ketulungan." sahut nya cekikikan emh elu mau pulang di jemput mas Adam ya?"
"Gak, gue pulang sendiri lagi pesan ojol, mas Adam lagi tugas malam jadi gak bisa jemput." jelasnya.
"Ojol nya udah dapet belum? Biasa nya jam segini suka susah." ujar Rahma.
"Iya ini dari tadi belum dapat ojol mungkin bentar lagi." sahut Nisa sedikit takut tak dapat ojol.
Pak Rangga pun keluar dari ruangannya menghampiri Rahma dan mengajak Rahma pulang tanpa menatap Nisa yang berdiri dekat dengan Rahma.
"Nis pulang bareng gue aja yuk kalau elu belum dapat ojol nya gue khawatir ini udah malem lho Nis." tawar Rahma pada Nisa.
"Om gak apa-apa kan kalau gue ajak Nisa pulang bareng, gue khawatir, ini udah malem Nisa belum dapat ojol nya. ujar Rahma.
"Queen kan udah punya calon suami, biar saja calon nya yang jemput!" jawab Rangga cuek.
"Ih om pak Adam lagi tugas malam jadi Nisa gak di jemput malam ini." jelas Rahma.
"Gak apa-apa Ma gue pulang sendiri aja paling bentar lagi ojol nya dapet." jawab Nisa sungkan.
Melihat suasana malam begitu sepi dan hanya ada satpam yang menunggu di pos Rangga sedikit khawatir dengan Nisa, ia takut terjadi hal-hal yang tidak di inginkan melihat Nisa seorang perempuan dan Rangga sebagai atasan Nisa dan Nisa yang menjadi karyawan nya juga ada rasa tanggung jawab di hati Rangga.
Rangga menghela napas nya panjang, "Baiklah om akan antar Nisa pulang." jawab nya tanpa melihat menatap Nisa.
"Ah thanks om, Nisa kita pulang bareng ya..."
Nisa tersenyum, "Terima kasih pak!" ucap Nisa lembut.
"Hemm." jawab Rangga berdehem.
***
Di dalam mobil Nisa yang duduk di belakang kemudi sedangkan Rahma duduk di samping Rangga dan Rangga yang mengemudi.
"Om kita jadi kan cari makan dulu sebelum kita pulang gue lapar!" tanya Rahma.
"Iya, mau makan apa memang?" tanya balik.
"Elu mau makan apa Nis?" tanya Rahma pada Nisa.
"Kok elu malah nanya gue sih Ma." Nisa heran.
"Ya sapa tahu elu tahu tempat makan yang enak, kita cari yang gampang aja deh om makan ayam crispy deh yang dekat sini." ajak Rahma.
"Hemm." jawab Rangga.
Setelah makan selesai, mereka pun kembali ke dalam mobil untuk pulang. "Om anterin gue pulang dulu ya soalnya apartemen om sama kontrakan Nisa kan searah, gak papa ya Nis kalau gue dulu yang di anter pulang?" tanya Rahma.
Nisa melirik sebal ke depan dimana Rahma duduk. "Iya gak apa-apa." jawabnya malas.
Tak lama sampailah kerumah mewah Rahma. "Om makasih ya udah anterin gue dan titip sahabat gue yang cantik ini ya." pesan Rahma pada Rangga, yang di tanggapi dengan melirik ke arah Nisa.
"Nisa gue duluan ya, hati-hati sama om gue dia suka main hati." canda Rahma cengengesan.
Nisa melotot kan mata kepada Rahma, ia merasa tidak enak hati kalau bos nya di buat candaan oleh Rahma, ya walaupun dia adalah om nya Rahma.
"Da...dah Nisa..." pamit nya.
"Saya tidak mau kalau saya di anggap sopir kamu, jadi kamu pindah duduk di depan." titah Rangga ketus, saat ia melihat Nisa diam saja duduk di belakang kursi kemudi padahal Rahma sudah turun.
"Eh ya baik pak." ucap Nisa gugup dan ia pun langsung beranjak duduk di depan samping pak Rangga.
Mobil yang di bawa Rangga pun melaju setelah Rahma turun dan masuk kedalam rumahnya dan setelah Nisa pindah duduk nya. Hanya keheningan yang terjadi di antara Nisa dan Rangga. Belum ada yang mau mengalah untuk untuk mengawali pembicaraan. Rangga begitu serius melajukan mobilnya.
kenapa sih pak Rangga ini dari tadi ngomong nya ketus begitu sama aku, salah aku apa.... ya?
20 menit kemudian Nisa yang tidak tahan dengan keheningan ini pun mencoba mengalah untuk berbicara. "Pak Rangga, saya mohon maaf kalau saya ada salah sama bapak dan maaf juga kalau keberadaan saya ini membuat Anda kurang nyaman dan terganggu, kalau bapak merasa keberatan mengantarkan saya pulang bapak turunkan saja saya disini, saya gak apa-apa kok pak." lirih nya sungkan.
Rangga menghela napas panjang, "Saya akan antar kamu pulang beri tahu saya alamat tempat tinggal kamu." jawabnya tanpa menatap Nisa.
"emh tapi pak saya jadi gak enak sama bapak karena saya sudah merepotkan bapak." sahut nya sungkan.
"Tidak ada tapi-tapian, kamu karyawan saya, kalau ada sesuatu yang terjadi sama kamu bagaimana? Ini tanggung jawab saya terhadap kamu, dimana saya atasan kamu dan kamu bawahan saya!" ucapnya tak ingin di bantah.
"Ba... baik pak maaf--" lirih nya.
kenapa saya jadi kesal gini sama kamu Queen saya tahu kamu gak ada salah sama saya, tapi saya cuma kesal saya mencintai perempuan yang sudah menjadi calon istri orang lain dan kenapa bodohnya saya bisa jatuh cinta sama kamu Queen...
"Pak di sini saja saya turun, itu tempat saya tinggal." tunjuk nya pada sebuah kontrakan yang berjejer. "Terima kasih pak Rangga sudah mengantarkan saya pulang." ucapnya sopan.
Rangga hanya mengangguk pelan, dan Nisa pun turun dari mobil Rangga lalu ia pun melangkah pergi. Rangga masih diam di tempat memperhatikan Nisa yang berjalan melangkah pergi sampai Nisa tak terlihat lagi.
oh jadi disini Queen tinggal tidak jauh dari apartemen saya.
Rangga tersenyum, "Queen... Apa saya bisa memiliki kamu, senyum mu, tutur kata mu dan semua yang ada dalam dirimu saya suka." gumamnya. "Seperti nya saya harus memperjuangkan kamu, ada pepatah bilang sebelum janur kuning melengkung kesempatan untuk memiliki mu masih bisa aku lakukan" seringai senyum di bibirnya.
bahkan janur kuning sudah melengkung pun bila ada kesempatan kenapa tidak?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Lasmi Kasman
Pak Rangga ku engak ada cewek lain aja
2021-07-02
1
Ciripah Mei
bau bau pebinor papol hrs bergerak cepat nanti nisa d ambil bos rangga
2021-06-30
0
Mia cempo
author...kenapa sii pak Rangga gangguin lagi ...janur kuning masih belum melengkung . ....gue mlh gemes dengan kata itu... lagian Uda tunangan orang masih saja ngejar*suami orang .... kalau orang berakal waras ya Ndak segitu juga..lagian pak Rangga Uda tua ..dan pak Adam masih mudah lebih cocokan pak Adam lah sama kak Nisa...
2021-06-01
0