"Sudah selesai?" tanya Rangga saat dirinya tiba di butik untuk menjemput Nisa.
"Sebentar lagi pak Nona Queen masih di dalam ruang makeup!" jawab karyawan yang mengenal pak Rangga itu.
Rangga melihat pergelangan tangannya untuk melihat jam yang ada di tangannya. "Oke saya tunggu di sini." ucapnya lalu ia duduk di kursi tempat menunggu.
Beberapa menit kemudian Nisa yang sudah di make over pun sudah selesai, Nisa pun keluar saat di beri tahu bahwa pak Rangga sudah menunggunya.
Rangga berdiri dari duduknya terpukau menatap tanpa berkedip begitu terpesona saat Nisa keluar dari ruangan nya, yang berdiri tepat di hadapan Rangga.
Nisa menjadi risih saat pak Rangga menatap nya seperti itu. "Emh pak mau berangkat sekarang?" tanya Nisa memutuskan tatapan Rangga.
Tersadar dari lamunannya Rangga yang terpesona kecantikan Nisa malam ini membuat ia menjadi malu.
Ekhemm... Rangga berdehem menetralisir kan tenggorokan nya yang tiba-tiba terasa kering. "Iya kita berangkat sekarang!" ucapnya cepat.
Mereka pun keluar dari butik itu menuju di parkirnya mobil, di bukalah mobil itu oleh sopir, Rangga dan Nisa masuk duduk bersebelahan di belakang kursi pemudi sedangkan yang membawa mobil adalah sopir pribadinya Rangga.
Di dalam mobil tak ada pembicaraan antara Nisa dan Rangga, hanya perkataan berupa perintah untuk sopir dari Rangga dan Nisa hanya mendengarkan nya.
Rangga melirik saat Nisa diam saja dan melihat Nisa hanya menatap ke arah kaca samping nya tanpa ada obrolan dengan nya rasa canggung di antara mereka membuat Rangga juga bingung untuk memulai obrolan apa dengan Nisa.
"Maaf ya saya ajak kamu ke acara saya, sebenarnya sih alasan pertama saya mengajak kamu karena saya tidak punya teman perempuan dan karena kamu paling paham tentang pemasaran jadi saya bawa kamu untuk menemani saya, gak apa-apa kan?" jelasnya.
Nisa menoleh saat akan menjawab ucapan Rangga, "Gak apa-apa pak saya mengerti kok." sahutnya singkat kembali menatap ke arah luar kaca mobil di sebelah nya.
"Oh ya kamu itu sahabat Rahma ya, sudah berapa lama kalian bersahabat?" tanyanya mencairkan suasana.
"Saya bersahabat dengan Rahma itu semenjak saya masuk universitas yang sama, sejak itu saya mengenal nya saya sudah merasa cocok berteman dengan nya, walaupun anaknya pecicilan dan ambyar tapi anaknya seru." ujar Nisa.
"Iya dia itu keponakan saya satu-satunya, dia juga suka banget jailin saya kalau ketemu, anak nya gampang berbaur jadi cepat akrab."
Nisa tersenyum tipis, membayangkan sikap Rahma yang begitu bar bar padahal dia itu anak orang kaya tapi dia tidak jaim seperti anak orang kaya lainnya.
Tak lama mereka pun sampai di acara itu. "Sudah sampai pak!" sopir itu berucap memberi tahu.
Rangga merapikan jasnya yang agak kusut saat duduk dan lalu mengajak Nisa keluar untuk masuk ke tempat acara itu. Acara di selenggarakan di hotel elit di ruangan VVIP.
Rangga dan Nisa turun bersamaan, Nisa mengekor berjalan mengikuti Rangga di belakang nya namun Rangga mundur mensejajarkan langkah nya dengan Nisa agar bisa berjalan bersamaan.
Banyak polisi yang bertugas berjaga di sekitar hotel, untuk keamanan dan kenyamanan para orang-orang penting disana. Saat Nisa berjalan mendekati pintu hotel ia menyapu semua pandangan yang terlihat di sana dan melihat seseorang yang sedang menatap nya dengan tajam. "Mas Adam" gumam Nisa melihat Adam yang sedang berdiri menyambut uluran tangan para tamu penting namun tatapan nya menatap ke arah dirinya.
Semakin mendekat Nisa dan Rangga melangkah, lalu Rangga pun mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Adam selaku ketua polisi disana. "Selamat malam pak!" sapa Rangga pada Adam
Adam menerima uluran tangan Rangga. "Selamat malam juga pak." sahut Adam pada Rangga dengan senyum tipis nya.
Nisa yang berdiri di belakang tubuh Rangga menjadi bingung harus bagaimana saat bertemu dengan Adam, secara saat ini banyak sekali orang dan juga teman-teman Adam, apa ia harus menyapanya atau diam saja.
Adam menatap Nisa saat Nisa memperhatikan nya ketika Adam berbicara dengan Rangga. Sorot mata keduanya begitu sama-sama merindukan, tapi Adam saat ini cemburu melihat Nisa pergi bersama laki-laki lain dihadapan nya tanpa memberi tahu.
Nisa tersenyum pada Adam dengan santai toh dia pikir Adam pasti mengerti dan dia tidak akan cemburu karena ini murni karena pekerjaan.
Adam semakin kesal melihat Nisa seperti senang saat pergi bersama laki-laki itu setelah kepergian nya untuk masuk ke dalam ruangan acara.
Nisa kamu sangat cantik memakai gaun itu tapi kenapa harus pergi dengan laki-laki lain saat memakainya dan kamu tidak memberi tahu saya kalau kamu pergi dengan laki-laki, dianggap apa saya ini sama kamu, saya calon suami kamu Nisa kamu harusnya memberi tahu saya kamu pergi kemanapun dan dengan siapapun. Ingin rasanya saat ini saya membawa mu pulang, memeluk mu agar rasa panas di hati ini berkurang.
Rangga dan Nisa duduk di kursi yang sudah di siapkan oleh panitia disana duduk paling depan karena Rangga ternyata seseorang yang sangat penting disana.
Adam pun masuk melihat kondisi keamanan dan kenyamanan di dalam ruangan itu sekaligus melihat Nisa disana.
Saat Adam menangkap sosok gadis yang sangat ia cintai dan ia rindukan, semakin panas api cemburu ketika ia melihat Rangga seperti membisikkan sesuatu ke telinga Nisa, dengan jarak yang begitu dekat dan Nisa terlihat mengangguk-anggukan kepala nya.
Adam menghirup udara yang saat ini terasa begitu pengap namun ia harus menahan rasa panas ini karena ia sedang bertugas.
Acara sudah dimulai berbagai acara satu persatu di tampilkan dan sekarang acara terakhir penyambutan untuk orang paling penting di acara itu pak Rangga yang akan menyampaikan kata-kata yang membangun jiwa semangat seseorang dalam berbisnis.
Ketika di panggil untuk naik ke atas panggung oleh MC disana Rangga berbisik kembali pada telinga Nisa karena memang sangat berisik di ruangan itu namun ia tidak sadar bahwa ada laki-laki yang salah paham menanggapi nya.
"Saya kesana dulu ya kamu tunggu sebentar." ucapnya lembut dengan senyum manis.
Selesai Rangga pun kembali duduk di kursi dekat dengan Nisa dan beberapa teman koleganya. "Wah pak anda hebat sekali di usia anda yang masih muda ini tapi kehebatan anda dalam berbisnis tidak di ragukan lagi." ucap teman koleganya. "Dan anda nona, anda sangat beruntung sekali menjadi wanita nya." pujinya dengan tawa nya.
Nisa tersenyum kaku dan Rangga melirik melihat ekspresi Nisa saat itu. "Hemmm anda bisa saja pak." jawab Rangga dengan senyuman di bibirnya.
andai saja itu terjadi, Nisa menjadi istri saya dan mau hidup bersama saya, saya sangat bahagia dan beruntung, tapi saya tidak akan dulu mengatakan bahwa saya menginginkan nya sebelum saya tahu benar-benar bahwa dia belum ada yang punya namun saya pastikan sebelum janur kuning melengkung saya akan terus berjuang untuk mendapatkan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Hany Hutagalung
hehehe...
perang asmara telah dimulai 🤭🤭😀😀😀
2021-07-16
0
Lasmi Kasman
bisa salah paham nih
2021-07-02
0
Ciripah Mei
aduh bisa knp km diem aj sih bukanny ngmng sm Adam aq jd sebel sm nisa
2021-06-30
0